Accident

310 24 8
                                    

Jika mempunyai kesalahan typo dan bahasa, maafkan saya. Happy reading. Hope you guys enjoy this story ! Don't forget to comment, vote and share. Thank you.

Kaki panjang mencapai gitar yang berwarna coklat cair bersama tas ransel berbahan kulit di bahu kanannya. Dia mencapai tombol pintu. Baru sahaja ingin melangkah, satu suara membuatkannya terhenti berjalan.

" Hun.. "

Lambat-lambat, Gillbert menoleh ke belakang dan senyuman nipis muncul di bibirnya apabila melihat wajah manis itu. Dia mengangkat kening, bertanya tanpa berbicara.

" Kau nak pergi mana ? " tanya Flavio, berjalan ke arah jejaka tampan itu. Tangannya menarik-narik hujung sweatshirt yang dipakai Gillbert.

Tangan besar itu naik, mengusap kepala pemuda mungil dengan lembut. Lalu tangan itu menurun dan mengusap pipi memerah yang kelihatan lucu di pandangan matanya.

" Mahu pergi ke suatu tempat "

" Mana ? " tanya Flavio dengan mata terkelip-kelip, lucu. Bibir menggerucut ke hadapan, menggoda halus.

Ketawa kecil meletus dari bibir kissable semerah ceri, " Mahu ikut ? "

" Apakah boleh ? " mata coklat gelap berbinar-binar terang.

" Iya. Boleh. Mahu ikut ? " Gillbert kembali bertanya dengan kening terangkat tinggi. Senyuman masih berada di bibirnya.

Flavio mengangguk dengan senyuman lebar. Hatinya gembira apabila Gillbert mengajaknya. Berbunga-bunga riang, bergebu-gebu.

" Tunggu sebentar " tidak sempat Gillbert membuka mulut, tubuh mungil itu terus hilang dari pandangan matanya. Kepala digelengkan dengan senyuman manis di bibir.

.....

Flavio keluar dari dalam perut kereta. Dia senyum apabila melihat keindahan di hadapannya saat ini.

Mereka berada di tebing yang dikelilingi pohon-pohon pine yang tinggi. Kabut tebal membuatkan suasana sungguh dingin. Dari atas sini, Flavio dapat melihat pemandangan hijau yang nyaman dan jika dilihat lebih jauh lagi, dia akan dapat melihat bandar Paris. Lampu-lampu neon yang berwarna-warni kelihatan berbalam-balam dari kejauhan.

Sangat indah sekali.

Perlahan-lahan, dia duduk di hujung tebing yang agak curam. Kedua kaki bergoyang-goyang lembut. Semilir angin menegur nya membuatkan helaian rambutnya beralun di udara. Dingin tapi menenangkan.

Mata coklat gelap menunduk, memandang bawah tebing yang mempunyai sungai yang agak berombak dengan bebatuan yang berceratuk. Fikirannya mulai melayang dengan senyuman kecil di bibir.

Bunyi alunan gitar menyentuh pelupuk telinganya membuatkan Flavio menoleh ke belakang. Senyuman gergasi muncul di bibirnya apabila melihat Gillbert duduk di atas bumbung kereta dengan gitar di pangkuan. Kelihatannya lelaki kacak itu tengah mengelamun.

LOVE , FETISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang