Bagian 20 : Penebusan dosa

118 13 1
                                    



















Kesepakatan di buat, keduanya telah setuju dengan berbagai hal yang pada akhirnya mau tak mau mereka lakukan. Yang terakhir yang harus mereka lakukan adalah membuat Juan menjadi orang bodoh agar situasi tak semakin memburuk. Langkah pertama adalah milik Marissa, mengakui lalu melihat apakah yang akan Juan lakukan terhadap rumah tangga mereka, serta membuktikan perkataan Niana jika Juan tak akan pernah meninggalkannya sekalipun Marissa tak akan memberikannya keturunan.

Setibanya di rumah rupanya Juan sudah terlebih dahulu berada di sana, namun lelaki itu terlihat tengah bersiap untuk pergi dan Marissa dapat tebak Juan akan menemui Niana, Marissa yakin akan hal itu.

"Lho, Sayang, udah pulang? Aku pikir kamu ada jadwal mendadak," Marissa menggeleng, lalu ia berjalan memeluk Juan erat. Marissa tiba-tiba menangis terisak seolah segala yang selama ini ia tahan ia tumpahkan.

"Juan .... " Marissa semakin mengeratkan pelukannya, "aku tau semuanya .... " Lirih Marissa. Dapat Marissa rasakan tubuh Juan menegang, ia tahu Juan terkejut akan apa yang akan ia ucapkan.

Juan kemudian melepaskan pelukannya dan menatap Marissa dengan iris mata bergetar, "kamu tau apa?" Tanyanya penuh khawatir.

"Aku tau semuanya, kamu sama Niana, dari awal. Kamu happy sama dia?" Tanya Marissa dengan suara yang gemetar mencoba untuk tak bertingkah gila di hadapan lelaki yang menyakitinya namun masih sangat ia cintai itu.

"Sayang, aku--"

"Jawab, kamu happy sama dia?" Marissa menjeda perkataannya, tatapan penuh rasa sakit ia lemparkan kepada sang suami, "waktu yang aku kasih ke kamu selama ini buat bersenang-senang belum cukup? Kamu masih mau senang-senang karena berumah tangga sama aku ... Aku gak cukup menyenangkan, aku kaku, aku gak cocok sama lingkungan kamu, aku terlalu sibuk sama karirku dan aku ..." Marissa mengeratkan kepalan tangannya, "aku gak bisa ngasih kamu keturunan?"

Suasana menjadi hening, Juan terlihat mengusak rambutnya sebelum akhirnya tanpa di duga ia bersimpuh di depan Marissa dengan air mata yang terlihat membasahi pipinya.

"Aku yang salah Rissa, maafin aku, aku yang salah tolong jangan minta kita buat pisah, aku cinta sama kamu, gak ada oranglain yang aku cinta selain kamu," Juan benar-benar terlihat seperti akan gila karenanya, "aku gak peduli sekalipun kamu gak bisa ngasih aku keturunan atau apapun itu, aku-aku cuma main-main sama perempuan itu demi Tuhan. Aku minta maaf."

Marissa terdiam ia sungguh merasa terkejut akan reaksi Juan, benar ucapan Niana jika Juan hanya main-main dan tak serius, kini Marissa mulai merasa iba akan kebodohan Niana. Anak itu masih terlalu muda untuk fi jadikan mainan oleh seorang lelaki dan kini ia tengah mengandung. Sudah pasti Juan tak tahu itu. Lalu, apa yang akan Juan lakukan jika ia tahu Niana tengah mengandung anak biologisnya?

"Ampunin aku Rissa, maafin aku."

Melihat hal tersebut akhirnya Marissa menarik Juan untuk berdiri, ia memeluk Juan kemudian. Sesekali Marissa mengusap punggung Juan, "sekarang, kamu harus tinggalin Niana kalo emang kamu masih cinta sama aku ... Kamu bisa?"

Juan tentu saja segera mengangguk dengan percaya diri lelaki itu mengiyakan, "pasti, aku gak akan jadi milik siapapun kecuali kamu Rissa, makasih ... Makasih banyak .... "
















***



















Yumi segera memeluk Niana ketika melihat perempuan itu masuk ke dalam mobil, Yumi memang ikut bersama Niana namun ia hanya menunggu di dalam mobil dan saat Niana selesai dengan percakapan yang entah apa itu ia dapat melihat Jika Niana telah membuat keputusan besar untuk hidupnya.

"Yum .... " Niana menangis lirih dan Yumi hanya dapat mengusap punggung ringkih Niana dengan lembut.

"Lo hebat, lo udah bikin keputusan yang baik. Lo keren Na."

Dalam pelukan Yumi Niana hanya mengangguk dan turut memeluk Yumi tak kalah erat. Semua telah berakhir dan hal yang ia lakukan merupakan sebuah pengorbanan untuk menebus kesalahannya. Kesalahan yang ia lakukan dan membuat oranglain terluka.

Sebuah penebusan dosa yang akan mungkin sedikit menenangkan jiwanya kelak, Niana percaya itu.




















Tbc ...

Jgn lupa vote dan komentari

BACKBURNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang