Bagian 5 : Tawaran

121 15 1
                                    










Pukul delapan kurang tiga puluh menit tepatnya Yumi dan Niana telah tiba di restoran tempat yang telah di tentukan oleh agensi tempat Yumi bernaung, belum terlihat banyak tamu dari kalangan selebriti yang datang namun Yumi sempat bersalaman dengan beberapa karyawan Stae Management yang telah berada di sana.

Malam itu Niana mengenakan dress selutut berwarna hitam dengan bagian bahu sedikit terbuka menampakan leher jenjang serta sebagian area dada putih dan mulusnya, kalung dengan bandul permata sederhana membuat penampilan Niana terlihat elegan namun sangat pantas untuk acara sekelas fancy dinner di sebuah restoran kelas atas.

Stae Management memang tak hanya menaungi model-model ternama tetapi juga menaungi aktor serta aktris juga beberapa penyanyi muda yang tengah naik daun. Bisa di bilang untuk agensi yang baru berusia lima tahun sang CEO berhasil membawa kesuksesan untuk agensinya.

"Biasa aja gak perlu gerogi," Ejek Yumi yang melihat sahabatnya tengah meneguk segelas air. Tentu saja Niana merasa sedikit gugup karena pasti akan ada banyak orang-orang terkenal yang akan hadir.

"Kira-kira Kaito bakalan dateng gak, ya?" Tanya Niana yang sontak membuat Yumi tersenyum jahil.

"Ohhh, jadi orang yang lo idolain itu si Kaito?"

Niana tak menjawab dan hanya memalingkan wajah, lagipula siapa yang tak kenal dengan Kaito, aktor muda keturunan Jepang dan sering tampil di berbagai film action yang sedang naik daun.

"Kaito itu udah punya cewek tau," Lagi, Yumi kembali mengejek sahabatnya itu dengan jahil.

"Sotoy banget, emang salah gue nanyain si Kaito, diakan lagi hits banget di kalangan gen z," Sergah Niana tak mau di jadikan bahan.

"Ya tapikan--"

"Eh, itu bukannya Radea ya?" Ucapan Yumi terpotong saat Niana melihat kehadiran sosok penyanyi yang sedang ramai di perbincangkan, penyanyi solo yang sempat membuat geger lantaran single pertamanya merajai chart musik nasional.

"Lah, iya, berarti bos gue bentar lagi dateng, soalnya si Radea ini sodaranya."

Niana sedikit tercengang akan fakta tersebut yang tak ia ketahui jika Radea adalah kerabat dari pemilik agensi, "sodara? Jadi Radea sodaranya CEO lo?"

Yumi mengangguk, "tapi ini sebenernya rahasia, Na, bos gue sengaja gak publish hubungan kekerabatannya sama Radea supaya tu anak karirnya gak di sangkut-sangkutin sama dia. Intinya bos gue gak mau Radea di bilang terkenal karena campur tangan bos gue."

Niana mengangguk, ternyata CEO di perusahaan Yumi sebegitu memperhatikan karir artis-artisnya tak heran jika agensi baru itu dapat menjadi agensi besar dalam waktu lumayan singkat.

"Eh, itu Bos gue," Tunjuk Yumi ke arah sosok lelaki muda yang terlihat datang dengan pakaian semi formal, rambutnya di sisir rapih namun tetap fashionable, sosok itu terlihat sesekali tersenyum tipis kepada setiap orang yang menyapanya.

Tanpa di nyana lelaki itu berjalan menghampiri meja di mana Yumi dan Niana berada, lelaki dengan perawakan tinggi itu terlihat semakin tampan jika di lihat dari dekat.

Dengan sigap Yumi berdiri dari duduknya menyambut sosok itu, "Pak Juan, halo, baru datang, yah, Pak," Ujar Yumi ramah.

"Iyah, tadi saya kena macet, untung gak telat," Niana hanya diam dan terpana, perempuan itu bahkan terus menatapi wajah lelaki yang tengah tersenyum ke arah sahabatnya itu, "ini ... Niana, yah?"

Sedikit terkejut, Niana segera menyalami lelaki bernama Juan itu, "iya, Pak, saya Niana," Ujar Niana canggung.

"Oh, teryata kamu itu lebih cantik kalo di liat langsung, yah, cocok jadi model."

Seketika, Niana hanya bisa terdiam membeku dengan pujian yang di lontarkan oleh Juan. Lelaki itu, rupanya selain tampan berbakat juga membuat seseorang salah tingkah hingga berdebar.

"Terimakasih, Pak," Jawab Niana singkat. Tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan di depan sosok seperti Juan.

Juan tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya, Niana dan Yumi hanya dapat saling lirik seolah mengetahui apa yang akan Juan perbuat selanjutnya.

"Ini, Niana, kartu nama saya, ngomong-ngomong, to the point aja, saya sengaja minta Yumi ajak kamu ke sini, saya mau nawarin kamu gabung di management saya, kalo kamu berminat, kamu bisa hubungin saya."

Teriakan gaib Niana tentu saja menggema dalam hatinya, namun realitanya hanya tersaji dengan uluran tangan Niana meraih secarik kartu tersebut.

"Saya pasti hubungin Bapak, terimakasih untuk tawarannya." Kata-kata penutup dari sosok Niana yang tengah berusaha tetap tenang walaupun dalam hatinya ia tengah melompat-lompat kegirangan.





















Tbc ...

Semangat votenya readersnim!






BACKBURNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang