⨳ 027 :: �

1.4K 89 3
                                    

Sean menatap takjub tempat pelelangan tersebut yang kini terlihat lebih megah saat didalam. "Tidak terlalu buruk hiasannya." Gumam Sean tersenyum tipis.

Tempatnya begitu ramai, yang sudah tentu banyak sepertinya orang-orang kaya yang berada disana. Sambil menunggu acara dimulai, setiap tamu sudah disiapkan beberapa jamuan minuman alkohol. Sean dan Luis juga saat ini tengah menenggak minuman alkoholnya.

"Awas saja jika mereka sampai mabuk." Celetuk Jasmine yang memperhatikan mereka dari atas. Jasmine, Gino dan beberapa anak buah Marvin kini mereka sedang menyamar menjadi pekerja disana, kebetulan Jasmine dan Gino berjaga diatas jadi sesekali bisa melirik yang terjadi dibawah sana.

Marvin dan Helena berada dimobil yang Luis dan Sean bawa. Jadi bisa dibilang mereka berada dipakiran sekarang, sesekali Marvin berbicara dengan Luis lewat alat yang berada di telinganya, semua anggota mafia yang lain juga sama halnya menggunakan alat tersebut.

Helena menyandarkan punggungnya pada kursi merasakan bosan yang melanda. Untung keadaannya kini sudah lebih membaik daripada yang sebelumnya. Dia sesekali melirik Marvin yang sibuk sendiri, karena Helena sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan selama menunggu.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Marvin membuat Helena terkejut saat dia tengah sibuk memejamkan matanya. Helena menegakkan tubuhnya menggeleng kecil.

Marvin menarik pinggang Helena menepis jarak mereka. Mengecupi bibir Helena sesekali sambil berbicara dengan Luis disana. Helena sendiri hanya terdiam memperhatikan Marvin dan membiarkan Marvin saat mengecupi bibirnya.

Hampir setengah jam Marvin sama sekali tidak mengajaknya bicara, rasa kantuk mulai menyelimutinya. Perlahan dia juga menyandarkan kepalanya pada pundak Marvin. Dia tidak mau mengganggu Marvin untuk sekedar mengatakan sesuatu.

"Babe," panggil Marvin berniat membangunkan Helena. Dia mengusap lembut perut Helena dan memberikan satu kecupan dipipi Helena.

"Uhm?" Helena bangun kembali dan mengumpulkan nyawanya agar fresh lagi. Dia mengucek matanya sekilas sebelum menatap Marvin.

"Kita harus segera masuk," kata Marvin. Dia menggenggam tangan Helena lalu menariknya keluar, mereka melihat parkiran yang memang sepi. Dengan segera Marvin membawa Helena melewati pintu belakang.

Pintu belakang sudah berhasil dibukakan oleh anak buah Marvin. Mereka berjalan menaiki tangga untuk pergi ke tempat Jasmine dan Gino. Marvin menyunggingkan senyumnya saat tahu penjagaan disana semua sudah diambil alih oleh semua anak buah Marvin. Dia bisa berjalan santai tanpa takut ada yang tahu.

"Bagaimana dengan 1,5 juta euro?" Sahut seorang pria mengangkat tangannya. James memberikan ekspresi tampak sedang berpikir. Namun seorang wanita tiba-tiba mengangkat tangannya. "Aku akan membelinya seharga 1,6 juta euro bagaimana?" Kata wanita itu.

"1,8?" Kini giliran Sean yang mengangkat tangannya. James menoleh ke arahnya. "Aku akan membelinya seharga 2 juta euro." Pria yang lain ikut mengangkat tangannya.

Marvin berdecih pelan, diam-diam dirinya dengan Helena memperhatikan mereka sebuah dari sebuah kamera yang berhasil anak buah Marvin letakkan diatas pojok kanan.

"2,2 juta euro." Seorang wanita lain ikut mengangkat tangannya. Sean juga kembali mengangkat tangannya. "2,3 juta euro." Ucap Sean.

Setelah cukup lama mereka melakukan pelelangan, pada akhirnya berlian itu benar-benar jatuh ditangan Sean. Dengan harga 3 juta euro.

"Apakah ada lagi yang lebih tinggi?" Akhirnya James membuka suara menatap orang-orang disana. Mereka tampak saling melirik ke kanan ke kiri apakah masih ada, namun ternyata sudah tidak ada.

Marvin jauh diatas sana memperhatikan berlian dalam sebuah kotak kaca yang dibawa oleh seseorang. Dia mengepalkan tangannya hingga urat-uratnya muncul, karena amarahnya semakin memuncak. "Sialan, itu benar berlian milikku," gumam Marvin.

"Jasmine, segeralah siapkan dirimu." Marvin berucap pada benda kecil ditelinga kepada Jasmine. Helena disampingnya tidak melakukan banyak hal hanya mengikuti Marvin dan arahannya.

