Aku menerjang ombak di laut pasang, tanpa persiapan apapun, yang membuatku hampir tenggelam.
Berhenti berharap lebih kepada orang lain. Berhenti terlalu bersemangat disaat orang lain biasa saja. Berhenti memikirkan apa yang orang bicarakan. Aku ingin bisa melakukan itu, namun mengapa sangat sulit rasanya.
Aku, selalu menjadikan orang-orang di sekitarku sebagai prioritasku. Tanpa sadar meletakkan namaku sendiri di bagian paling akhir, dalam catatan orang-orang berharga dalam hidupku.
Aku selalu berfikir, bahwa kebahagiaan orang lain adalah tanggung jawabku. Padahal kenyataannya, aku hanya perlu bertanggung jawab atas hidup dan diriku. Kemarin, saat ini, ataupun nanti.
Aku selalu menggantungkan diriku pada orang lain. Saat orang lain tertawa, maka aku tertawa. Saat orang lain menangis, maka aku menangis. Saat orang lain marah, maka aku juga akan marah. Begitu seterusnya, dari dulu hingga sekarang, tidak ada yang berubah.
Sebenarnya siapa aku? Siapa jati diriku? Terlalu sering mengutamakan orang lain, membuatku lalai akan diriku sendiri. Sekarang, aku bertanya-tanya siapa diriku. Padahal aku tak pernah mencari tau, namun ingin segera mendapatkan jawaban.
Padahal, tidak ada yang menyuruhku bertanggung jawab atas hidup orang lain. Jadi, apa yang membuatku berfikir demikian? Namun, satu kisah mengubah pemikiranku.
Kisah itu dimulai dari seseorang bernama Fifi yang menerjang ombak, demi mendapatkan kalung milik temannya. Fifi melakukannya tanpa pelampung, dengan kemampuan berenang yang terbilang buruk. Saat itu Fifi hampir tenggelam ke dasar laut, untung saja seseorang menolongnya. Saat Fifi menepi ke daratan, temanya terlihat murung dan kecewa karena Fifi tidak berhasil mendapatkan kalung kesayangannya.
Saat itu Fifi menganggap dirinya tak berguna, dan temannya menjauhi Fifi karena menganggapnya tak berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan untuk Diriku
Non-FictionBanyak orang diluar sana merasa lelah dengan semuanya. Mereka sibuk mencari hal yang bisa membuat mereka bahagia, dan membuat mereka tenang untuk menjalani hari-hari yang ada. Padahal, ada hal yang bisa mereka lakukan, untuk mendapat kebahagiaan dan...