Waktu terus bergulir tanpa meminta izin pada siapa pun, hari pun ikut bertukar. Hari ini tepat hari ulang tahun sekolah mereka. Beberapa siswa terlihat antusias dengan acara yang sudah disediakan. Khusus hari ini mereka dibebaskan dari pelajaran. Bahkan mereka tidak perlu menggunakan seragam sekolah. Pihak sekolah mengizinkan mereka menggunakan pakaian bebas tapi sopan.
Alleta dan beberapa anggota OSIS masih sibuk mengurus keperluan acara. Karena mereka memang panitia untuk acara hari ini. Semua anggota OSIS mengenakan pakaian yang sudah mereka sepakati beberapa hari yang lalu.
Gadis itu sudah berada disekolah sejak jam tujuh pagi hanya untuk mengecek kembali persiapan. Kini dia sedang sibuk bolak-balik untuk memantau keadaan agar aman.
"aduh" Alleta terjatuh saat bagian depan motor Arka tidak sengaja menabrak kakinya
Dengan cepat pria itu menegakkan motornya dan menghampiri Alleta.
"lo gak papa? ada luka gak?" Arka bertanya seraya membantu Alleta berdiri
"gue jatuh anjir, dan bisa-bisanya lo nanya gue gak papa" ucap Alleta dengan menunjukkan wajah kesalnya pada Arka
"sorry sorry, gue gak sengaja. gue gak tau kalau lo lewat" balas Arka panik
Entah kenapa dari raut wajah dan sorot mata pria itu, dia terlihat sedang khawatir.
"udah datang telat, nyari masalah sama gue pula. udah lah sana lo masuk, acara pembukaan bakal dimulai sebentar lagi" suruh Alleta
Gadis itu hendak berlalu dari sana untuk mengecek kembali keadaan, tapi tangannya ditahan oleh Arka. Pria itu menatap Alleta dengan khawatir dan sedikit panik.
"tangan lo ke gores. kita obatin dulu ya"
Memang benar tangan Alleta sedikit tergores karena menahan tubuhnya yang sudah terjatuh. Tapi itu bukan luka yang harus dibesarkan.
"gak usah ini cuma luka kecil"
"jangan keras kepala, ikut gue ke UKS sekarang" Arka hendak menarik Alleta menuju UKS tapi tangannya terhenti
Pria itu melihat siapa yang berani mengentikan langkahnya. Arka mendapati sosok yang sangat dia benci.
"mau lo bawa kemana Alleta?"
"bukan urusan lo"
Arka kembali hendak menarik Alleta, tapi sayang orang itu kembali menghentikan nya.
"lo apa-apaan sih" ujar Arka dengan wajah yang sudah sangat emosi
Belum lagi tatapan tajam yang diberikan oleh orang itu pada Arka.
Alleta menatap mereka secara bergantian.
"ini kalian ngapain sih, kalau mau berantem jangan disini. di ring tinju sana" Alleta ikut kesal karena dua laki-laki itu berdebat di dekatnya
Arka kembali akan menarik Alleta, dan kali ini gadis itu yang mengehentikan nya. Gadis itu menyentakkan tangan Arka yang sedang memegang nya.
"lo juga! gue bilang gak usah ya gak usah. sekarang mending lo sama temen-temen lo masuk terus langsung ke lapangan, dan lo Bintang bukannya gue tadi nyuruh lo buat cek keadaan dilapangan" Alleta sudah sangat kesal dengan keduanya.
Belum lagi dia yang sudah lelah, karena sejak semalam belum ada makanan yang menyentuh perutnya. Hari ini malah dibuat kesal dengan dua manusia dihadapan nya.
"gue tadi nyariin lo karena acara pembukaan mau dimulai" ujar Bintang
"yaudah sekarang kita kelapangan" suruh Alleta
Gadis itu berjalan lebih dulu menuju lapangan. Sedangkan Arka memberikan tatapan mautnya pada Bintang. Sedang yang ditatap hanya memberikan lirikan sebentar, lalu akhirnya menyusul Alleta.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA
Teen Fiction"kita cuma status jadi jangan berharap lebih" Menikah di usia muda bukan lah keinginannya. Tapi garis takdirnya berkata lain. Dia terpaksa harus mau menikah di usia yang masih sangat muda. Akankah kehidupan rumah tangganya berjalan dengan baik? Atau...