Fight About The Past

237 22 0
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Flavio keluar daripada lif apabila pintu platinum itu sudah terbuka ketika dia sudah sampai dekat lantai yang ingin ditujunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flavio keluar daripada lif apabila pintu platinum itu sudah terbuka ketika dia sudah sampai dekat lantai yang ingin ditujunya.

Kaki kurus melangkah hinggalah berhenti di hadapan sebuah bilik pejabat setiausaha peribadi milik sang tunangannya.

Tangan mengepal, sedikit ragu-ragu dan dia mengetuk perlahan pintu pejabat itu yang terbuka lebar. Berhati-hati.

Victoria yang sedang melihat-lihat komputer, terperanjat kecil apabila melihat pemuda manis itu mendatangi pejabatnya. Dia terus bangun daripada duduk dan sedikit membungkukkan badannya menandakan hormat terhadap Flavio.

" Boleh aku masuk ? " tanya Flavio dengan senyuman kecil di bibir.

" Iya, boleh, Encik Flavio "

" Tidak perlu menggunakan panggilan formal terhadapku. Panggil sahaja Vio "

Wanita jelita itu hanya mengangguk dengan senyuman sebaris.

" Ada apa-apa yang aku boleh bantu ? " tanya Victoria, sedikit kebingungan dengan kedatangan Flavio di pejabatnya, " Apakah Vio ingin berjumpa dengan Tuan Gillbert ? Tapi Tuan Gillbert tidak ada di office sekarang ini. Dia sedang di luar, berjumpa dengan klien "

Pemuda mungil itu menggeleng. Dia mencapai tangan Victoria, " Aku tidak mahu berjumpa dengan Gill. Aku ke sini kerana aku mahu berjumpa dengan mu "

" Dengan ku ? "

" Iya "

" Kenapa ? "

" Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu "

Victoria keliru. Dahi bersih berkerut, mencuba untuk memproses kata-kata pemuda manis di hadapannya ini.

" Boleh kita berbicara di kafeteria di lantai bawah ? " tanya Flavio dengan jari telunjuk dihalakan di lantai.

" Yes, sure " Victoria hanya menyetujui sahaja. Sejujurnya, dia panasaran dengan kata-kata Flavio. Perasaan ingin tahu melonjak-lonjak di dalam dirinya. Di mindanya sudah berteka-teka, apa yang ingin dibincangkan oleh Flavio hinggakan mencari dirinya, bukannya Gillbert ?

.....

Suasana sungguh canggung sekali apabila mereka berdua duduk berhadapan sebegini. Keadaan kafeteria yang sedikit sibuk tidak dipedulikan oleh mereka berdua. Malah biji coklat gelap menatap netra hitam legam milik wanita jelita tersebut membuatkan Flavio merasakan bahwa saat ini dia sedang berpandangan dengan Gillbert.

Iris hitam yang sama membuatkan degupan jantung Flavio menjadi kencang. Dia menggigit bibir bawah. Tangan mengetuk-ngetuk sudu besi di sisi piring kaca yang mengalas tapak cawan yang terisi air berwarna emas kecoklatan, rosemary tea.

LOVE , FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang