Alleta baru saja tiba dirumah, setelah tadi dia pergi ke supermarket untuk membeli keperluan harian. Sudah menjadi kebiasaan rutin gadis itu jika hari minggu seperti ini untuk berbelanja.
Perempuan yang menggunakan Hoodie hitam kesayangannya itu, masuk kedalam rumah. Dengan beberapa barang ditangannya, dia berjalan menuju dapur. Dia dapat melihat teman-teman Arka yang memang sudah dari tadi disana.
Mereka terlihat asik dengan game yang ada di ponsel masing-masing. Bahkan suara mereka terdengar bising di ruangan itu. Buku-buku yang ada dihadapan mereka tergeletak begitu saja. Padahal awalnya mereka bilang akan belajar bersama, tapi kini malah bermain game.
Sedang Jonathan asik dengan gitar yang ada dipangkuan nya. Pria itu terlihat lebih pendiam dari biasanya. Mungkin dia masih galau mengenai hubungannya dengan Kanara yang berakhir begitu saja. Tapi bagaimana dengan Arka, pria itu juga terlihat tidak bersemangat. dia terlihat mencoret-coret tidak jelas diatas bukunya.
Alleta hanya bisa menggeleng, ternyata anak nakal seperti mereka bisa galau juga. Alleta mengira kalau mereka akan selalu bahagia meskipun putus cinta. Rupanya tebakan Alleta meleset sangat jauh.
Gadis itu meletakkan sebuah plastik berisi camilan ditengah mereka. Dengan kompak mereka melihat plastik itu dan melirik Alleta. Sedangkan yang dilirik malah menatap mereka datar.
Alleta mengambil duduk di sebelah Jayden yang memang berada dipojok. Hal itu langsung membuat Arka memberikan tatapan mematikan nya pada Jayden. Pria itu bergeser sedikit agar tidak terlalu dekat dengan Alleta. Gadis itu pun merasa heran dengan tingkah Jayden barusan.
"kok lo geser gitu? ada yang aneh sama gue?"
"gak kok, gue cuma cari aman aja. takut di tampol sama suami lo" balas Jay sembari terkekeh
Alleta melirik sebentar kearah Arka yang sedang kurang bersemangat. Lalu beralih melihat Jonathan yang masih asik dengan gitarnya.
"lo masih galau?"
Jonathan melirik sebentar kearah Alleta setelah mendapat pertanyaan seperti itu. Dia kembali memetik senar gitar tanpa melodi yang jelas.
"gak gampang buat Jonathan lupain Kanara" Jevan bersuara
Alleta menarik napas, dia juga tidak tahu harus apa karena dia sendiri tidak paham bagaimana situasi sekarang. tiapi memang melupakan seseorang tidak segampang itu.
"gue emang gak ada diposisi lo sekarang, tapi gue rasa keputusan Kanara udah bener. karena kalau terus dilanjutin, kalian berdua bakal makin sakit. bukan berarti gue gak support hubungan kalian, tapi ini udah jalan terbaik buat kalian berdua"
"entah lah. gue sendiri juga bingung gimana caranya biar bisa lupain Kanara. gue terlalu sayang sama dia sampai gue gak bisa buat jauh dari dia"
Alleta menatap Jonathan dengan sendu. Sesakit itu ternyata, harus merelakan hubungan karena perbedaan. Apalagi hubungan yang mereka jalani sudah terjalin sejak mereka menjadi murid baru di sekolah itu.
"lo gak harus jauh dari dia kok. kan kalian masih bisa jadi temen. dengan syarat lo gak boleh berharap lebih dan Kanara juga gak boleh kasih lo harapan"
"gue gak yakin kalau bisa berteman sama dia tanpa menaruh harapan lebih"
"coba aja dulu, dan gue yakin lo bisa. lo ingat gak yang Danu bilang kemaren, kalau jodoh gak bakal hilang. gue juga yakin kalau takdir kalian bakal menemui tuan nya. jadi percaya sama apa yang udah digarisin. ya walaupun kemungkinan kalian buat bersama sangat kecil"
Ucapan Alleta barusan sedikit membuat Jonathan lebih baik, dan sedikit mulai tersadar. walau dengan sedikit tamparan di akhir ucapan Alleta. Mungkin yang Alleta katakan adalah kebenaran tentang hubungan nya dan Kanara. Dia juga harus bisa berfikir jernih dan menyikapi dengan dewasa. Karena level tertinggi mencintai adalah pengorbanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction"kita cuma status jadi jangan berharap lebih" Menikah di usia muda bukan lah keinginannya. Tapi garis takdirnya berkata lain. Dia terpaksa harus mau menikah di usia yang masih sangat muda. Akankah kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik? Atau...