Room In Rome ( I )

7.3K 105 3
                                    

Angin bertiup perlahan, menerbangkan dedaunan yang sudah gugur dari pemegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin bertiup perlahan, menerbangkan dedaunan yang sudah gugur dari pemegangnya. Dewi bulan sabit menerangi langit yang kelam dengan cahayanya yang mempesonakan ditemani jutaan bintang yang berkelip-kelip indah. Keadaan sekeliling sunyi-sepi. Di satu lorong yang gelap, dua lelaki berjalan dalam keadaan terhuyung-hayang.

" Oh yeah? You came here for a fashion show ? " tanya Gillbert dengan kening terangkat. Matanya memerah. Di tangannya memegang satu botol whiskey.

" Yes. Tomorrow is the show. Yesterday evening I just did a photoshoot here " beritahu Flavio dengan senyuman di bibir merahnya.

" Oh... Aren't you tired doing that work? Why don't you rest in your room? ? " tanya Gilbert lagi sambil meminum whiskey

" I had a fight with my manager. He is very fucking fussy ! I wanted to party but he didn't give me permission so we fought. Damn!! " kata Flavio sambil menyepak angin dingin di udara. Dia berdecit samar. Tangannya meraup helaian rambutnya yang agak serabai dengan wajah yang memerah kerana mabuk.

Gillbert ketawa terkekeh-kekeh melihat keadaan Flavio yang kelihatan kusut itu, " Where are you from ? "

Flavio memandang Gillbert dengan pandangan datar. Dia mengalihkan pandangannya ke hadapan semula tanpa menjawab pertanyaan itu yang baginya tidak penting.

" Kau datang sini untuk apa ? " tanya Flavio dan bahunya terlanggar bahu tegap Gillbert.

Gillbert menggoyangkan jari telunjuknya, " No, no, no. Aku tak akan bagitahu kau " kata Gillbert bersama ketawa di bibir merahnya.

Flavio mencebik mendengar itu. Wajahnya yang manis terus menjadi kelat. Masam.

" Oh... Apakah kau mahu singgah di hotel aku ? Aku mempunyai beberapa hotel yang aku beli " ajak Gillbert sambil menarik tangan Flavio.

" Ha ? Hotel ? " tanya Flavio agak kebingungan. Jari-jemarinya yang halus menggaru rambutnya yang tidak gatal.

" Iya. Di hadapan sana " kata Gillbert dengan teruja. Senyuman lebar terukir di bibirnya yang kelihatan bengkak. Dia mengheret Flavio dengan agak kasar kerana Flavio berjalan terhuyung-hayang.

Beberapa minit mereka berjalan, Gillbert berhenti melangkah membuatkan Flavio ikut terhenti. Flavio memandang hotel besar di hadapannya dengan mata yang terkelip-kelip.

 Flavio memandang hotel besar di hadapannya dengan mata yang terkelip-kelip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE , FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang