"Kalian ini beneran serius mau menikah?" seru Eyang putri sedikit shock saat kedua pemuda di hadapannya menyampaikan niat mereka untuk menikah.
"Ya beneran tho, eyang. Kemarin eyang kejar-kejar Dara untuk cepat-cepat menikah, giliran Dara udah bawa calonnya eyang malah kelihatan shock gak percaya gitu. Serba salah ih." ucap Dara membuat Jimmy yang duduk di sebelahnya menyenggol kakinya."Behave, Dara." bisiknya pelan. Dara hanya mendengus pelan.
Setelahnya eyang putri hanya mendengus pelan, "Tahu gitu eyang gak usah capek-capek kenalin kamu sama laki-laki sana-sini kalau ujungnya kamu maunya menikah dengan Jimmy."
"Iya makanya Dara bilang sama eyang buat sabar, nanti Dara juga akan kasih calon sendiri ke hadapan eyang." jawab Dara. Ia menahan diri untuk tidak mencibir ucapan eyang putrinya itu, ia masih ingat dosa.
"Ya sudah, kapan kalian akan melangsungkan pernikahan? Apa orang tua Jimmy sudah tahu?"
Jimmy menggaruk tengkuknya pelan, "Niatnya kami mau kasih tahu eyang putri terlebih dahulu sebelum orang tua Jimmy. Karena Jimmy yakin mereka pasti setuju Jimmy menikah dengan Dara, eyang."
Eyang putri mengangguk, "Ya sudah bicarakan dulu dengan orang tuamu, setelah itu rencanakan pertemuan dengan kami untuk lamaran dan sebagainya. Jangan lama-lama, gak baik menunda pernikahan lama-lama. Eyang ke kamar dulu untuk istirahat."
"Injih, eyang."
Setelah eyang putri beranjak pergi, sedari tadi kakak dan adik Dara yang hanya diam saja langsung mendada heboh.
"Mbak Daraaa!!! Bang Jimmy!!! Apa ini maksudnya?!" seru Kavi menatap keduanya.
"Heh! Gemblung kamu ya, hal sebesar ini gak ada cerita apa-apa sama Mas." ucap Shaka mencubit kedua pipi Dara.
"Kalian ini, gak tahu deh Mas gak tahu harus ngomong apa lagi sekarang. Speechless." ucap Agam mengurut hidungnya pusing dengan kelakuan princessnya yang satu ini.
Jimmy dan Dara meringis sambil menunduk mendengar ketiga pria di hadapan mereka senewen.
"Mama sudah tahu dek?" tanya Shaka. Dara mengangguk.
"Dara udah bilang mama, dan ngomong panjang lebar juga sama mama."
"Apa kata mama?" tanya Kavi pensaran dengan tanggapan ibunya.
"Mama balikin lagi keputusanku, kalau aku udah mantap mama kasih izin. Mama gak mau aku berakhitr kaya beliau makanya takut aku salah pilih."
Mereka mengangguk paham sementara Jimmy tersenyum kecil menatap Dara.
"Kalian sudah yakin? Kenapa tiba-tiba? Gak ada yang kalian sembunyiin kan?" ucap Agam menatap mereka serius.
"Kavi gak mau ikutan ah, Khavi naik dulu ke kamar. Nanti spill aja intinya ya, Mas."ucap Kavi pada Shaka sebelum beranjak naik ke kamarnya di lantai dua. Dia tidak ingin terlalu terlibat dengan pembicaraan orang-orang dewasa di keluargnya.
Dara dan Jimmy saling menatap.
"Jangan pikir Mas gak akan tahu ya, mending jujur dari sekarang kenapa? Pernikahan itu adalah hal sakral, gak akan kasih mas izin kalau pernikahan cuma akan kalian buat mainan." ucap Agam serius.
"Ini ide Dara sebenarnya, kalau gak kaya gini eyang putri sampai kapanpun gak akan berhenti jodohin Dara."
Kedua kakaknya memandangnya sanksi sekaligus bingung mendengar jawabannya.
"Hanya itu? Kurang masuk diakal." ucap Shaka.
"Mas kan tahu Jimmy kaya apa, dia gak mau selamanya kaya gitu, that.s why di setuju sama ajakan Dara. Dia juga punya mimpi untuk punya keluarga, dan-"
"Dan menurutku aku hanya bisa berdekatan dengan Dara, for the skinship thing. Bukan maksud kami untuk mempermainkan pernikahan, tapi kami mau mencoba. Gak ada yang tahu ke depannya, mungkin setealh kami menikah cinta bisa aja tumbuh diantara kami. Kami sepakat untuk belajar saling mencintai. Tidak akan ada perjanjian seperti di novel-novel roman. Dan kami berdua sepakat untuk tidak akan ada perceraian diantara kami kedepannya." jelas Jimmy.
Agam dan Shaka hanya diam saja. Lalu Agam menggelengkan kepalanya.
"Mas masih gak paham, mau kalian apa, tujuannya apa gak jelas. Kamu tahu kan Dara adik perempuan kami satu-satunya. She's our princess, me, Shaka, bahkan Kavi. Selamanya akan selalu begitu. Jadi kami tidak ingin ada orang yang menyakiti dia, begitupun kamu bagaimanpun caranya. Apalagi mas juga secara gak langsung jadi pengganti peran ayah buat Dara,"
"Bukan apa-apa Mas gak yakin dengan kamu Jimmy. Kami berdua sangat paham akan kamu, saking pahamnya sampai kami kurang rela melepaskan Dara untuk menikah dengan kamu. Kekhawatiran kami besar banget, kami takut pernikahan kalian akan menyakiti Dara akhirnya."
Jimmy diam menunduk sementara Dara sudah menangis dalam diam. Ia sedih sekaligus terharu akan rasa sayangnya kedua masnya dan adiknya.
"Begini saja, beri kami waktu untuk merundingkan restu kami untuk kalian karena ini menyangkut masa depan Dara jadi kami tidak ingin gegabah mengambil keputusan." ucap Shaka berusaha menengahi.
Jimmy mendongak mendengarnya lalu mengangguk, "Aku juga akan berusaha meyakinkan kalian, kalau aku pantas menikahi Dara."
*
"Gue minta maaf ya, gak berjalan sesuai apa yang kita bayangkan." ucap Dara saat ia dan Jimmy sudah berada di apartemen pria itu.
Jimmy tersenyum mengelus kepala Dara, "Gak apa-apa, gue paham kok. Gue juga akan melakukan hal yang sama kalau gue ada di posisi Mas Agam dan Mas Shaka. Apalagi gue relate kalau misal ada cowok kaya gue mau nikahin Andhira."
Dara menhembuskan napas berat lalu ia mendekat memeluk tubuh Jimmy dari samping dan menyandarkan kepalanya di dada bidang pria itu. Hal itu membuat Jimmy sedikit terkejut namun ia segera ikut memeluk pinggang gadis itu.
Semenjak mereka sepakat untuk memperbanyak skinship, gadis itu yang selalu bergerak duluan. Kadang ia merasa malu karena itu idenya namun ia juga yang banyak tersipu dan salah tingkah dibanding Dara.
Dara mendongak menatap wajah Jimmy membuat pria itu ikut menatapnya.
Damn! Dara benar-benar terlihat cantik luar biasa jika dari jarak dekat seperti ini.
"Jangan khawatir ya, kita berjuang bareng dapetin restu saudara gue terutama Mas Agam. Gak apa-apa ya, gue yakin kita bisa kok." ucap Dara. Jimmy tersenyum lembut lalu mengangguk.
Dara ikut tersenyum, ia mengecup rahang Jimmy lalu kembali menenggalamkan kepalanya kembali ke dada bidang Jimmy.
*
Berbanding terbalik dengan respon saudara-saudra Dara, justru keluarga Jimmy menyambut niat pernikahan mereka dengan antusias.
"Ya ampun, tahu jodoh Jimmy udah di smaping bertahun-tahun kenapa gak dari dulu coba kalian nikahnya." ucap ibu Jimmy setelah memeluk Dara.
"Tahu nih, Dhira seneng banget ternyata Mbak Dara yang jadi calonnya Bang Jimmy." sahut Andhira.
Dara hanya terkekeh mengelus kepala Andhira dengan lembut.
"Jadi kapan mau melamar Dara secara resmi?" tanya ayah Jimmy.
"Masih mau kami rundingkan, Pa. Yang susah dapat restunya mas-mas Dara. We are still trying, Pa. Doakan saja."
"Semangat ya, mama juga maklum karena Dara saudara perempuan satu-satunya. Mama juga yakin kamu juga bakal gitu kalau ada yang mau nikahin Dhira.'
"Mama apaan sih kok tiba-tiba jadi bahas Dhira." protes Andhira.
"Kan itu perumpaan aja, dek." sahut ayah Jimmy.
"Iya, Ma. Jimmy juga paham banget kok. Jimmy yakin segera mungkin kami dapat restu dari mereka."
"Pasti, pasti dapat. Bang Jimmy kan orangnya gigih, Dhira yakin abang berhasil dapat restu dari Mas Shaka, Mas Agam sama Mas Kavi."
..........................................................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
Das ist Liebe
RomanceDitinggalkan oleh Keanu, kekasihnya, membuat Jimmy terpuruk. Ia galau sekaligus iri pada Keanu karena dahulu mereka memiliki mimpi yang sama. Di saat itu, Dara menawarkan sesuatu yang tak terduga yang membuatnya kelimpungan sendiri dan menganggap ga...