Ayah, bisakah memelukku sekali lagi? Aku masih merindukanmu hingga detik ini.
Ayah, duniaku tak baik-baik saja. Benteng yang aku buat terlalu mudah dihancurkan, sementara serangan demi serangan terus mereka lancarkan.
Ayah, anakmu ini telah membenci dirinya sendiri. Mungkin jika Ayah di sini, Ayah akan memarahiku tanpa henti.
Ayah, dulu ada seorang anak kecil yang kesal karena ayahnya terlalu mengekangnya, kini anak kecil itu justru merindukan dunia yang mengekangnya.
Ayah, bagaimana aku bisa menepati janji untuk mencintai diriku sendiri, saat aku tak percaya akan adanya janji yang ditepati. Dulu Ayah berjanji akan terus bersamaku hingga dewasa, sekarang Ayah kemana? Prosesku dewasa aku jalani tanpa adanya Ayah di sini.
Tapi apapun itu, Ayah, anakmu yang selalu mementingkan egonya ini mengakui, bahwa aku sangat menyayangimu.
Semoga kita bisa bertemu kelak, entah di dunia atau akhirat, entah di rumah atau surga. Anakmu ini akan selalu merindukanmu.
Aku mungkin terlihat tidak peduli kepada Ayah dan Ibu, tapi percayalah! Cintaku pada kalian, melebihi cintaku pada diriku sendiri.
Bisakah aku kirimkan tulisan ini pada kalian? Sebagai bukti bahwa aku mencintai kalian, aku mengabadikan kalian dalam tulisanku.
Malaikat tanpa sayap serta raja tanpa mahkota, kalian akan terkenang dalam hatiku selamanya.
Mungkin sebagian orang berfikir, bahwa apa yang aku tulis saat ini bukanlah hal yang berharga. Bukan juga hal yang bisa membuatku mengerti tentang diriku sendiri. Tapi tahukah mereka, mengakui cintaku pada kedua orang tuaku membuatku berdamai dengan egoku.
Ego yang membuat aku memberi jarak. Egoku berkata, aku sudah dewasa, jadi tak pantas bermanja atau mengatakan cinta pada orang tua. Dan aku mengalahkan egoku dengan mengakui bahwa aku mencintai mereka.
Tidak ada hubungannya? Mungkin iya, tapi aku ingin menyampaikan pada dunia, bahwa anak yang penuh ego ini telah berhasil menyatakan cintanya pada Ayah dan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan untuk Diriku
Non-FictionBanyak orang diluar sana merasa lelah dengan semuanya. Mereka sibuk mencari hal yang bisa membuat mereka bahagia, dan membuat mereka tenang untuk menjalani hari-hari yang ada. Padahal, ada hal yang bisa mereka lakukan, untuk mendapat kebahagiaan dan...