Sedari tadi Dara duduk di kursi penumpang dengan tidak nyaman. Pasalnya semenjak kepergian Radi, suaminya itu mendiamkannya dan hanya menggandengnya tanpa mengucapkan apa-apa.
Bahkan saat sampai di kamar mereka pun Jimmy melepaskan jas serta kemejanya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Dara menghela napas, ia duduk di meja rias hntuk menghapus makeupnya dan melepaskan perhiasan yang ia pakai saat acara tadi. Beberapa menit kemudian Jimmy keluar dari kamar mandi.
Tatapan Dara tak lepas dari Jimmy yang sedang mengenakan kaos rumahannya dan pria itu tetap tidak mengatakan apa-apa padanya. Karena gemas, Dara berjalan mendekat pada Jimmy yang duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.
Dara merebut ponsel di tangan Jimmy untuk merebut atensi pria itu. Namun ia hanya menatap Dara datar.
"Kamu marah sama aku? Aku ada salah apa sama kamu sampai kamu diemin aku dari tadi?"
Jimmy menatap Dara lalu menggeleng.
"Terus kenapa dari tadi kamu diamin aku? Kalau aku ada salah itu ngomong, salah aku dimana. Jangan malah kaya gini."Jimmy hanya terdiam lalu melingkarkan tangannya di pinggang Dara. Ia menenggelamkan kepalanya di perut Dara.
Dara berusaha menjauhkan Jimmy namun pria itu justru mengeratkan pelukannya, "Jawab dulu ih, jangan kaya gini." ucapnya namun Jimmy menggeleng.
"He try to stole your attention. I hate it." bisik Jimmy pelan.
"Siapa?"
"Radiza."
Dara menghela napas, "Terus ada aku kasih perhatian aku ke dia sepanjang ngobrol?"
Jimmy menggeleng, "Terus kenapa jadi marahnya ke aku?"
"Aku gak marah kok ke kamu." ucapnya pelan.
"Terus kenapa jadi aku yang didiamin?"
Jimmy terdiam. Ini memang salahnya, gara-gara ia cemburu akan keberadaan Dirran, justru ia malah mendiamkan istrinya. Ia melampiaskan kekesalannya pada Dara.
"Kok diam? Aku tanya sama kamu, punya mulut kan? Jawab." ucap Dara tegas. Ia benar-benar kesal, suaminya ini cemburu karena Dirran kenapa dia yang jadi objek kemarahannya.
"Maaf,"
"Aku gak butuh maaf kamu dulu, aku butuh penjelasan kamu. Lepas dulu ini pelukannya."
Jimmy menggeleng, ia tidak bahkan berani menatap Dara.
"Maaf, aku minta maaf. I was so jealous and I can't control myself. Gak seharusnya aku malah lampiasin ke kamu dan jadi diamin kamu. Maaf."Dara terdiam, tangannya menggapai dagu Jimmy yang tertunduk dan menariknya agar pria itu menatapnya. Ada kesedihan di mata pria itu.
"Jangan diulangi lagi. Kamu tahu aku paling gak suka orang yang cemburunya gak jelas. Aku gak larang kamu buat cemburu, enggak. Tapi aku gak suka cara kamu yang kaya gini. Ngerti?"Jimmy mengangguk pelan.
"Maafin aku.""Iya, aku maafin. Jangan diulangi lagi." Lalu Dara mengecup dahi Jimmy pelan.
"Jangan marah lagi." ucap Jimmy pelan menenggelamkan kepalanya di perut Dara. Ya ampun jika begini Dara kan jadi menyesal sudah memarahinya.
Dara tersenyum, "Enggak, aku gak marah. Makanya jangan aneh-aneh biar aku gak marah,"
Lalu mereka terdiam dengan posisi yang sama. Dengan Dara yang berdiri sambil mengelus rambut dan punggung Jimmy yang duduk di ranjang memeluk perutnya.
"Dah lepas dulu, aku mau mandi." ucap Dara menepuk punggung Jimmy. Namun pria itu hanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Das ist Liebe
RomanceDitinggalkan oleh Keanu, kekasihnya, membuat Jimmy terpuruk. Ia galau sekaligus iri pada Keanu karena dahulu mereka memiliki mimpi yang sama. Di saat itu, Dara menawarkan sesuatu yang tak terduga yang membuatnya kelimpungan sendiri dan menganggap ga...