Part 20

176 23 1
                                    


Setelah melewati banyak drama dan menguras tenaga akhirnya acara pernikahan Dara dan Jimmy sudah berhasil dilewati dengan lancar. Mereka memang memilih tema yang simple yaitu pesta kebun, karena mereka merasa lebih intim dan undangan yang diberikan juga tidak terlalu banyak. Walaupun begitu ternyata sama melelahkannya walaupun tidak selelah pesta di gedung megah.

"Ra, Mas Hasan nanyain lemari kacanya mau dipindahin ke sini kapan?" tanya Jimmy saat Dara baru saja keluar dari kamar mandi menyelsaikan mandinya.

"Besok lusa aja deh, aku udah gak bisa mikir sekarang." jawabnya sambil meletakan handuk dan berjalan mendekat ke arah Jimmy yang duduk di sofa kamar.

Mereka memang tidak memesan kamar hotel jadi tidak ada kamar hotel president suite, begitu acara selesai, mereka langsung menuju apartemen Jimmy. Bahkan kamar mereka sama sekali tidak dihias seperti kamar pengantin lainnya yang penuh bunga.

"Mau peluk."

Jimmy menoleh ke arah istrinya. Damn, he's a husband now, Dara's husband pula. Gak pernah sama sekali ada dibayangan hidupnya akan seperti ini.

"Boleh, sini."

Lalu gadis yang kini hanya memakai celana setengah paha dan tank top hitamnya naik ke atas pangkuan Jimmy lalu melingkarkan kedua tangan pada tubuh Jimmy dan menelusupkan kepala pada ceruk leher Jimmy yang membuat pria itu terbengong sejenak.

"Bisa gak minta peluknya tuh pake posisi yang normalan dikit aja, masih suka kaget kalau kamu kaya gini. Beneran deh." ucap Jimmy.

Dara mengangkat kepalanya menatap Jimmy "Maaf ya gak bisa," jawabanya singkat disusul dengan dua kecupan di bibir Jimmy.

"Ssst, diam. I want to relax my body first. Talk to you later, hubby." lanjutnya lalu kembali menelusupkan kepalanya ke leher Jimmy.

Jimmy membuang napas keras lalu memeluk tubuh Dara yang berada di pangkuannya dan mengecup puncak kepala gadis itu. Mereka baru saja menikah beberapa jam tetapi gadis di pangkuannya ini sudah membuatnya jantungan karena tingkahnya.

Setelah beberapa jam dengan posisi yang tidak berubah, Jimmy mulai lelah. Istrinya itu bahkan sudah tertidur di pangkuannya, dan mau tidak mau ia haru membopongnya naik ke atas ranjang.

Setelah membaringkan Dara, ia juga merebahkan diri di sampingnya dengan posisi menghadap gadis itu. Nah kan dari semua pergerakan gadis itu sama sekali tidak terbangun.

Ia menatap intens setiap inci wajah Dara yang tertidur, tangann terangkat mengelus rambut dan turun ke pipi halus gadis itu. Akibat perbuatannya gadis itu bergerak. Reflek luar biasa yang gadis itu punya bhakan dalam keadaan tertidur pun Dara bisa mencari pelukan Jimmy. Gadis itu meringkuk memeluk tubuh Jimmy dan menelusup ke leher Jimmy.

Ya ampun bahkan nafas hangat Dara bisa Jimmy rasakan di kulit lehernya. Tangan Jimmy balas merengkuh tubuh gadis itu. Tubuh gadis ini wangi, dan Jimmy suka wanginya. Dari dulu walaupun Dara sering berganti-ganti jenis dan merk parfume, Jimmy selalu suka dengan aromanya. Bahkan setelah mandi dan tanpa menggunakan parfume pun tubuh Dara wangi.

Perjalanan mereka sudah sejauh ini, Jimmy akan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa keputusan ini tidak akan ia sesali ke depannya dan Jimmy harap akan selalu begitu.

*

Suara sedikit bising berhasil membangunkan tidur Jimmy, saat ia berhasil membuka mata tampaklah Dara yang sudah sibuk mengaitkan branya di depan cermin. Catat, mengaitkan bra. Baru saja Jimmy membuka mata, ia sudah disuguhi pemandangan porno. Untung mereka sudah resmi menikah, kalau belum ia akan berteriak karena mata sucinya sudah ternodai.

Dara meliriknya dari arah kaca sambil mengancingkan blouse navy dengan santai, "Hi, babe. Already wake up?"

"Mau kemana?" tanya Jimmy dengan suara serak terduduk di atas ranjang. Bahkan rambutnya masih berantakan, tapi istrinya itu sudah tampil cantik dan wangi.

"Aku lupa ternyata aku punya appointment sama klien pagi ini dan terlanjur gak bisa di reschedule."

Jimmy mengerutkan keningnya, "No day off after married?"

"Maaf, aku cuma keluar bentar. Paling lama sekitar dua sampai tiga jam dan aku nanti langsung pulang."

Jimmy hanya berdeham. Dara menoleh setelah merapikan lipstick di bibirnya dan mendekat ke arah pria itu.

"Maafin banget, janji setelah selesai aku langsung pulang. Kamu cuci muka gosok gigi dulu, nanti aku kasih cium sampai semaput juga boleh. Aku masih punya waktu satu setengah jam, sampil aku siapin sarapan. Don't worry it's kissproof." ucap Dara menangkup wajah Jimmy yang langsung mendengus. Namun pria itu menurut, ia langsung berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah beberapa menit Jimmy keluar kamar dengan keadaan lebih segar karena ia berakhir mandi. Dilihatnya Dara sibuk mengoleskan cream cheese di atas roti panggang.

"Maaf ya aku gak sempet masak, jadi sarapannya roti dulu. Buat siang nanti aku beli sekalian aja waktu jalan pulang."

Jimmy mengangguk paham lalu menatap Dara dalam, "Kiss before breakfast or after breakfast? I am fresh from the bathroom anyway."

Dara terkekeh geli, Jimmy ini sudah mulai haus akan asupan ciumannya.

"You're starting to get addicted to my lips, huh?" ucap Dara menangkup dagu Jimmy sebelum melumat bibir pria itu. Jimmy membalas ciumannya, bahkan ia menarik pinggang gadis itu untuk duduk miring di pangkuannya.

Sebelum semakin intens Dara melepaskan ciumannya yang membuat Jimmy langsung cemberut.

"Katanya mau sampai semaput? Bohong."

Dara kembali mengecup bibirnya singkat dan mengecup kedua pipinya.

"Janji setelah aku pulang dari meeting sama klien, I'll give a tons of kisses. Beneran kalau mau sampai semaput. But let me do the meeting first."

"Promise?"

"I promise, sekarang sarapan dulu. Setelah itu terserah kamu mau ngapain sambil nungguin aku pulang." Dara menepuk pelan pipi Jimmy dan turun dari pangkuan pria itu.

"Kamu sudah sarapan?"

"Udah tadi sebelum kamu bangun," jawab Dara sambil mengecek jam di tangannya.

"Aku berangkat ya, aku usahain sebelum jam dua belas udah sampai di apartemen. Kalau ada apa-apa telpon aku." pamit Dara mengecup puncak kepala Jimmy dan menggapai tangan kanan Jimmy untuk salam karena posisinya sekarang ia adalah seorang istri.

"Hati-hati, beneran langsung pulang ya. I'll wait for you."

"Iya-iya, bye babe."

Setelah gadis itu menghilang di balik pintu apartemen, Jimmy menelungkupkan kepalanya di atas meja makan.

Dia malu dan baru tersadar jika ia haus akan ciuman istrinya.

"What is wrong with you, Jimmy? Malu-maluin aja." erangnya frustasi.

But well, technically she's his wife so it's okay asking for kisses from her, right?

"Wajar kok, haha. Sekarang sangat wajar kalau gue minta cium ke Dara. Ya, itu wajar." ucapnya berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

"Tapi tetap malu, anjing."

...........................................................................................................................
They are finally married 🫶🏻😭

Das ist LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang