Arka dan teman-temannya baru saja masuk kelas setelah selesai dengan hukuman mereka. Ketujuh pria itu terlihat sangat kelelahan. Bahkan saat ini Daren sudah menghabiskan air yang tadi sempat dia beli. Mereka semua terkapar tidak berdaya dikelas. Beberapa ada yang berbaring di lantai kelas.
Sedangkan Arka duduk di bangkunya setelah melempar tasnya secara asal. Moodnya masih buruk setelah kejadian di lapangan tadi. Bahkan saat menjalankan hukuman saja dia terlihat kesal.
"kok guru belum masuk, padahal udah jam setengah sepuluh?" tanya Aldino saat tidak melihat guru
"kita hari ini jamkos makanya guru gak masuk. guru lagi rapat buat acara sabtu besok" ucap Bobby
mereka semua ber 'oh' ria kecuali Arka, karena pria itu masih tidak fokus. Momen di lapangan tadi masih berputar di otaknya.
"woy! tumben banget lo diem aja. biasanya kalau ada berita jamkos pasti paling seneng" ujar Reza si ketua kelas yang menepuk bahu Arka
Pria itu menoleh ke arah reza dan melihatnya sekilas. Dia seperti tidak berselera untuk bercanda.
"lagi sariawan kali makanya libur ngomong" balas Sean sambil terkekeh
Jay yang melihat Arka hanya diam, mencoba menghampiri pria itu. Karena tidak biasanya orang se ceria Arka tiba-tiba diam jika tidak ada masalah. Sekalian Jay juga ingin bertanya tentang wajah Arka yang luka.
Pria tinggi itu berdiri dari duduknya dan duduk dibangku yang ada dihadapan Arka. Memang terlihat aneh wajah temannya itu.
"ka! lo aman kan?" Daren bertanya setelah menghabiskan segelas minuman nya
"aman kok, gue gak kenapa-napa. gue cuma kecapean jadi gak usah lebay" ujar Arka menutupi kesalnya
"berhubung lo baik-baik aja, sekarang lo bisa cerita gimana muka lo jadi banyak luka gitu?" kali ini pertanyaan itu keluar dari mulut Jay yang sudah sangat penasaran
Arka menyentuh sedikit wajahnya sebelum menceritakan tentang kejadian semalam pada teman-temannya.
"gue dihajar habis-habisan sama si Yudha"
Sontak teman-temannya terkejut mendengar ucapan singkat Arka. Entah masalah apa yang membuat Yudha mengeroyok Arka hingga jadi seperti itu.
"kok bisa lo di keroyok mereka?" pertanyaan itu meluncur dari mulut Jevan
"gak tau. mungkin karena dia gak terima kali, kalah balap sama gue tempo hari" jawab Arka enteng
"gak sportif banget sih tuh orang. kalah mah kalah aja gak perlu main fisik gitu" Jay kesal dengan Yudha dan teman-temannya
"itu Yudha, Jay. dia orang yang gak pernah mau kalah dari orang lain. jadi lo gak perlu heran sama dia" Arjuna memberi penjelasan
"yaudah lah, ini cuma luka kecil gak perlu di besarin. lagian semalam udah di obatin sama Alleta juga kok. tapi nanti kalau dia udah lewat batas baru kita turun tangan"
"Arka bener. sekarang kita waspada dan ikutin permainan mereka dulu" tambah Jonathan
Mereka semua mengangguk tanda mengerti. Selalu ada cara untuk mereka tenang dalam menghadapi masalah.
.
.
.
.
.
Di tempat berbeda, Alleta dan anggota OSIS lainnya sedang berkumpul untuk membahas persiapan acara ulang tahun sekolah mereka.Ruangan sepetak itu penuh dengan beberapa murid yang menjabat menjadi anggota OSIS. Mereka terlihat serius dan bersemangat dalam menyiapkan acara ulang tahun sekolah tahun ini.
Alleta yang menjabat sebagai ketua pun sedang menjelaskan beberapa hal pada anggota nya yang lain.
"gue harap acara tahun ini harus bisa lebih baik dari tahun lalu, dan kalian semua harus bisa handle tugas masing-masing" ucap Alleta memperingatkan semua teman-temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction"kita cuma status jadi jangan berharap lebih" Menikah di usia muda bukan lah keinginannya. Tapi garis takdirnya berkata lain. Dia terpaksa harus mau menikah di usia yang masih sangat muda. Akankah kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik? Atau...