Juan berjalan mondar mandir di ruang keluarga, ia tak sendiri bahkan orangtua serta mertuanya turut berada di sana. Marissa mengabari Juan serta keluarganya saat telah berada dalam perjalanan menjemput sang bayi. Maka tak ada alasan bagi Juan untuk memaksa ikut karena bahkan ia tak di ajak pergi bersama.
Ketika Juan mendengar suara mobil terparkir di halaman ia segera berlari menghampiri. Marissa serta Jolie terlihat keluar dari dalam mobil, dengan bayi yang berada di gendongan Marissa.
"Rissa!" Ujar Juan sedikit berteriak. Namun Marissa buru-buru menaikan satu telunjuknya ke depan bibir.
"Sssttt ... Baby's sleeping Mas Juan. Jangan berisik."
Juan sontak terdiam, perlahan Marissa berjalan ke arahnya. Sejujurnya Juan tak bisa menyembunyikan kekagumannya melihat sang istri sangat keibuan, menggendong seorang bayi lalu senyuman cerah juga sesekali tangannya mengusap lembut pipi merah bayi itu.
Nalurinya sebagai seorang lelaki nyatanya tak dapat berbohong, ternyata iapun menginginkan seorang buah hati.
"Kecil banget dia Sayang, dia bisa remuk kalo aku pegang-"
"Hush, Juandanu! Mending kita masuk dulu sekarang."
"Rissa, itu bayi?" Tanya sang ibu yang terlihat amat terkejut. Begitu juga kedua orangtua Juan yang juga kebingungan.
"Aku jelasin di dalem, mending sekarang kita masuk karena hari udah mulai sore. Ayo Jolie," Ujar Marissa dan semua orang akhirnya menurut ikut mengekori Marissa masuk ke dalam rumah.
***
Marissa dan seluruh anggota keluarga sudah berada di ruang kerja milik Juan sementara Jolie yang menjaga sang bayi. Semua mata jelas tertuju pada Rissa seolah meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. sejujurnya Marissa bahkan tak mengatakan pada Juan jika ia akan secepatnya mengadopsi bayi selain tempo hari yang jelas Juan telah setuju.
Marissa mengerti akan kebingungan yang di rasakan oleh keluarga besarnya namun, jika di banding ia harus repot beradu mulut dan berdebat dengan ibunya ia memilih jalan yang tak mungkin lagi di tolak oleh siapapun karena bayinya memang telah berada di sana dan agaknya tak mungkin jika mereka tega mengusirnya.
"Jelasin Rissa, kamu pikir adopsi bayi itu main-main?" Tanya sang ibu dengan nada emosi.
"Okay," Marissa menghela napas kemudian menatap seluruh anggota keluarga tak terkecuali kedua mertuanya, "Mama, Papa, dan Mami sama Papi juga tau, kan, aku susah buat punya anak, bahkan mungkin gak akan bisa ngasih keturunan buat Mas Juan?" Tanya Marissa. Ia seketika merasa sedih mengingat fakta tersebut, walaupun sesungguhnya tak ada yang keberatan apalagi meminta ia dan Juan berpisah. Keluarga besar mereka sangat mendukung dan selalu menguatkan Marissa.
"Iyah, kalian semua pasti baik-baik aja dan karena itu aku, aku yang ngalamin semua ini. Aku anak Mama sama Papa yang kalian gak akan mungkin mau aku dan Mas Juan pisah," Marissa mengusap sedikit lelehan air matanya, "tapi sebagai perempuan aku ngerasa aku punya keinginan buat jadi seorang ibu kaya perempuan lainnya, jadi aku harap kalian paham posisi aku. Dan juga, Mas Juan udah sangat setuju sama keputusan ini."
Juan yang menyimak hanya diam mendengarkan. Di lihat dari bagaimana Marissa begitu menggebu-gebu dapat Juan pastikan Marissa sangat menginginkan bayi tersebut berada dalam keluarganya.
"Tapi bayi siapa itu, Marissa, kamu jangan asal ambil aja harusnya kamu diskusi dulu sama kita," Ujar sang ibu penuh emosi.
"Udah, Mbak kita dengerin dulu anak-anak," Sergah ibu Juan menenangkan.
Marissa mengeluarkan sebuah amplop putih dengan sebuah nama panti asuhan besar di ibu kota, semua orang tahu yayasan tersebut bahkan ada beberapa dana dari rumah sakit juga perusahaan Juan yang masuk ke sana sebagai donatur.
"Kasih Ibu, bayi itu baru di titip seminggu yang lalu dari ibu yang keadaannya sekarat dan gak punya suami. Sekarang ibunya udah meninggal, kalo Mama gak percaya Mama bisa baca sendiri dan juga, kalian bisa cek sendiri ke yayasan."
Kata Marissa penuh keyakinan. Sontak semuanya terdiam tak terkecuali Juan menatap istrinya penuh kekaguman. Begitulah sosok Marissa, baik hati dan lembut, namun penuh ketegasan berhasil membuat Juan jatuh hati setengah mati.
Tbc ...
Jgn lupa like dan komen ...
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKBURNER [END]
FanfictionIni tentang Niana yang jatuh hati kepada seorang lelaki hingga rela memberikan segalanya, cintanya, jiwanya hingga dunianya kepada sosok yang tak seharusnya. anakayambiru 2023 18+ mature