"Kita akan turun," ujar Marvin berdiri langsung melangkah begitu saja keluar. Dengan segera Helena berlari mengejarnya dan mencoba menyamakan langkah kaki Marvin yang lebar.

Setelah berlian itu ditujukan melewati beberapa orang disana, anak buah James kembali akan membawanya ke dalam. Jasmine dan Gino sudah berdiri berjaga untuk mengambil alih berlian tersebut dari mereka.

"Biar kami yang urus untuk kedepannya," ujar Gino menahan dua anak buah itu. Jasmine masih berdiri bersandar memperhatikan Gino.

Tampak dua anak buah itu kebingungan. "Tuan James mengatakannya, agar kami membawanya hingga ke dalam," ujar salah satu anak buah tersebut.

"Kalian tidak perlu repot, kami yang akan membawanya." Balas Jasmine berjalan mendekati mereka. Anak buah tersebut tentu semakin kebingungan, sejak kapan anak buah James ada seorang dari wanita?

"Siapa kalian sebenarnya?" Celetuk anak buah satunya. Gino dan Jasmine berpandangan sebelum tersenyum miring. Mereka berdua segera menghabisi dua anak buah tersebut hingga tepar. Dengan cepat mereka membawa berlian tersebut untuk keluar dari sana lewat pintu belakang.

Saat Jasmine dan Gino baru saja berbalik mereka tepat sekali bertemu dengan Marvin dan Helena. "Tepat sekali kalian sudah berhasil, jangan lupa kabari Sean dan Luis disana. Kalian cepat pergilah bawa berlian itu kembali ke markas kita." Ujar Marvin yang langsung diangguki Gino dan Jasmine.

Marvin melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. Dari ujung dia bisa melihat raut James yang tampak masih bahagia, dia menyenggol Helena. "Pancing dia," bisik Marvin.

Helena mengerutkan keningnya. "Bagaimana dengan memancingnya?" Tanya Helena. Marvin tersenyum miring menarik Helena semakin maju lalu dia berpindah dibelakang Helena dan melingkarkan kedua tangannya dipinggang Helena.

"Kamu harus bisa memancingnya," ucap Marvin memiringkan kepalanya mencium bibir Helena. Dia melumat dan menghisap bibir pink itu. Helena kewalahan saat membalas ciuman Marvin karena otaknya sedang berputar apa yang sebenarnya Marvin maksud, bagaimana dia memancing James?

Helena akhirnya mendapatkan sebuah ide, tapi dia tidak bahwa ide ini akan berhasil atau tidak. Helena membalikan badannya menghadap Marvin. Dia melingkarkan tangannya dileher Marvin, entah Marvin mengerti atau bagaimana dia segera menggendong Helena tanpa melepas pautan mereka.

Tangan Helena bergerak mengambil menarik benda kecil itu ditelinga Marvin untuk menggunakannya, Helena melepaskan pautan mereka lalu menghubungi seseorang dari sana. Marvin tampak abai dengan itu, dia hanya sibuk menatap bibir cherry itu yang kini terlihat basah.

James terkejut saat tiba-tiba lampu disana padam. Semua orang juga terkejut yang berada disana saat lampu yang tiba-tiba disana mati termasuk Sean dan Luis yang berada disana. Semua orang mengalihkan pandangannya karena tak lama dari itu satu lampu menyala dan menyorot pasangan yang tengah asik berciuman, dia Helena dan Marvin.

"Lihatlah, apa yang tuan kita lakukan?" Sean menyenggol tangan Luis. Luis menggeleng-gelengkan kepalanya, dia menarik Sean untuk segera keluar. Mereka berdua diam-diam keluar dari sana, ini seperti sebuah peringatan jika mereka harus pergi.

Merasa semua ini tidak benar, James turun hendak mendekati kedua pasangan tersebut. Namun langkahnya terhenti, saat wanita tersebut menatapnya. "Helena?" Gumam James terpaku. Dia tidak bisa melihat pria yang menggendong Helena karena posisi pria tersebut memunggungi nya sekarang.

"James, You just look like fuck," kata Helena yang masih dapat didengar oleh James karena ruangan yang kini sedang hening. Helena turun dari gendongan Marvin dia kembali menatap James dan memberikan sebuah jempol yang dia turunkan ke bawah, jangan lupakan bibirnya tersenyum miring.

Helena menarik Marvin untuk pergi, setelah itu tiba-tiba lampu padam kembali dan menyala seperti semula. James berlari hendak mengejar Helena namun matanya membelalak terkejut saat mengetahui anak buah yang membawa berlian tersebut kini sudah terkapar dilantai.

Dia menoleh saat mendengar suara deru mobil yang keluar, dengan segera James menelpon anak buahnya dan dia ikut membawa mobilnya untuk mengejar mereka semua. "Sialan, Helena." Gumamnya.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) MAFIA | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang