Part 16 : Peringatan

17 1 0
                                    

Hari ini Alleta sudah berada didapur yang sedang sibuk dengan roti dan selai coklatnya. dia mengoleskan coklat pada roti tawar yang ada ditangannya. hingga tanpa dia sadar, Arka sudah berdiri di pintu masuk dapur.

Atensi Alleta beralih pada Arka saat mendengar helaan nafas pria itu. Alleta dapat melihat kalau Arka berjalan kearahnya. raut orang bangun tidur begitu ketara di wajah Arka.

"lo mau berangkat sekolah ya?" pertanyaan yang seharusnya tidak dia tanyakan

Alleta diam dan menatap arka sembari mengunyah roti coklat nya. pertanyaan bodoh apa yang harus dia dengar dipagi hari seperti ini.

"ya terus lo pikir gue udah pake seragam kaya gini mau kemana kalau gak sekolah" jawab Alleta kesal

"gue anterin ya" tawar Arka dengan penuh semangat

percaya lah, pria itu benar-benar sudah jatuh cinta pada gadis galak itu. padahal hari ini dia sedang diskors, tapi tetap memaksa untuk bangun pagi.

Alleta kembali diam dan fokus dengan roti cokelat yang sedang di kunyah nya. dia bingung harus memberi jawaban seperti apa. hingga akhirnya Jevan yang baru bangun langsung menghampiri pasangan itu.

"gue aja yang anter lo kesekolah ya" ucap Jevan dengan santai

pria itu mendapat tatapan tajam dari Arka karena berani mengganggu istrinya. Alleta yang sudah selesai dengan rotinya langsung berlalu, dan sebelum benar-benar pergi gadis itu berucap sesuatu.

"kalau mau nganter gue buruan, nanti gue telat" gadis itu berjalan meninggalkan dua sahabat itu

Jevan dengan cepat menyusul Alleta tapi dengan sigap ditahan oleh Arka.

"dia istri gue anjir, biar gue yang anter lo diem disini dulu dan jangan kemana-mana" ucap Arka dan berlari mengejar Alleta.

sedang Jevan hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. pria keras kepala yang dia kenal itu sungguh jatuh cinta pada gadis pemarah itu. sahabat kecilnya itu sudah tau cara melabuhkan hati pada gadis yang tepat.

Jevan menunang air pada gelas dan meneguk nya, rasa pusing dikepalanya masih dia rasakan. mungkin itu efek dari minuman yang semalam dia minum cukup banyak.

Sekarang yang harus dia pikirkan adalah bagaimana cara menyusun alasan untuk menjawab Arka nanti. dia tau kalau ketua Axelion itu pasti akan marah padanya.

berbeda dengan Arka yang saat ini sedang berbunga-bunga karena bisa mengantar istri nya. Pria itu tak henti mengukir senyum diwajah tampannya.

Walaupun saat ini mereka hanya diam tanpa kata, karena memang tidak ada hal menarik yang harus mereka bahas.

Keduanya hanya diam hingga mereka tiba digerbang sekolah. banyak murid yang juga baru datang karena saat ini sudah hampir jam masuk sekolah.
Alleta memberikan helm yang tadi dia gunakan pada Arka dan beranjak pergi.

Hingga panggilan membuatnya tidak jadi melangkah dan melihat siapa yang sudah memanggilnya. gadis itu mendapati Bintang yang juga baru datang bersama dengan kekasihnya.

Sakit? tentu saja itu yang Alleta rasakan, tapi dia harus bersikap biasa saja.

sedangkan Arka mulai kesal pada lelaki itu karena berani memanggil istrinya. padahal dia sedang dengan kekasihnya, masih saja menganggu punya orang.

"udah sana masuk kelas, nanti lo telat" suruh Arka

"bareng yuk" ajak Liora kekasih Bintang

Alleta melirik kearah Liora dan Arka secara bergantian lalu berjalan bersama Liora. Bintang yang akan menyusul pun harus terhenti saat Arka menahan pergerakannya.

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang