Murderous Frenzy

410 31 17
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Tubuh mungil menggigil kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh mungil menggigil kecil. Bibir merah delima itu bergetar kecil dengan keadaan yang basah kuyup.

Tangan yang bebas, menekup luka di lehernya yang masih mengeluarkan darah. Titik-titik darah merahnya mengalir deras, mengotorkan wajah pucat sang jejaka tampan.

Dia meletakkan tapak tangannya di dada bidang tersebut, menghalang darah yang membuak-buak keluar, membasahi baju dan tangannya. Peluh mulai keluar daripada kulit. Mata coklat gelap berkaca-kaca melihat dada Gillbert yang menerima peluru tersebut.

Bang !

Flavio terperanjat hinggakan dia menjerit kecil bila mendengar bunyi letusan tembakan tersebut. Dia memandang sekeliling. Wajahnya menjadi datar bila melihat kelab tersebut diserang oleh sekumpulan polis. Mungkin kerja penjualan haram sudah terbongkar.

" Gill.. Aku minta maaf... Aku bodoh.. " tangis Flavio. Air matanya bercampur dengan titisan hujan yang tidak berhenti-henti sejak seminggu lepas.

" Jangan bergerak ! " perintah itu mengejutkan Flavio.

Flavio memanggungkan kepalanya. Wajahnya menjadi pucat bila melihat tiga anggota polis berada di hadapannya sambil menyodorkan pistol ke arahnya.

Tubuh tinggi Gillbert yang terbaring di pangkuannya, dipeluk dengan erat. Dia menggelengkan kepalanya.

" Tolong aku.. Dia terluka " ucap Flavio, lemah.

Polis-polis itu saling berpandangan antara satu sama lain. Seorang anggota polis perempuan berjalan perlahan ke arah Flavio bersama pistol.

Polis perempuan itu melihat-lihat keadaan Flavio dan Gillbert. Dia terus menjerit.

" Mereka terluka teruk ! Panggil ambulans ! " pinta anggota polis perempuan itu dengan lantang.

" Baik ! "

Polis-polis itu membuat panggilan hospital.

" Jangan risau. Kalian akan selamat " ucap polis perempuan itu.

" Tapi.. darahnya.. semakin banyak " Flavio memandang dada Gillbert yang mengeluarkan darah. Tangannya yang melekap di dada itu, menggigil. Ketakutan menguasai dirinya.

" Bertahan lah. Ambulans akan datang tidak lama lagi " pinta polis perempuan itu sambil memegang bahu Flavio.

Flavio hanya diam. Darah di lehernya mulai keluar daripada celah-celah jari-jemarinya. Kepalanya berdenyut-denyut sakit bersama wajah yang mulai memucat. Dia merasakan dunianya seakan berpusing-pusing saat ini. Kedua biji matanya berpinar-pinar ke sana ke sini dengan tubuh yang mulai goyah.

Dia memandang jejaka tampan itu dengan nafas yang tersekat-sekat. Dia terasa panas saat ini. Kesakitan luar biasa mengalir di segenap tubuhnya. Dia tidak dapat menerangkan rasa sakit ini tetapi sakit ini terlalu perit sehingga dia tidak dapat menanggung nya.

LOVE , FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang