Worry

572 28 5
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

" Seriously Vio ?! " teriak Anastasia dengan mata yang terbuntang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Seriously Vio ?! " teriak Anastasia dengan mata yang terbuntang besar. Dia menekup mulutnya kerana terkejut bila mendengar cerita Flavio.

Flavio menganggukkan kepalanya, " Iya. Aku tak tipu kau "

Anastasia terdiam beberapa saat kemudian dia ketawa girang. Dia terus memeluk tubuh kurus Flavio dengan erat.

" Wahhh... Aku tak sangka kalian jadian ya. Tapi lihat-lihat kembali, kalian sungguh secocok jika bersama. Bagus lah kalian sudah bersama. Ini hubungan yang bagus. Dari hubungan toksik, terus menjadi hubungan cinta. Good ! " kata Anastasia dengan gembira. Dia melepaskan pelukannya terhadap Flavio.

Flavio ketawa melihat keterujaan Anastasia, " Ni, aku nak pulang ni. Photoshoot dah selesai kan ? "

Anastasia mengangguk, " Kenapa nak cepat-cepat pulang ni ? Ada misi apa-apa ke malam ni ? " tanyanya dengan nakal.

Flavio ketawa dan menolak dahi bersih Anastasia, " Jangan mengarut ! "'

Gadis jelita itu hanya ketawa mengekek melihat wajah Flavio yang memerah bak tomato yang tengah ranum.

" Aku harap hubungan kalian berkekalan " ucap Anastasia dengan ikhlas. Dia senyum manis.

Flavio mengangguk. Dia mengusap kepala Anastasia, " Terima kasih Sia "

" Sama-sama. Eh ? Dah lah, kesian your honey tu tunggu kau "

" My hun can wait me "

Anastasia mencebik dan dia ketawa, " Tak baik buatkan orang tertunggu-tunggu. Pulang lah sana. Aku pun nak balik dah ni. Bye Vio. Jumpa lagi " Anastasia melambaikan tangannya dekat sahabatnya.

" Okay. Bye Sia. Jumpa lagi " Flavio membalas lambaian Anastasia itu dan dia berlari kecil ke arah Gillbert yang berdiri tidak jauh daripadanya.

" Dah ? " tanya Gillbert bila melihat Flavio berdiri di hadapannya.

Flavio senyum manis dan mengangguk dengan laju. Baru sahaja dia ingin berjalan, matanya menangkap satu kaki payung dekat tangan Gillbert membuatkannya kebingungan.

" Kenapa ada payung ? Hujan kah ? " tanyanya, keliru.

Gillbert senyum dan mengangguk, " Haah. Hujan "

" Lahh.. Ye ke ? " bibir Flavio termuncung ke hadapan bila mengetahui hujan turun. Sudah lah Gillbert parkir kereta agak jauh dari tempat photoshoot. Malas nya mahu berjalan.

" Dah, jom " Gillbert menarik tangan Flavio, membawak Flavio keluar dari ruangan tersebut.

Hujan turun dengan sungguh lebat membuatkan sekeliling tampak putih. Angin kencang menderu dengan laju memberikan kedinginan yang mencucuk hingga ke tulang.

LOVE , FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang