9. Demam

288 14 0
                                    

"Bunda....hiks hiks bunda jangan tinggalin Tian,  a-ayah Tian gak mau di sini, hiks ti-an mau ikut Ayah..." Tian benci Ayah! Ayah jahat. " Heh anak haram pergi sana! Kita gak mau main sama kamu,! Pergi pergi hus- hus.. "Tian bukan anak haram!! Kalian jahat....hiks hiks."

"Gak,! Hiks...Bun-bunda..Bunda...!!

"Heh..,! yan, Tian bangun. Tian....,"
Haris menepuk berkali kali lengan Tian. "bangun Wooy! Lu mimpi."

"Haah.....!  kaget Tian. ia perlahan membuka matanya dengan cepat memeluk haris sambil menangis.

Haris yang tiba-tiba di peluk hampir buat ia terjungkal. Haris hanya pasrah, dan membalas pelukan sahabatnya itu. menepuk pelan punggung yang masih bergetar seraya mengucap kata penenang.

"Husst.. gak papa cuma mimpi, mimpi cuma bunga tidur."

Setelah sedikit tenang, Tian melepas pelukanya, ia menatap haris sekilas lalu menghela napas panjang,  "haah! Cuma mimpi."

Kalo tanya mereka sekarang ada dimana? Jawabanya di kosanya Haris"


Flashback

Setelah perdebatan singkat di parkiran sekolah tadi, akhirnya Tian setuju di antar pulang oleh Haris, kalo boleh jujur. ia masih sedikit pusing, Kalo di paksa naik motor nanti yang ada tiba- tiba oleng terus nabrak.  ya kan!   Huuh.!

"Tian, alamat lu dimana ini?"  Tanya Haris saat berhenti di lampu merah.

Sedangkan yang di tanya tak merespon, entah apa yang buat Tian melamun  Haris tak tau.

Lampu kini sudah hijau, haris kembali melajukan motornya dan tak bertanya lagi pada Tian.
Haris merasakan kalo saat ini Tian menyenderkan kepalanya ke punggungnya, terdengar dengkuran halus di belakangnya.
Seketika haris memberhentikan motornya di pinggir jalan lalu menoleh ke belakang.

"Ckk..  malah molor ni bocah. lhaa terus gue bawa kemane ini dia? Aelaahh!! Mana belum jawab pertanyaan gue lagi. Baru ketemu sehari udah nyusahin gue aja lu! untung lu sahabat gue, kalo bukan. udah--" belum selesei ngedumel. kepalanya di geplak seseorang siapa lagi kalo bukan Tian.

Plak..

"BERISiK..!  Pala gue pusing ini...! Makin pusing dengerin lu ngomel ngomel mulu."

"Lhaa, jadi dari tadi kaga tidur!"

"Hm."

"Terus napa tadi gue nanya? Lu gak jawab kampret...!!

"Nah, sekarang jawab alamat lu dima--na?-   "Ehh, lu sakit." Ucap panik Haris saat melihat wajah Tian pucat. Tanganya menyentuh dahi Tian.

"busett dahhh!!  Panas banget badan lu."  tampa pikir panjang ia sedikit membenarkan posisi Tian agar nyaman lalu segera mengadari motornya. "bawa ke kosan gue ajalah."

####

Pagi -pagi Tian sudah bangun, ya.. karena kemarin ia demam tinggi, akhirnya ia menginap di sini. Melihat haris masih tidur, ia tak tega membangunkan temanya itu.  toh ini masih terlalu pagi. Tian memutuskan untuk segera mandi  setelah selesei ia keluar kamar menuju dapur.

Sesampai di dapur, ia membuka kulkas melihat ada apa aja bahan yang bisa di masak.  Setelah menemukan bahan -bahan yang ia butuhkan, lalu segera ia memasaknya.

"Hmm, enak juga masakan gue. hehehe.. pasti Haris suka ma masakan gue." Sambil mencium bau masakan yang ia masak tadi.

Haris yang baru saja bangun, panik karena tak mendapati temanya itu di kamarnya.

"Tian -tian..!   Lu di mana?  Lalu keluar kamar.   "haahhh..."
Haris bernafas lega  saat melihat Tian berada di dapur.

"Ehh, Ris,  Udah bangun lu. Sorry yaa ? Gue mgerepotin lu kemarin.  nahh? Sekarang lu sarapan dulu, udah gue masakin."  ucap Tian sambil mengambilkan makanan untuk haris Setelah itu mereka makan bersama di sertai canda tawa.





Next

See you ❤️❤️🙏🙏









Bukan Anak HaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang