Setelah 30 menit perjalanan kini Indah sampai di tempat Kostnya. indah membuka pintu lalu masuk mendudukan tubuhnya di kursi, tatapnya kosong seakan tubuh tanpa nyawa ia tak pernah menbayangkan hubunganya dengan Adam berakhir seperti ini. selama hampir dua tahun ia dan Adam menjalin hubungan semua berjalan dengan baik, yaa.. terkandang ada sedikit masalah tapi semua bisa mereka seleseikan. Meski hubungan mereka berdua tak di ketahui orang tua Adam, hanya beberapa dan teman indah dan Adam yang tau.
Tok tok tok....
Ketukan pintu nembuyarkan lamunan Indah," yaa..sebentar! Lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Oh ya Tante ada apa ya? Tanya Indah pada wanita tersebut.
"Saya mau nagih uang kost, kamu gak lupa kan! ini sudah jatuh tempo," ucap wanita itu sedikit kesal.
"Ya ingat tante, ini uangnya Tante. hm.., besok aku mau pulang ke kampung Tan. dan aku keknya bakal tinggal disana.
"Makasih ya Tante. selama ini udah baik sama aku, dan maaf kalo selama tinggal di sini ada salah sama tante. Aku sayang sama tante. aku boleh peluk tante." Tampa menunggu jawaban indah sudah memeluk wanita tersebut dengan erat.
Sedangkan wanita tersebut membalas pelukan indah. "ya sama -sama indah, tante juga minta maaf sama kamu." ucap wanita tersebut .
"Tante, aku boleh minta tolong sama tante." ucap indah setelah melepas pelukanya.
"Minta tolong apa?"
"Kalo ada laki -laki datang kesini nyariin aku. tante jangan kasih tau aku ada dimna ya? bisa kan Tan." wanita tersebut mengangguk memgerti. ia tau kalo indah pasti ada masalah dengan laki - laki itu. tapi ia tak mau bertanya. toh, itu bukan ursanya pikirnya.
*
*
*
Enam tahun kemudian.
"Bunda, aku main boleh?" Tanya anak kecil itu pada sang bunda yang sedang sibuk membuat kue yang akan di jual nanti.
"Boleh sayang," ucap indah seraya mengelus rambut putranya itu.
"Tapi, mainya gak boleh jauh jauh ya? Terus pulangnya jangan sore sore ya..""Oke Bunda," ucap Bastian sambil tersenyum manis lalu memeluk sang Bunda tak lupa mencium pipi bundanya setelah itu segera berlari keluar dari rumah.
"Tian.... Jangan lari lari ....!" Teriak indah pada putranya. namun tak di dengar oleh Tian. indah menghela napas panjangnya.
"Maafin Bunda sayang, semoga kamu tumbuh jadi anak yang kuat. meskipun kamu tumbuh tampa ada Ayah kandung kamu. Tapi Bunda janji akan jadi Ayah selagus ibu buat kamu. Bunda harap suatu saat nanti kamu bisa ketemu dengan Ayahmu," batin indah saat memandang punggung anaknya semakin jauh.
Kini sudah sore, namun putranya belum juga pulang, khawatir pasti. apa lagi ini pertama kalinya mereka tinggal di sini.
Ya.., setelah enam tahun tinggal di kampung. indah memutuskan kembali ke kota, karena masalah ekonomi jadi mau tak mau harus mencari pekerjaan untuk biaya mereka sehari hari. Dulu waktu di kampung indah berkerja sebagai (ART ) dan karena majikanya mau pindah ke luar negeri. Dan Indah terpaksa berhenti.
Seminggu ini indah sudah mencari pekerjaan, namun selama itu ia belum mendapat pekerjaan. Akhirnya Indah memutuskan untuk membuat kue untuk di jual keliling.
"Tian," Ucap Indah dan segera menghampiri putranya yang sedang menangis.
"Tian, kenapa nangis? Kamu jatuh. sini Bunda liat mana yang luka." Sambil memeriksa tubuh Tian. merasa lega karena putranya baik baik saja tak ada luka tapi kenapa putranya itu menangis. heran Indah biasanya putranya tak akan menangis, jika saat sakit atau luka baru ia menangis.
"Bun- bunda... a - apa benar Tian anak haram, k - kata.. teman teman Tian gak punya Ayah. jadi
Tian anak haram ya Bund." ucap Tian sambil menangis."Gak! Tian bukan anak haram, Tian punya Ayah. jadi bukan anak haram! ngerti," Ucap Indah
Memeluk putra kesayanganya itu."Sini, Bunda kasih tau. kamu punya Ayah, Ayah sekarang lagi kerja jauh... Suatu saat nanti kamu bakal ketemu Ayah kok. Jadi Tian jangan sedih,"
"Ini foto Ayah kamu."
Di sisi lain sosok pria dengan setelan jas berwana putih sedang menatap sebuah Foto seorang perempuan cantik yang sampai sekarang ia cintai.
"Indah, apa kabar kamu sekarang? Bagaimana keadaanmu apa baik baik saja, sekarang kamu ada dimana?"
Hay semua, part 2 udah aku up yaa? Masih ada part 3.
Next
See you ❤️❤️🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Anak Haram
Genç KurguAKU BUKAN ANAK HARAM..... Teriak seorang anak kecil berusia 6 tahun sambil menangis terduduk di sebuah bangku taman sehingga semua orang orang yang ada di sekitar melihatnya dengan berbagai macam ekspresi. Mengapa dunia begitu kejam padanya, takdir...