"Mommy...... bagas pulang....!!" Teriakan Bagas saat ia memasuki rumahnya, membuat wanita yang sedang duduk di ruang keluarga pun menghela napasnya lelah.
"Bagas Jangan teriak-teriak bisa kan Nak?" Mommy kaget tau."
"Hehehe..... Maaf, mommy..." Ucap Bagas sambil memeluk mommynya manja.
"Anak mommy kayaknya lagi happy banget, ada apa? hem." tanya Shinta lembut.
"Mommy tau gak! Tadi aku makan siang bareng daddy....aku seneng... banget.. ya? Sebenarnya aku tau mom, daddy mau juga karena terpaksa sihh." ucap Bagas sendu.
"Ehh, gak boleh ngomong gitu? mana mungkin daddy terpaksa. kalo daddy mau, itu artinya? daddy mau." Tutur Shinta melepas pelukanya pada putranya itu.
"Iya mom."
"Emang tadi Kamu ajak daddy makan siang di mana sih?" tanya Shinta mengalihkan pembicaraan agar putranya tak sedih lagi.
"Ohh, tadi aku ajak daddy makan di cafe tempat yang biasanya aku makan sama temen temen aku mom. di sana makanya enak banget lo mom,
apalagi yang jadi chefnya itu kakak kelas bagas.""Kapan-kapan aku ajak mommy makan di sana ya?"
"Iya."
"Yaudah, sekarang kamu ganti baju terus istirahat ya?
"Hm, iya mom." lalu pergi ke kamarnya.
Hari sudah malam, makan malam pun sudah selesei dari setengah jam lalu. Bagas, anak itu sudah terlelap, karena sudah jam 10 malam.
Shinta sekarang sedang berada di kamarnya. ia masih memikirkan tentang foto dan hasil tes pemeriksaan itu. ia harus bertanya soal ini pada suaminya nanti.
Tak lama pintu kamarnya di ketuk.
tok tok tok !
"Ya, sebentar," lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Ehh! Mas, udah pulang. maaf mas, tadi aku gak denger kamu dateng." ucap shinta.
"Hm, ya gapapa? Aku mau mandi dulu." ucap Adam lalu pergi ke kamar mandi.
setelah beberapa menit, Adam keluar dari kamar mandi .
"Mas, mas udah makan malam?" tanya Shinta sambil memberikan baju untuk adam suaminya itu.
"Belum," jawab adam memakai bajunya yang di berikan istrinya tadi.
"Yaudah, aku siapin dulu makanan buat mas. aku tunggu di ruang makan ya?" ucap shinta lalu keluar kamar.
saat ini Adam dan Shinta berada di ruang keluarga setelah makan malam, "Mas, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan sama Mas."
"Hm," jawab Adam singkat. membuat Shinta menghela napasnya kasar.
Memang hubungan antara Adam dan Shinta terlihat baik baik saja, tapi itu hanya di tunjukan di depan orang tua mereka dan putranya saja.
Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan dari kedua orang tua mereka, yang membuat mereka berdua mau tak mau harus menikah.
Mereka menikah tampa ada rasa suka atau cinta di antara mereka. lebih tepatnya hanya Shinta yang mencinitai Adam.
"Kamu mau bicara apa? Katakan!" ucap adam dingin.
Braakk!!
"Tolong, jelaskan apa maksutnya yang ada di dalam amplop ini? Mas." ucap Shinta setelah melempar amplop itu ke meja.
Adam mengeryit saat melihat amplop tersebut, "Bukanya amplop itu sudah aku buang? kenapa sekarang amplop itu ada pada istrinya, dari mana istrinya itu mendapatkanya?" Pikiranya.
Adam mengambil amplop tersebut, lalu membuka dan mengambil isi yang ada di amplop itu.
Saat membukanya, di ambilah selembar kertas dan foto yang di dalamnya. Jantunya berdenyut, rasa Bersalah selalu ia rasakan kala ia mengingat mantan kekasihnya yang masih ia cintai sampai sekarang.
Bodoh,bodoh,bodoh! itulah kata yang bisa ia katakan pada dirinya sendiri. Kini hanya penyesalan yang ia dapatkan, dan menyesal tak ada gunanya! tak bisa mengembalikan apa yang sudah pergi itu kembali. Bahkan anaknya sendiri tak mau mengakui dirinya sebagai Ayahnya, ia sadar semua itu terjadi karena dirinya, kesalahanya sendiri. Mungkin itu, karma untuknya.
"Mas ! Jawab... Kenapa diam!" ucap Shinta sedikit keras. membuat Adam menghela napas panjang..
"Haahh, baiklah. akan aku katakan yang sebenarnya!"
"Dia, mantan kekasihku. dan tentang hasil tes ini miliknya." jawab Adam meletakan amplop itu ke atas meja.
"Tapi, kamu tenang saja. dia sudah meninggal sepuluh tahun lalu."
"Maksutnya? Mas."
Akhirnya adam menceritakan semuanya pada istrinya , dari awal hubunganya dengan Indah yang tak di ketahui orang tuanya, seminggu sebelum pernikahan mereka Adam memutuskan Indah yang ternyata Indah tengah hamil, hingga enam tahun kemudian Adam bertemu Indah lagi. namun dalam kondisi Indah sakit dan meninggal, dan soal anaknya ia tak mengakuinya lalu membawanya ke panti asuhan.
Shinta terdiam, mendengar cerita suaminya itu, tampa sadar air matanya jatuh ia menangis. Ia menangis bukan karena sedih, tapi lebih tepatnya ia menyesal kenapa ia menerima perjodohan itu, kalau dia tau ada seseorang yang teluka atas kebahagianya dulu .
Setelah adam menceritakan semuanya, hanya hening tak ada yang bicara antara mereka berdua. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
Hampir lima belas menit, keheningan akhirnya Shinta bertanya pada suaminya.
"Mas," ucap Shinta terisak, "lalu sekarang anak kamu sama mbak Indah--" Shinta menjeda ucapnya menghela napas pelan, "apakah anak kamu masih tinggal di panti asuhan itu?" Adam mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Istrinya.
"Apa maksutmu?"
"Kalau memang dia anaknya Mas, kenapa harus tinggal di panti asuhan. kenapa Mas gak bawa dia ke sini, tinggal bersama kita di sin." ucap Shinta menatap suaminya.
Adam diam menatap istrinya. Ia bingung akan sikap istrinya itu, seharunya Shinta marah padanya? karena sudah berbohong. tapi kenapa Shinta malah bertanya di mana putranya sekarang.
Tampa mereka sadari, ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka.
Hay, aku up lagi?🤗
Vote and komen dechh kalo suka!
See you ❤️❤️🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Anak Haram
Teen FictionAKU BUKAN ANAK HARAM..... Teriak seorang anak kecil berusia 6 tahun sambil menangis terduduk di sebuah bangku taman sehingga semua orang orang yang ada di sekitar melihatnya dengan berbagai macam ekspresi. Mengapa dunia begitu kejam padanya, takdir...