Saat ini Dara sedang menunggu Jimmy menjemputnya di kantornya setelah pulang meeting bersama salah satu klien loyalnya. Kali ini ia sedikit gusar karena dari tadi pagi suaminya itu sudah bersin-bersin dan mengeluh sakit tenggorokan namun masih bersikeras berangkat bekerja.
Tidak lama kemudian ponselnya berdering. Nama Jimmy tertera di ponselnya.
"Halo?"
"Hey, masih di kantor?" suara Jimmya terdengar parau.
"Iya, masih. Are you okay? Udah jalan?"
"Aku minta maaf banget ternyata aku belum bisa jemput sekarang. Kepala aku sakit banget buat bangun, aku kayanya belum kuat kalau harus nyetir mobil."
"Hey, gak apa-apa aku bisa minta jemput Kavi. Kamu udah makan malam?"
"Aku belum sempat makan karena tadi langsung pulang naik ojek online."
"Astaga, aku pulang sekarang. Jangan kemana-mana, rebahan dulu kalau bisa kamu tidur dulu. Taruh handphonenya, aku mampir sebentar beli makanan."
"Iya, hati-hati. Aku tunggu."
Setelah mematikan sambungan teleponnya, Dara segera menghubungi Kavi untuk minta dijemput karen kebetulan adiknya tersebut sedang berada di daerah kantornya.
*
"Mbak aku langsungan ya, maaf gak bisa mampir temanku lagi nunggu di Lastera." ucap Kavi saat ia menurunkan kakak perempuannya di depan lobby apartemen.
"Iya gak apa-apa. Jimmy juga lagi sakit, nanti kamu ketularan. Bawa ini, buat kamu ngemil nanti malam." jawab Dara menyerahkan sekantong makanan cepat saji yang ia beli saat jalan pulang tadi.
"Siap, makasi mbak. Salam buat Bang Jimmy ya, aku jalan dulu. Lain kali aku main."
Dara mengangguk dan mengacak rambut Kavi. Pemuda itu mengenakan helmnya kembali dan melajukan motornya setelah berpamitan dengan Dara.
Setelah motor Kavi sudah menghilang, Dara bergegas masuk menuju apartemennya dengan Jimmy.
"Babe? Where are you?" panggil Dara saat masuk ke dalam apartemennya dan tidak menemukan keberadaan suaminya.
"Kamar." seru Jimmy dari dalam kamar mereka. Dara bergegas masuk ke dalam kamar dan menemukan Jimmy sedang meringkuk di atas tempat tidur.
Ia segera mendekat dan menyentuh kening pria itu, "Agak hangat, badannya udah digosokin minyak angin?"
Jimmy mengangguk pelan, tangannya menarik tangan Dara dan menggenggamnya, "Dingin." lirihnya.
Dara mengelus puncak kepala Jimmy dan mengecupnya, "Bangun dulu yuk, makan dulu. AKu beliin bubur tadi drive thru sama Kavi. Habis itu minum obat terus tidur, tadi mandi gak pulang kantor?"
"Iya, aku paksain mandi air hangat. Tapi cuma asal bilas badan aja yang penting bersih."
"Ya sudah, beok pagi kalau masih gak enak badan gak usah mandi. Izin dulu gak masuk kerja,"
Dara menyiapkan bubur dan menyuapi suaminya.
"Pintar ih habis." ucapnya saat cup bubur yang ia pegang sudah kosong.
Setelah membersihkan sisa bubur di sekitae bibir Jimmy, ia menyusun bantal untuk suaminya tidur.
"No kiss kiss? No?"
Dara terkekeh lalu mengecupi pipi Jimmy, "Ini dulu, bibirnya libur dulu ya. Nanti akunya ketularan. Tidur gih, aku mau mandi dulu."
*
Selesai mandi melanjutkan rutinitas perawatan kulitnya Dara mulai merebahkan tubuhnya di samping Jimmy yang meringkuk dengan selimut tebal. Jika seperti ini Jimmy nampak menggemaskan.
Mata Jimmy terbuka setengah, menyadari jika istrinya sudah bergabung dengannya lalu mendekatkan tubuh besarnya dan memeluknya. Ia menyandarkan kepala di dada Dara.
Melihat kemanjaan suaminya, Dara hanya membalas pelukannya dan mengelus puncak kepala dan punggung pria itu.
"Ra,"
"Hm?"
"Kok kamu gak ngomelin aku?" tanya Jimmy mendongakan kepala menatap Dara.
Dara balas menatapnya, "Emang kalau aku ngomel terus kamu bisa langsung tiba-tiba sembuh?"
Jimmy menggeleng pelan. "Ya sudah, percuma kan aku ngomel kalau gak bisa bikin kamu langsung sembuh. Lebih baik aku diam sambil rawat kamu sampai sembuh."
Jimmy mengulum bibirnya dan mengeratkan pelukannya. Entah kenapa jika Dara seperti ini justru lebih menyeramkan ketimbang mengomelinya panjang lebar.
"You're scaring me," gumam Jimmy.
"I do nothing?"
"Kamu diam gini justru bikin aku takut."
Dara terdiam lalu menghela napasnya. "Kita kenal gak cuma setahun dua tahun, tahu masing-masing apa yang disukain dan yang enggak. Kamu tahu aku gak suka sifat kamu yang gak peduli sama diri kamu sendiri, sama badan kamu sendiri. Kalau aku ngomelin kamu buat gak telat makan, gak mandi kemaleman, gak maksain kerja waktu ngerasa gak enak badan, itu karena aku peduli. Karena aku sayang sama kamu. AKu gak ngomel tanpa alasan yang cuma mau berisikin kamu aja."
"Kamu sayang aku?"
"Of course I do."
Jawaban Dara membuat Jimmy menyunggingkan senyum lebar di wajahnya. Bahkan dia mendadak deg-degan.
"Aku juga sayang kamu. Maaf kalau aku kurang peduli sama diri aku sendiri, aku janji akan lebih baik lagi."
"Iya, jangan diulangi lagi."
"Ra,"
"Iya?"
"Kenapa kamu selalu panggil aku 'babe'? Kamu bilang mau panggil mas waktu kita sudah menikah, sampai sekarang kok kamu gak pernah panggil aku mas?"
"Gak tahu, aku suka aja. Aku masih belum bisa biasain, agak geli sebenernya."
Mendadak Jimmy cemberut menatap Dara, sementara gadis itu terkekeh menatapnya dan segera mengecup kening Jimmy.
"Nanti ya, pelan-pelan aku biasain. Kamu keberatan kalau aku panggil babe aja?"
"Enggak, aku gak keberatan. Aku cuma pengin tahu aja kenapa, tapi kalau kamu lebih nyaman pakai panggilan itu aku gak apa-apa. Asal jangan babi."
Dara terkekeh lalu mengeratkan pelukannya, "Enggak, you're my big baby. Kamu kalau kaya gini cute, kamu nyadar gak sih?"
"Apaan sih,"
"Ya ampun gemesnya, udah ah tidur. Biar besok mudah-mudahan langsung sembuh."
"Can I get a kiss? Sekali aja? I'm craving for your kiss, please. Satu aja." ucap Jimmy pelan menatap Dara penuh harap
Karena Dara tidak tahan kegemasan pria besar dipelukannya itu, ia memberikan dua kecupan singkat di bibir Jimmy.
"Udah, sekarang tidur." ucap Dara menepuk puncak kepala Jimmy dan mengusap punggungnya pelan.
"Yes, mommy."
"Eh? I'm not your mommy."
"You said I'm your big baby, then you're my mommy."
"Iya juga ya." gumam Dara.
Jimmy semakin menarik pinggang Dara lebih dekat "I want to sleep. Please hug me, mommy."
"Heh!"
.....................................................................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
Das ist Liebe
RomanceDitinggalkan oleh Keanu, kekasihnya, membuat Jimmy terpuruk. Ia galau sekaligus iri pada Keanu karena dahulu mereka memiliki mimpi yang sama. Di saat itu, Dara menawarkan sesuatu yang tak terduga yang membuatnya kelimpungan sendiri dan menganggap ga...