🔐 Chapter 101 🔐

83 8 1
                                    

TERKUNCI

[Tersedia hanya di PDF]

CUPLIKAN

***

HAH?!
HAMIL?!

Apo meneguk ludah kesulitan. “S-Siapa yang hamil, Yang Mulia? Saya?” tunjuknya ke arah hidung sendiri.

Raja Millerius pun tersenyum dengan tatapan mata penuh cinta. Dia sulit berkedip barang sejenak sangking bangganya kepada sang istri cantik jelita. “Tentu saja, Natta. Memang siapa yang tidur denganku selama ini? Mustahil pelacur random di luar sana, bukan?” jawabnya.

ANJIR!

“T-Tapi—tapi, tapi … apa sudah dipastikan, Yang Mulia?” kata Apo, terbata-bata. “Soalnya saya tidak merasakan perbedaan tuh. Biasa saja. Perut saya juga tidak makin besar. Lihat—”

Raja Millerius sudah meraba bagian itu, lebih cepat daripada tangan si manis. “Itu tandanya bayi kita sehat, Natta. Dia tidak banyak merepotkan,” katanya. “Bukankah senang jika badanmu dapat menyesuaikan dengan baik? Bahkan sejauh ini dia bertahan meski kau sering berlari.”

Fuck!

“Ugh, iya sih—cuman … masak betul berita yang Anda bilang?” bantah Apo, tak percaya. “Bukankah si peramal memprediksi bahwa saya belum  sembuh? Kok bisa sekarang tiba-tiba hamil? Usianya dua bulan lagi—umn—b-berarti, tumbuhnya sudah lama dong, Yang Mulia—"

“Memang kau percaya perkataan seorang peramal?” balik Raja Millerius.

“Eh?”

Apo mengerjap-ngerjap gelisah.

“Apalagi menjajakan jasanya di pasar kecil. Ha ha ha—sejak awal aku yakin dia tak se-ahli itu, Natta. Wajar bila sedikit meleset.”

Bedebah!

Kalau ini sih bukan sedikit lagi!

Tapi memang asal bunyi!

Taiiiiiiiiii!

Ah, sudahlah!

Dasar peramal gadungan jelek!

Aku tak rela ya, sekantung emas kemarin dibalas hasil sebegini ngaco!!!

Dih! Akan kutandai mukamu sampai kapan pun!

Omel Apo dalam hati. Dia pun terdiam dengan mata berkaca-kaca, sementara Raja Millerius memeluk seerat mungkin supaya Apo tak merasa kesepian. Agaknya dia tahu Apo belum sesiap itu punya tanggung jawab lebih. Apalagi Apo  lelaki tulen sebelum memutuskan tinggal bersamanya. Pasti hati Apo sekarang remuk sampai tak berbentuk. Kentara Apo sebal, marah, dan kecewa—tetapi juga bahagia untuk dirinya.

“Y-Yang Mulia … takut ….” rajuk Apo, bersamaan dengan pipinya basah semua. Si manis gemetar cemas hingga  suhu telapak mendingin. Raja Millerius pun mengusapnya sambil  membujuk supaya Apo mau berjuang semakin lama.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐓𝐇𝐄 𝐊𝐈𝐍𝐆'𝐬 𝐂𝐇𝐎𝐈𝐂𝐄 [🔐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang