22. Belum siap

177 8 1
                                    

Adam terus mencari keberadaan Bastian, begitu juga dengan Bagas dan Rendi. Namun sudah hampir satu jam mereka belum juga menemukan di mana Bastian.

Sekarang sudah hampir jam sepuluh malam apalagi saat ini sedang hujan deras. Adam yang masih terus  mencari Bastian semakin khawatir dengan keadaan putranya itu,  dengan mengedarai mobilnya ia terus meneluri jalanan berharap akan menemukan putranya.

"Bang, bagaimana ini, hujanya makin deras ini." ucap Bagas pada Rendi. saat ini mereka berdua sedang berteduh di sebuah halte.

"Kita harus terus cari Bastian bagas, arrghhh... Sial !  Gue gak habis pikir sama jalan pikiran Bastian. Sifat keras kepalanya gak ilang-ilang!"  Rendi sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Bastian.  sudah berapa kali ia mencoba menasehati sahabatnya itu, namun Bastian ya tetap Bastian.  anak yang keras kepalanya sok kuat tapi nyatanya ia seseorang yang rapuh.

Bagas hanya diam lalu mengangguk, ia tak tau harus berkata apa. Saat ini pikiranya hanya tertuju pada Bastian kakaknya.

"Bang Rendi, Bagas."

Mendengar seseorang memangil namanya, Bagas maupun Rendi menoleh menatap seseorang yang sedang berlari ke arahnya.

"Haris," Ucap Rendi.

"Bang, gimana ceritanya Bastian bisa ilang! Sekarang gimana bang? Hujan lagi, sekarang dimana Bastian bang, pasti dia lagi kehujanan atau dia--"

"Hump!

"Bisa diem gak! Kalo nanya satu-satu," ujar Rendi dengan membekap mulut Haris.

"Hah-hah..   i-iya.. maaf bang ," ucap Haris setelah Rendi melepas bekapanya.

"Kak haris sih? Dateng dateng main nyerocos aja!"   ucap Bagas dengan memberikan sebotol air di tanganya.

"Ni kak, minum dulu."

"Hm, makasih?" ucapnya lalu meminumnya hingga habis setengah.

"Bang,  gimana bisaTian ilang?" tanya Haris lagi.

"Haahh ....  gue juga gak tau, gue Bagas sama Om Adam ketiduran, terus tau tau tau pas om Adam bangun.  Bastian udah gak ada. Nah kita cek CCTV,  ternyata Tian pergi keluar dari rumah sakit pake kursi roda. 

"Ris, kira kira lu tau kemana perginya Bastian pas dalam keadaan kek gini? Tadi sore Bastian sempat marah marah sampai ngamuk pas gue dateng sama Bagas."

Haris terdiam mendengar ucapan Rendi, ia berpikir sejenak.

"Apa mungkin Bastian kesana?" gumamnya.  tapi masih bisa di dengar oleh Rendi dan Bagas.

"Sana,  Di mana kak," ucap Bagas.

"Iya dimana Ris," sahut Rendi.

"Hm, semoga aja Bastian beneran di sana,   Makam bundanya."

"Makam," ujar Bagas.

"Iya, Gas. Biasanya kalo Bastian lagi ada masalah atau lagi sedih, pasti dia ke makam bundanya."

"Astaga! Kenapa gak kepikiran dari tadi sihh."  ucap Rendi meraup kasar wajahnya sendiri.

"Ya, mungkin abang terlalu khawatir, jadi gak sampe kepikiran kesana.

"Iya juga,  Gas. Coba telefon bokap lu sekarang ada mana?"  ucap rendi. Bagas pun segera menghubungi daddynya dan tak lama Adam menjawab telefonya.

"Halo Dad, Daddy sekarang ada dimana?"

"Daddy sekarang ada di tempat kosan kakakmu, tapi kakakmu gak ada di sini.  Kamu sendiri sama Rendi di mana?"

"Aku sama Bang Rendi juga kak Haris ada halte, dekat taman gak jauh dari rumah sakit.

Bukan Anak HaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang