Bagian 14 : Terkejut

120 17 1
                                    
























Niana mendorong tubuh Juan hingga lelaki yang baru saja menciumnya dengan begitu bringas itu melepaskannya, ia tak mau kelepasan di ruang publik apalagi Marissa sedang berada di sana dan tentu saja akan sangat berbahaya jika Marissa tahu sesuatu.

"Gila, kamu, Kak? Ada istri kamu di sini!" Seru Niana sedikit sewot.

"Tumben banget kamu, biasanya kamu gak peduli mau ada Rissa atau enggak." Juan memang brengsek tak perlu heran.

"Kamu liat itu," Niana menunjuk CCTV yang berada di dalam lift namun Juan malah menanggapinya dengan senyuman licik seolah hal tersebut bukanlah masalah.

"Kamu pikir siapa CEO di perusahaan ini, Sayang? It's me, aku udah minta orang atas buat matiin CCTV di sini."

Niana tercengang, seingatnya Juan tak pernah berprilaku sejauh itu namun ada apa dengannya. Lelaki itu seakan tengah dalam libido yang tinggi, apakah ia tengah bertengkar dengan Marissa namun seharusnya tidak.

"Bukan tempatnya Kak, di sini gak aman," Niana membenarkan letak blazer Juan yang sempat ia buat sedikit kusut, perempuan itu tersenyum lalu mengecup sekilas pipi Juan.

"See you besok, have fun sama Bu Rissa," Ujar Niana sebelum melenggang pergi ketika pintu lift terbuka, meninggalkan Juan di sana dengan senyuman serta alis terangkat satu seolah bertanya ada apa dengannya.

Setelah pintu lift tertutup Niana menghela napasnya panjang. Setelah sesi pemotretan hari itu usai ia ingin memakan gelato yang berada di depan gedung kantornya untuk mendinginkan kepala.
























***




















Niana terdiam di depan kalender di kamarnya, menatap lamat pada angka-angka yang tertera di sana dengan kepala berdenyut. Pil-pil kontrasepsi juga berserakan di atas meja riasnya, Niana mengingat-ingat kapan terakhir kali ia dan Juan berhubungan badan. Kepalanya semakin berdenyut saat menyadari ia bahkan belum meminum pil tersebut karena merasa Juan juga tak menginginkan bersetubuh dengannya tiga minggu terakhir.

"Yang kapan, yang di mana, kok bisa telat!" Niana menggeram kesal karena merasa bodoh tak dapat mengingat kapan tepatnya ia dan Juan melakukan hal tersebut tanpa pengaman, "Niana tolol!" Seru Niana, ia menyadari jika telah mengalami keterlambatan menstruasi selama satu minggu dan itu adalah masalah besar. Juan mungkin tak menginginkan anak darinya.

Tak ingin menunda-nunda lalu akan menjadi masalah yang sulit di atasi Niana memutuskan diam-diam pergi ke sebuah rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya, tak ingin hanya sekedar memeriksa dengan testpack Niana memilih langsung saja ke dokter kandungan.

Dengan pakaian tertutup, masker tak luput kacamata ia kenakan Niana akhirnya berhasil lolos hingga ke ruangan dokter, bagian pendaftaran adalah yang paling sulit namun tentu saja ia dapat melaluinya dengan sedikit trik.

Niana duduk dengan gelisah, menunggu perawat yang tengah membawa hasil urinnya untuk di periksa kembali entah dari mana. Dokter perempuan setengah baya yang tengah duduk di hadapannya terus saja tersenyum ke arahnya.

"Mbak, gak perlu khawatir, semua rahasia pasien aman."

Ucapan dokter yang tiba-tiba membuat Niana tercekat, "Dokter kenal saya?" Tanyanya setengah heran."

Dokter itu mengangguk, "saya banyak pake brand Make Up yang BAnya Mbak Niana."

Entah ia harus bangga atau harus merasa malu berkali-kali lipat, secara tidak langsung dokter tersebut adalah penggemarnya, bukan?

"Dokter benerkan bakal rahasiain kalo saya datang ke sini?" Tanya Niana memastikan.

"Pasti, itu sudah jadi kode etik dokter, Mbak, di manapun itu."

Niana tersenyum merasa lega untuk sesaat, untungnya dokter itu terlihat benar-benar tulus namun rasa lega Niana tak begitu saja lenyap, perawat yang kembali masuk ke dalam ruangan membuat tangan Niana dingin dan berkeringat, raut wajah perawat tersebut tak terbaca membuat Niana kian gusar.

"Ini hasilnya, Dok," Ujar perempuan itu menyerahkan beberapa lembar kertas yang tentunya itu adalah hasil tes urinnya.

"Kandungannya sudah menginjak usia empat minggu, yah, Mbak Niana."

Seketika dunia bagaikan berhenti begitu saja, Niana hanya dapat terdiam dengan mulut menganga terkejut, "e-empat minggu, Dok?"

























Tbc ...

Niana ... Niana ...

Jgn lupa voment!







BACKBURNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang