Bagian 7 : Di Cintai

118 16 0
                                    


















Juan pulang ke rumahnya tepat pukul 10 malam, satu hal yang ia ketahui jika Rissa tak akan berada di rumah karena tugasnya di rumah sakit yang menyebabkannya tak dapat menemani Juan. Apakah Juan merasa kesepian? Tentu saja jawabannya iya, bagaimanapun Marissa adalah seorang dokter di rumah sakit besar dan harus selalu on time kapanpun di butuhkan.

"Makan dulu, Pak, saya udah bikinin makan malam," Ya, bukan Rissa yang menyiapkan makan malamnya melainkan seorang asisten rumah tangga, Rini perempuan tak terlalu tua yang bekerja sejak dua tahun lalu di rumahnya. Rinilah yang akan selalu siaga saat Juan pulang dari bekerja jika Rissa masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Saya udah makan di luar Rin, siapin teh anget aja, nanti bawa ke ruang kerja saya," Ujar Juan yang tentu saja di iyakan oleh Rini.






***



Juan menatap foto pernikahannya dengan Rissa yang ia pajang di atas meja kerjanya, dua tahun yang lalu mereka menikah dan Juan mulai memikirkan bagaimana rumah tangganya, apakah ia dan Rissa bahagia, apakah rumah tangganya baik-baik saja, walaupun ia dan Rissa tak pernah bertengkar namun Juan mulai merasakan sedikit kedinginan. Rissa adalah wanita karir yang sangat mencintai pekerjaannya dan Juan tahu itu, waktu di mana Rissa mengejar gelarnya hingga kini menjadi seorang dokter yang hebat.

Rissa dan mimpinya, Juan telah berjanji akan mendukungnya. Juan sangat mencintai Rissa juga segala kelebihan dan kekurangannya namun entah mengapa akhir-akhir ini Juan merasa ada sedikit yang berbeda, Juan mulai merasa menginginkan sesuatu yang lebih namun ia sendiri tak tahu apa itu.

Di tengah lamunannya, denting ponsel Juan berbunyi membuat atensinya teralihkan di tatapnya notifikasi yang ternyata datang dari sosok yang akhir-akhir ini sedikit merebut atensinya. Niana, begitu nama kontak dari si pengirim pesan, Juan tersenyum simpul lantaran mendapatkan pesan selamat malam dan selamat beristirahat.

Apakah tak apa tersenyum karena pesan singkat dari perempuan lain? Juan tak mau ambil pusing, karena seharusnya tak ada masalah selagi Juan tak menginginkan lebih.















"Good morning my husband," Suara lembut dengan kecupan di pipinya menyambut Juan di pagi hari. Juan sadar jika sosok tersebut adalah sang istri, Marissa pasti baru saja pulang dari rumah sakit karena aroma obat-obatan tercium dari tubuhnya.

"Good Morning," Ujar Juan lirih, lelaki itu menarik tubuh Rissa untuk ia peluk, sejujurnya Juan merindukan istrinya itu apalagi di atas ranjang, tentu saja.

"Babe, aku baru pulang, aku mandi dulu yah sebentar--"

"No, gak apa-apa, aroma rumah sakit itu kamu banget."

"Gombal, udah dulu ya, Sayang, aku mau mandi sebentar nanti kita cuddle lagi, okay, 10 menit."

Dengan berat hati, Juan melepaskan pelukan hangat Rissa. Bagaimanapun istrinya memang butuh untuk membersihkan diri lalu beristirahat.

















Hari pertama dan Niana tak mendapati Juan di manapun di gedung itu, sangat aneh. Juan di kenal sebagai lelaki pekerja keras dan menurut Yumi lelaki itu jarang absen kecuali di hari-hari tertentu, apakah itu harinya?

"Naa, ayo, kita ada rapat buat brand kamu nanti," Dafa sang manager menyapanya, ya, Niana telah bertemu dengan manager bahkan asistennya tetapi Niana tak merasa tenang sebelum melihat Juan, kemana rupanya lelaki itu.

"Kamu nyari siapa Na? Yumi kan ada pemotretan di studio luar, dia gak ada di kantor," Ujar Dafa menebak namun salah, tentu saja ia tahu Yumi tak berada di sana. Haruskah ia terus terang saja jika ia mempertanyakan keberadaan Juan.

"Kak aku boleh nanya, gak?" Ya, akhirnya Niana memutuskan untuk bertanya ketimbang mati penasaran.

"Tanya aja, mau nanya apa?" Ujar Dafa ketika mereka berada di lift menuju ruang meeting.

"Pak Juan, gak ke kantor tiap hari, yah?"

Dafa mengangguk, lelaki bertubuh gempal dan tukang gosip itu merubah arah tubuhnya tepat menghadap Niana, "kalo Pak Juan lagi gak ada di kantor pagi-pagi, itu berarti istrinya ada di rumah pagi-pagi, kalo Pak Juan dari sore udah pulang berarti malemnya istrinya ada di rumah, soalnya asal lo tau ya, Na, Bu Rissa itu Dokter, bahkan anak orang yang punya rumah sakit."

Niana terdiam, entah apa reaksi yang harus dia tunjukan tentang informasi itu haruskah ia menangis dan berteriak, marah dan tak menerima fakta jika Juan sangat mencintai istrinya dan bahkan rela meluangkan waktu untuk sang istri di sela kesibukannya. Betapa beruntungnya perempuan itu dapat di cintai sebesar itu oleh lelaki seperti Juan, pikir Niana.




















Tbc ...

Jangan lupa vote ya!

BACKBURNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang