Pukul lima sore, Alleta tiba dirumah tempat dia dan Arka tinggal. Gadis itu baru saja pulang dari sekolahnya. Karena sehabis jam pelajaran, dia harus rapat dengan para anggota OSIS untuk acara sekolah dua Minggu lagi. Gadis itu terpaksa tetap tinggal di rumah itu karena bujukan ibunya beberapa hari lalu.
Alhasil, dia dan Arka selalu saja berdebat. Belum lagi pria itu sangat jahil pada Alleta hingga gadis itu tersulut emosi.
Alleta turun dari mobilnya dan membawa beberapa barang yang sudah dia beli di supermarket tadi. gadis itu melihat ada beberapa motor yang terparkir di halaman rumah itu. Alleta bisa menebak kalau itu adalah motor teman-teman Arka.
tapi gadis itu tidak peduli, dia masuk kedalam rumah dan tidak menghiraukan keberadaan teman-teman Arka. Dia terus berjalan masuk menuju dapur untuk menyusun bahan-bahan makanan yang sudah dia beli. Teman-teman Arka yang melihat pun terheran karena gadis itu terlihat mengerikan.
"serem banget bini lo, Ar" ucap Daren
"nah, lo bayangin aja gue harus tinggal sama dia seumur hidup. dan seumur hidup itu gak sebentar. yang ada tiap hari gue diomelin mulu sama dia" balas Arka
Seketika tawa renyah keluar dari mulut mereka setelah Arka bicara seperti itu. Begitulah mereka, dari pertama bertemu Alleta selalu mengusili gadis itu. padahal gadis itu memiliki tingkat kesabaran yang sangat tipis.
namun tawa seketika terhenti saat Alleta tiba didekat mereka. Tapi gadis itu tidak berbicara, dia hanya berhenti sebentar dan berjalan menuju kamarnya. Gadis itu tidak peduli apa yang akan dilakukan Arka dan teman-temannya dirumah itu.
"dingin banget tuh anak" celetuk Jevandra yang biasanya di panggil jevan oleh teman sekolahnya
"kalau panas dia api dong bro" timpal Arka dengan candaannya
"ya gak gitu juga maksud gue anjing" kesal jevan
"lo kayak gak tau si Arka aja, dia kan gak pernah waras" ujar Arjuna
"apa rumah ini bakal aman ya? yang satu kutub utara, yang satu sarafnya ada yang putus" tambah Arjuna
"hawa rumahnya seketika kaya lagi dirumah hantu" ucap Jay
mereka kembali tertawa membayangkan bagaimana keadaan rumah teman mereka itu. Terkadang heran juga melihat mereka, hal kecil pun bisa mereka tertawakan. Begitu sangat recehan sekali humor anak motor itu.
Selanjutnya mereka kembali melanjutkan game yang tadi sempat tertunda karena pembahasan tidak berfaedah mereka. Itulah yang akan selalu mereka lakukan. Jika tidak mereka pasti pergi tawuran atau mungkin balapan liar dijalanan umum.
Tapi setidaknya hari ini mereka sedikit hening. Jadi polisi tidak akan memiliki pekerjaan tambahan karena harus menangkap mereka.
.
.
.
.
.
Malam ini Alleta sudah siap dengan peralatan memasaknya. Gadis itu sudah berada didapur sejak sepuluh menit yang lalu. Dia sedang memikirkan apa yang harus dia masak untuk makannya malam ini.
Tidak ada menu yang terlintas dipikiran nya saat ini.Tidak ingin terlalu lama berada didapur, akhirnya dia memutuskan untuk membuat tempe goreng dan ayam pedas manis. Tempe adalah makan favoritnya begitu pun dengan ayam. Alleta sangat menyukai daging unggas satu itu.
Tanpa menunggu lama, Alleta mengambil persediaan tempe yang tadi sudah dia beli. Gadis itu mulai mengiris tempe menjadi beberapa bagian. Setelah selesai dengan per tempean, gadis itu beralih pada daging ayamnya. Dengan sangat telaten gadis itu mulai melakukan step by step dari proses memasaknya.
Hingga saat dia sedang menggoreng tempe, Arka datang dan sudah dipastikan dia pasti akan menggangu Alleta. Gadis itu juga sudah menyiapkan kuda-kuda kalau nanti arka menjahilinya.
"wah! lagi masak lo ya?" tanya Arka basa-basi
"gue lagi zumba! udah liat orang lagi masak masih juga ditanya. buat apa punya mata kalau gak lo gunain dengan baik" jawab Alleta kesal dengan pertanyaan gila Arka tadi.
Sudah tahu dia sedang memasak, masih juga ditanya. Tidak kah dia melihat dengan matanya kalau Alleta sedang sibuk membalik tempe gorengnya.
"gue nanya doang, sensi banget lo jadi orang. lagian gak boleh marah-marah sama suami, dosa tau gak" balas Arka sok menasehati
"bodo amat gak peduli gue, lagian muka lo kaya muka orang minta di hujat" ujar Alleta
Arka mendengus kesal dan merasa terhina dengan ucapan Alleta barusan. Tapi bukan Arka namanya kalau kehabisan ide untuk menjahili gadis kutub itu. Dengan sigapnya pria itu mencomot satu tempe yang tadi sudah digoreng Alleta sebelumnya.
Melihat itu Alleta semakin dibuat kesal dengan kelakuan makhluk satu itu. Alleta menatap tajam pada arka seolah akan menerkam pria itu.
"ARKAAA! Tempe gue ngapain lo makan sih. nyebelin banget jadi orang" ucap Alleta kesal
Sedangkan Arka sedang tertawa melihat wajah merah Alleta yang sedang kesal. Kali ini pria itu berhasil mengerjai gadis galak itu.
"tempe doang pelit banget sih, gue kan suami lo jadi gak papa kali minta satu doang" ujar Arka membela diri
Dia tidak merasa bersalah karena sudah mengambil sepotong tempe itu. Justru dia merasa senang karena melihat Alleta kesal malam ini. Setidaknya dia terhibur dengan melihat wajah kesal dari gadis yang berstatus istrinya itu.
Arka masih berdiri disana dan menatap Alleta yang sibuk dengan masakannya. Entah mengapa gadis itu terlihat lebih cantik dibandingkan biasanya. Apa karena dia sedang memasak jadi auranya lebih terpancar.
Arka yang sudah tidak tahan pun mencuri satu kecupan pada sudut bibir gadis itu. Alleta yang terkejut hanya bisa terpaku ditempat. Gadis itu membeku setelah mendapat serangan tak terduga dari Arka barusan. Bahkan gadis itu lupa untuk mengangkat tempenya yang sudah mulai matang.
Sedangkan Arka sudah bersiap untuk lari dari amukan gadis itu karena sudah berani menciumnya. Alleta yang baru tersadar pun langsung murka pada makhluk menyebalkan itu.
"ARKANJWING!! AWAS AJA LO NANTI, GUE TAMPOL MULUT LO YANG UDAH BERANI NYENTUH GUE KAYA GITU!!" Teriak Alleta dari arah dapur sedangkan Arka sudah tertawa puas di ruang tengah mengingat seperti apa wajah kaget Alleta tadi
Pria itu menepuk-nepuk kursi disebelahnya karena tidak sanggup untuk tertawa lagi. Wajah Alleta yang membeku tadi masih terngiang diotaknya.
"baru aja gue cium kaya gitu udah nge freeze. gimana kalau yang gue cium tadi bibirnya, mungkin lebih lucu lagi ekspresi nya" ucap Arka sembari tertawa
Pria itu benar-benar bahagia karena berhasil mengerjai Alleta habis-habisan malam ini. Dia tidak menyangka kalau membuat Alleta kesal sangat menyenangkan. Sedangkan Alleta masih kesal pada Arka yang sudah berani menyentuhnya seperti tadi. Ingin rasanya dia menjahit bibir pria itu agar tidak sembarangan seperti itu.
Hampir saja masakan Alleta hangus jika dia tidak tersadar lebih awal tadi. Saat ini gadis itu memasak sambil menahan kesalnya pada makhluk bernama Arka itu. Sedangkan si Arka masih berusaha menghabiskan sisa tawanya di ruang tengah.
Dia berfikir kalau hubungannya dengan Alleta akan terasa seru jika terus seperti ini. Ini jauh lebih menyenangkan daripada harus berpura-pura memiliki hubungan seperti suami istri pada umumnya.
"Kiww, cewek. Jalan sama aku yuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction"kita cuma status jadi jangan berharap lebih" Menikah di usia muda bukan lah keinginannya. Tapi garis takdirnya berkata lain. Dia terpaksa harus mau menikah di usia yang masih sangat muda. Akankah kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik? Atau...