Kata orang, bayangan meninggalkanmu saat gelap. Tapi bagiku, bayangan merangkulku kala gelap.
Kadang aku merasa bingung, kenapa orang-orang bisa sukses dan memiliki banyak pencapaian. Sedangkan aku masih berada di titik yang sama, tanpa perbedaan.
Aku yang terlalu lambat, atau mereka yang melaju terlalu cepat? Mengapa usahaku terasa sia-sia saja? Kapan aku bisa menjadi seperti mereka?
Tapi setelah kupikir-pikir lagi, kenapa aku malah membandingkan diriku terlalu banyak dengan mereka? Seharusnya, sekarang aku hanya perlu fokus pada jalanku tanpa perlu membandingkan.
Setiap orang berjalan dengan start yang berbeda, jalan yang berbeda, dan mungkin juga, akhir yang berbeda. Jika aku gagal sekarang, mungkin memang belum waktunya untuk aku bersinar. Selayaknya pesawat terbang, setiap orang memiliki jam terbang yang berbeda-beda. Mungkin hari ini bukan waktunya aku yang terbang, bisa jadi besok, lusa, atau hari yang akan datang.
Aku terlalu sibuk menatap langit, hingga lupa, bahwa aku bisa terjatuh karena tersandung batu di tanah. Aku terlalu sibuk berusaha menggapai bulan, hingga tak memperhatikan sayapku yang belum cukup kuat untuk terbang setinggi bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan untuk Diriku
Non-FictionBanyak orang diluar sana merasa lelah dengan semuanya. Mereka sibuk mencari hal yang bisa membuat mereka bahagia, dan membuat mereka tenang untuk menjalani hari-hari yang ada. Padahal, ada hal yang bisa mereka lakukan, untuk mendapat kebahagiaan dan...