⨳ 034 :: �

1.2K 71 4
                                    

Semua anggota mafia kini kembali bergabung diruangan rapat atas permintaan Marvin. Namun kali ini tanpa adanya kehadiran Jasmine, Rylie, dan Helena. Marvin sendiri yang meminta, topik kali ini lebih ditujukan pada anggota mafia inti seperti Sean, Gino, Luis dan Ashley.

"Kapan kita akan memulai penangkapan James? Beberapa anak-anak yang sedang memata-matai mengatakan bahwa James masih berada dikota ini." Ujar Luis menatap Marvin.

"Menurutku, kita harus segera menangkapnya sebelum dia melarikan diri. Tidak mungkin tuan membiarkannya begitu saja bukan?" Tambah Sean. Marvin masih tampak tidak bersuara, dia memberikan waktu untuk anggotanya mengeluarkan pendapat-pendapat mereka.

"Tapi ada satu hal yang lebih aneh menurutku. Mengapa dia begitu santai kesana kemari tanpa merasa bahwa dirinya saat ini sedang menjadi incaran." Celetuk Gino. Sontak semua menoleh padanya seolah ada benarnya yang dikatakan Gino.

"Kemungkinan ada yang sedang dia rencanakan, sejak awal saja dia memang selalu terlihat begitu santai." Balas Sean.

Marvin mendengus kasar, dia menyandarkan punggung pada kursi kebanggaan nya. "Kita akan menangkapnya lusa, kalian tentu sudah tahu apa yang harus dilakukan bukan?" Marvin membuka suara menatap satu persatu bawahannya.

"Dan jika dia sedang merencanakan sesuatu, kemungkinan dia menggunakan rencana kuno." Lanjut Marvin tersenyum miring. Dia mengangkat kaki kanan lalu menyilangkan kakinya.

"Rencana kuno?" Tanya Sean mengerutkan keningnya menatap Marvin kebingungan.

"Melalui ancaman, tidak sekali dua kali kita berurusan dengan orang-orang seperti itu." Ujar Luis menjawab pertanyaan Sean.

⌑ 𖣯 ⌑

Jasmine memperhatikan wajah James yang terlihat masih tertidur dengan pulas. Tangannya bergerak mengusap setiap pahatan wajah James dari mata hingga rahang James. Katakan saja semalam Jasmine sudah kehilangan akal berhubungan dengan James.

Semua bermula setelah mengetahui sebuah fakta yang dia telusuri sendiri. Jasmine pergi ke club diam-diam dan akhirnya pengaruh alkohol berhasil memengaruhi dirinya. Saat itu James kebetulan ada disana dia membawa Jasmine dan terjadilah kejadian yang tak pernah Jasmine duga.

Jasmine tersentak saat tiba-tiba tangan James menariknya untuk digenggam. "Apa yang kamu lakukan, hm?" Tanya James dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Ah, tidak apa-apa." Jawab Jasmine sedikit gelagapan saat tahu dirinya terciduk sedang memperhatikan wajah James yang sedang tertidur. Dengan segera Jasmine hendak bangun untuk pergi ke kamar mandi, namun James lebih cepat menahannya.

"Jangan terburu-buru, kemarilah berbaring kembali." Ajak James lembut menepuk kembali ranjangnya. Akhirnya Jasmine memilih kembali berbaring bersama James disampingnya.

"James.." panggil Jasmine pelan. James hanya berdehem sebagai jawaban membuat Jasmine terdiam memikirkan kembali apakah dia bisa mengatakannya atau tidak.

"Uhm, apakah kamu mempunyai dendam yang besar pada seseorang?" Tanya Jasmine akhirnya memilih bertanya padanya. James tampak terkejut membuka matanya karena pertanyaan Jasmine, namun setelahnya dia hanya menghela nafas kecil.

"Iya, sedari kecil aku sudah menyimpan dendam pada seseorang." Ujar James. Jasmine masih setia menatap James dengan harapan James bisa bercerita lebih panjang mengenai hal itu.

"Ayahku yang sama sekali tidak bersalah dalam hal apapun harus terbunuh dihadapan aku sendiri." Lanjut James. Pandangan James kini menghadap lurus ke depan mencoba mengingat kembali masa lalu yang menyakitkan untuknya.

Flashback

20 years ago..

Ayah James menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan kekhawatirannya. "James, aku tahu kamu ingin tetap bersamaku, tapi tempat ini berbahaya. Tolong, ikuti ibumu. Aku akan segera menemui kalian setelah situasi ini teratasi."

James menatap ayahnya dengan mata bulat, penuh tekad. "Tidak, ayah! Aku harus melindungimu, seperti pahlawan dalam buku ceritaku. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian."

Ayah James mencoba memberikan senyuman lembut, meskipun kekhawatiran masih terlihat di matanya. "James, kamu adalah pahlawanku. Tapi sekarang, pahlawan harus melakukan apa yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Pergilah bersama ibumu, tolong."

Mereka berdua merasakan ketegangan di udara, suara sirine dan langkah-langkah cepat orang-orang berjas hitam semakin mendekat. James meraih tangan ayahnya dengan erat. "Ayah, aku takut kehilanganmu."

Sementara itu, suasana di dalam tempat tersebut semakin tegang. Cahaya lampu yang redup menciptakan bayangan di setiap sudut, dan aroma logam dari pintu besi yang terbuka menambah kesan mencekam. Orang-orang berjas hitam bergerak dengan sigap, mencari barang berharga di sekitar ruangan.

Tidak sembarang orang bisa datang kemari untuk melihat barang-barang mahal itu, namun sekarang tiba-tiba begitu banyak orang-orang berjas hitam masuk dengan membawa senjata tajam masing-masing membuat semua orang yang berada disana berlarian kesana kemari menyelamatkan diri sendiri.

Untuk ayah James, dia tidak mungkin melarikan begitu saja sebelum mengamakan berlian yang sangat berharga diantara yang lainnya. Ibu dan James ikut andil dalam itu untuk menyembunyikan ke tempat yang lebih aman sebelum mereka melarikan diri.

Namun belum selesai mereka berhasil menyembunyikan nya, tiba-tiba sebuah suara langkah kaki membuat mereka berhenti. Pintu terbuka, menampakkan sepertinya sepasang suami istri yang tidak jauh sama berpakaian seperti orang-orang sebelumnya berjas hitam.

"Siapa kalian?!" Tanya ayah James bergetar. Satu tangannya dia gunakan untuk memegang berlian dan satunya dia gunakan untuk memegang senjata tajam.

Bisa katakan saja orang-orang yang berada disamping sepasang suami istri berjas hitam itu adalah anak buah mereka. Anak-anak buah itu hendak menangkap ayah James dan keluarganya namun segera ditahan yang bisa dibilang itu adalah bos nya.

"Kami tidak akan melakukan kekerasan jika kau bisa memberikan dengan mudah berlian tersebut." Ujar bos itu. Dengan cepat ayah James tentu menggelengkan kepalanya, berlian ini adalah barang yang berharga tidak bisa dia berikan begitu saja pada orang lain.

Ayah James menatap bos itu dengan tegas, memegang erat berlian di belakang tubuhnya. "Aku tidak akan memberikan berlian ini pada siapa pun, terutama pada orang yang mencoba mencurinya. Aku bekerja keras untuk mendapatkannya dan aku tidak akan membiarkan orang lain mengambilnya dariku."

Boss itu mengangkat alisnya, tampak tidak senang dengan jawaban ayah James. "Kamu berani menantang ku? Kamu tahu siapa sekarang sedang berhadapan?"

Ayah James tidak mundur. "Aku tahu siapa dirimu, tapi itu tidak membuat kamu berhak atas berlian ini. Aku akan melindunginya."

"Kembalikan berlian itu, sebelum kamu menerima konsekuensinya." Ancam boss besar pada ayah James. Tanpa ragu tiba-tiba ayah James memukul boss itu hingga hampir terjatuh membuat semua orang disana terkejut.

"Kau memang kurang ajar, habisi dia dan keluarganya." Perintah boss itu pada anak buahnya lalu terjadi perkelahian besar disana. Boss itu pergi bersama istrinya, entah apa guna istrinya mengikuti dia saat ini.

"Semua ini karenamu, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Membawa berlian tersebut bersama selingkuhan mu?" Tanya boss itu pada istrinya saat mereka sudah berada diluar.

Berlian itu memang milik mereka, berlian mereka diambil oleh istri dari pemimpinnya sendiri. Namun mungkin karena sang istri ketakutan dirinya akan ketahuan, dia membuang sembarang berlian tersebut dan hingga akhirnya disini, berlian itu ditemukan oleh orang-orang yang bekerja ditempat ini termasuk ayah James.

"Apa maksudmu? Aku tidak pernah selingkuh dengan siapapun!" Balas istri boss itu dengan tegas. Boss itu tidak menggubrisnya, dia segera pergi meninggalkan sebuah foto. Boss itu juga memberikan kode pada anak-anak buahnya untuk menangkap juga istrinya.

"Dasar kau mafia sialan!" Pekik istrinya, atau yang sudah bisa dibilang mantan istrinya. James bersembunyi di balik beberapa barang untuk menghindari peluru-peluru yang melesat. Dia terisak dan mendengar semua yang boss dan istrinya katakan, "Mafia?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

Maaf kalau bagian flashback nya agak belibet, malam ini aku double up karena di bab-bab sebelumnya suka ada yang minta tapi aku belum bisa kabulin otaknya masih buntu hehehe

(✓) MAFIA | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang