Part 19

145 20 0
                                    




"Gimana? Kamu udah ketemu Keanu dan keluarga?" tanya Dara saat ia berada di apartemen Jimmy seperti biasa. Kali ini mereka menyempatkan untuk berdiskusi tentang pernikahan mereka.

Jimmy mengangguk, "Udah dan berjaln dengan baik. Aku gak sampai diusir sama istrinya kok, tenang aja." ucapnya membuat Dara tertawa.

"Thank God his wife didn't kick your ass," ledek Dara menepuk pelan pipi Jimmy.

"Yeah, she's good person to be honest. Salah aku juga sih sepertinya dulu kasih first impression yang kurang baik. Dia juga ada titip salam ke kamu, kayanya kalian bakal klop deh kalau ngobrol. Kalian hampir setipe karakternya."

"Oh iya? Kayanya aku harus ketemu dan kenalan sama dia deh."

Jimmy tersenyum lalu mengelus puncak kepala Dara lembut, "Kalian beneran bakal nyambung."

"Ngomong-ngomong menurut kamu gimana tentang design souvenir yang aku kirim ke kemarin ke chat?"

"Bagus kok, aku suka. Match sama tema pernikahan kita nanti dan beneran bakal kepake. Gak cuma jadi pajangan doang."

"Iya kan? dan mereka kasih affordable price dan diskon karena WO kita sering kerja sama sama mereka."

"Serius? Emang mereka kasih diskon lagi? Karena menurut aku dari segi harga mereka juga gak yang mahal kok."

"Iya, mereka kasih ekstra diskon dua puluh lima persen. Lumayan banget, uang sisa budget buat undangan kita bisa dipakai buat yang lain. Lagian kita gak minta diembos inisial kita kan cukup di kertas pita aja. Kasihan tamunya kalau mau pake barangnya eh ada inisial nama pengantin."

Jimmy mengangguk setuju sambil memainkan rambut Dara.

"Iya, nanti langsung deal aja sama mereka ya. Anyway, your hair smell amazing."

"Masa sih? Aku pakai hair mist yang beli sama kamu itu."

"Oh iya? Aku suka wanginya."

Dara mengulum senyum, ide jahilnya kembali terlintas di otaknya.

"You can touch and kiss my hair more often after married, babe. Don't worry." bisik Dara di telinga Jimmy lalu mengecup bibir pria itu.

"Dara.."

*

"Dek stop godain Jimmy lah apalagi di depan orang lain, Mas kasihan lihatnya, dia kaya tertekan kalau kamu godain terus." ucap Shaka saat mereka berkumpul di ruang keluarga.

Dara menoleh lalu terkekeh dan menggeleng, "Kalau itu aku gak bisa turutin soalnya godain Jimmy itu seru banget, Mas. Beneran deh, lihat dia tersipu diam-diam tuh lucu jadi akunya malah gemes pengin sengaja semakin godain dia."

Shaka menggeleng heran, "Ya sudah lah, terserah. Asal jangan itu si Jimmy lama-lama malah kabur kalau lihat kamu."

"Halah, dia gitu-gitu juga malau-malu tapi mau. Mas aja yang gak tahu. Dia itu malu-malu doang, aslinya juga suka aku cium-ciumin."

"Ih huek, Mbak Dara genit banget sih. Kalau Kavi jadi Bang Jimmy, Kavi dah lari kabur." ucap Kavi yang baru saja bergabung dan duduk di samping kakak perempuannya itu.

"Sst, bocil gak boleh ikutan, you can't relate." jawab Dara

"Ih, Mbak Dara jahatnya." ucap Kavil kesal lalu mengigit lengan Dara.

"Kavi! Sakit ih!" pekik Dara berusaha meraih lengan Kavi yang sudah lebih dulu kabur bersembunyi di samping Shaka dan menjulurkan lidah ke arahnya.

"Mas Adam gak jadi ke sini, Mas?"

Shaka menggeleng, "Gak jadi, jadwal Mbak Yara buat check up ternyata harus dimajuin karena dokternya mau ke luar negeri."

"Yah, padahl mau nitip otak-otak depan alfamart perempatan gang rumah Mas Agam."

"Jajan mulu ih yang dipikir si Kavi."

"Ih ya biar sih, dari pada aku mikirnya cewek terus?"

"Oh awas ya kamu berani main cewek, aku sunat itu belalaimu pake cutter paketku."

Shaka dan Kavi jadi seketika meringis karena ngilu mendengarnya.

Dara duduk mendekat ke arah Shaka, lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Shaka.

"Kenapa?"

"Mas, kalau Dara hamil bakal gimana ya?" tanya Dara dengan tatapn menerawang.

"Ya perutnya mbelendung lah, Mbak." sahut Kavi

"Iya tahu, cuma maksudnya gimana rasanya."

"Ya jangan tanya mas lah Ra, tanya Mbak Yara yang jelas-jelas lagi jalanin. Mas mah mana paham."

"Iya juga ya."

"Kamu ada rencana nunda punya anak?"

"Gak tahu deh,"

Shaka menatap Dara intens membuat Dara bingung.

"Kenapa?"

"Tapi kalau mas inget gimana gatelnya kamu ke Jimmy kayanya gak butuh waktu lama deh dengar berita kamu hamil."

*

Dara kesal luar biasa. Eyang putrinya yang paling ia sayang mendadak menjadi sangat menyebalkan karena masalah hal sepele yaitu warna kebaya. Ia sudah mematenkan untuk warna tema pernikahannya adalah biru muda untuk ijab dan merah muda untuk resepsi, namun eyang putrinya itu ingin warna hijau dan kuning. Hadeh, benar-benar tidak nyambungnya sama sekali.

"Ma, tolongin Dara dong kasih tahu eyang putri kalau Dara sama Jimmy sudah netapin tema warnanya. Jangan diubah-ubah nanti buyar semua. Dara gak mau ya ubah-ubah lagi." ucap Dara saat baru saja diberi tahu berita super menyebalkan itu.

"Iya nanti mama bantu ngomong ke eyang lagi, sudah jangan terlalu dipikirin nanti juga eyang kamu manut sendiri." jawab ibunya. Dara cemberut lalu bersender memeluk ibunya itu yang menjadi lebih sibuk akhii-akhir ini membuat mereka jaang bisa bertemu.

"Kangen mama.Nanti kalau Dara sudah menikah, jangan larang Dara main ke sini tiap hari ya, Ma."

"Ya mama sih gak masalah, kamu kan ketika sudah menikah izinnya ke suami kamu udahan."

"Dara udah bilang ke Jimmy dan dia gak masalah. Untung Dara menikahnya sama Jimmy yang sudah paham."

"Nanti kalau sudah jadi istri, suaminya jangan sering digalakin, jangan sering diomelin."

"Ih Dara gak suka ngomel ya."

"Dih apa, tiap Jimmy ke sini mama juga sering lihat kamu ngomel kenJimmy. Mana itu anak manut-manut aja kamu omelin, sabar banget."

Dara hanya menyengir, "Kebanayakn dia juga yang salah kok. Jadi wajar Dara ngomel. Nanti Dara kurangin deh ngomelnya ke Jimmy"

"Ya harus dong. Hubungan dengan suami di jaga ya, kalau ada maslaah dibicarakan baik-baik dengan kepala dingin. Jangan grusa-grusu pas emosi, habis itu keluar kata-kata yang menyakitkan pasangan. Jangan ya, nak."

Dara mengangguk semakin memeluk ibunya. "Mama itu gak mau kehidupan pernikahan anak-anak mama ada yang kaya mama. Jadi mama beneran wanti-wanti ke kalian buat cari pasangan itu jangan sampai salah, harus tahu karakter masing-masing. Jangan pas sebelum nikah belum kenal eh setelah nikah kaget karena keluar deh karakter yang jelek-jeleknya."

"Makasih ya ma, mama udah ngerawat kami dari kecil sampai besar sendirian. Dara gak bisa bayangin mama rawat empat anak dampai kami sebesar ini. Kalau Dara diposisi mama, Dara gak yakin akan sekuat mama. I really love you, my super super woman."

..............................................................................................................................................

Das ist LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang