Bagian 2 : Juan

204 16 2
                                    





















Juan telah rapih, mengenakan pakaian casual yang terlihat begitu cocok dengan tubuh tingginya, sebagai seorang pemilik agensi hiburan Juan tak terikat dengan aturan gaya berpakaian jenis apapun dan itu membuat lelaki yang begitu memperhatikan fashion itu lebih leluasa menjadi dirinya sendiri. Kacamata bertengger di hidung bangirnya lalu sebuah arloji dengan merek ternama juga terpasang apik di pergelangan tangannya. Lagi-lagi dapat Niana akui jika Juan tak pernah gagal membuatnya jatuh hati.

"Mau langsung ke kantor Kak?" Tanya perempuan yang akrab di sapa Nana itu. Niana terlihat mengenakan pakaian tidur tipis dengan tali yang lebih tipis dari lebar jari kelingking membuat setiap jengkal dadanya masih dapat juan lihat dengan mata telanjang.

"Aku ke rumah sakit dulu, mertuaku minta aku datang gak tau juga ada urusan apa," Jawab Juan seadanya.

Bukan hal baru bagi Niana, Juan yang begitu panas di malam hari akan berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sedingin kutub pada pagi hari. Tetapi hal itu malah menambah daya tarik Juan di mata seorang Niana perempuan yang buta cinta.

"Ohh ... " Niana mengangguk, tungkainya berjalan menghampiri Juan, lelaki yang entah harus apa Niana menyebutnya itu juga turut menatapnya mengaitkan kedua tatapan mata lalu tersenyum.

Berciuman di pagi hari bukanlah sesuatu yang baru, saat Juan menginap bahkan morning seks terkadang menjadi pilihan keduanya. Sayangnya Juan memiliki urusan dengan istri serta mertuanya, Niana tak dapat melakukan apapun dengan hal itu.

"Kabarin aku kalo kamu pergi ke kantor," Ujar Juan ketika ciuman terlepas, lelaki itu mengusap rambut Niana lalu beranjak pergi Meninggalkan perempuan cantik itu sendiri. Helaan napas Niana tarik dalam, bahagia dapat melihat Juan hampir setiap hari tetapi ketika dirinya menyadari fakta jika lelaki yang begitu ia puja itu bukanlah hanya untuknya sedikit rasa sakit tentu saja Niana rasakan. Namun semua itu terkalahkan oleh perasaannya, Niana ingin memiliki Juan walaupun hanya separuh, walaupun tak utuh, walaupun hanya sebagai teman penghangat malam yang akan di lupakan saat pagi menjelang.







***





















Senyum lebar Juan lihat ketika langkahnya memasuki ruangan dengan aroma obat kimia yang begitu menyengat hidungnya. Senyuman perempuan yang telah tiga tahun terakhir membersamainya, perempuan yang selalu menyajikan senyum sehangat matahari itu turut andil dalam membuat bibirnya lengkungkan senyuman manis.

"Morning!" Marissa sedikit memekik ketika menyapanya, Juan dengan gemas lalu menghampiri sang istri kemudian memeluk perempuan dengan jarak usia lebih tua dua tahun itu erat.

"Morning," Sahutan Juan terdengar begitu lembut dan hangat, "Mami sama Papi?" Tanya Juan heran karena tak mendapati keberadaan mertuanya di sana.

"Agak telat, kamu udah sarapan di kantor?" Tanya Rissa dengan polosnya. Ya, Rissa yang memiliki jadwal jaga malam tak pulang ke rumah sedangkan Juan beralasan ia berada di kantor dan menginap di sana tanpa mengetahui apa saja yang telah suaminya itu lakukan sebenarnya, Rissa percaya.

"Belum nih, aku gak nafsu sama makanan kantor," Alasan yang cukup untuk membuat sang istri terlihat iba, Rissa mengerucutkan bibirnya lalu memeluk kembali Juan dengan erat.

"Maaf seminggu ini aku full jaga malem," Rengek perempuan itu gemas, Juan yang melihatnya segera mencium pipi bulat Rissa.

"Gak apa-apa, yang penting kamu jaga kesehatan dan jangan sampe sakit, masa dokter sakit."

Keduanya lalu berkelakar juga berceloteh tentang berbagai hal, Juan adalah lelaki yang telah mencintai Rissa selama lebih dari sepuluh tahun dan tentu saja Rissa merupakan sosok yang begitu Juan jaga perasaannya, maka dari itu ia akan berusaha keras menutupi hubungannya dengan Niana, apapun yang terjadi Juan tak akan membiarkan Rissa mengetahui kelakuan brengseknya di luar sana.










Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Tbc ...

Ayo vote guys!

BACKBURNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang