"Kamu penuhi kebutuhan saya di ranjang, saya penuhi kebutuhan foya-foya kamu."
"Dasar cowok sintingggg!"
•••
Dilarang pulang malam malah pulang pagi?!
Akibat kebebalannya sendiri, Steffie Gunawan dipaksa menerima keadaan ketika kedua orang tuanya m...
Jangan lupa comment tanggapan kamu tentang part ini! Jangan lupa Follow buat dapet notifikasi updatetan selanjutnya.
Happy reading😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang gadis muda menatap bingung pada setiap pergerakan mamanya. Setelah kedua orang tuanya pulang dari acara makan malam berdua yang selalu mereka sempatkan di setiap bulannya, mamanya terlihat aneh.
Seingatnya sebelum berangkat mamanya masih kesal dengan dirinya. Tapi secara ajaib wanita yang telah melahirkannya itu mencium keningnya setiba keduanya sampai dirumah.
"Mama masakin makanan kesukaan kamu."
"Mah, mama gak papa kan?"
Steffie, gadis muda itu dapat melihat mamanya mengerutkan kening bingung.
'ini bukannya gue yang harus bingung?' batinnya
"Emang mama kenapa?"
Gadis itu memperbaiki posisi duduknya sebelum kembali bicara "Bukannya mama semalem masih kesel sama aku ya?"
Bukan jawaban yang dia dapat, mamanya kini malah tersenyum lembut penuh arti.
"Kok malah senyum sih mah, kok aku malah takut ya lihat senyum mama."
Laura langsung memasang wajah datar, jangan sampai putrinya curiga.
"Sembarang kamu! Emangnya mama setan apa?"
"Kamu kenapa gak suka gitu lihat mama kamu senyum, semalem udah papa sogok kalung biar gak kesel sama kamu lagi." Ucap seseorang yang memasuki ruang makan, bergabung pembicaraan bersama istri dan anak semata wayangnya.
"Oh pantesan, Steffie sih bukan gak suka mama senyum pa. Tapi aneh banget habis ngomel terus tiba-tiba cium aku habis pulang dinner sama papa."
"Hahaha, aneh-aneh aja pikiran kamu."
"Awas aja kamu kalau masih suka keluar malem, mama omelin lagi. Papa kamu udah tau, mama cepuin semalem."
"Ihh cepu mama." Sedikitnya, dia agak panik mengetahui mamanya yang ternyata melaporkan kenakalannya pada sang papa.
"Biarin, papa kamu juga setuju kalau nanti kamu bakalan di jodohin sama Sean."
Sambil menyeruput kopinya, lelaki paruh baya itu menatap gemas interaksi dua perempuan yang amat dia sayang.
"Gak mungkin, papa kan gak kayak mama."
"Enggak kok papa emang setuju. Sean sekarang udah sukses banget tau."
Steffie melongo, papanya pasti terkena jampi-jampi mamanya. Wajahnya seketika murung kala mendengar penuturan papanya.
"Harusnya papa bela aku tau, kalian kan gak tau Sean sebrengsek apa!"
