Part 13 : Pacaran

26 2 0
                                    

Pagi ini adalah hari paling dibenci oleh banyak orang. Hari Senin, hari dimana sumpah serapah bertebaran. Hari yang sukses membuat siapa saja emosi.

Arka memasang jaketnya dan berlari turun menyusuri anak tangga. Pria itu berjalan menuju dapur untuk meminum sesuatu sebelum berangkat sekolah. Dia tidak mau terlambat hari ini dan berakhir dihukum seperti minggu lalu.

Saat tiba di dapur, pria itu justru bertemu dengan Alleta yang sedang sibuk mengoles rotinya dengan cokelat. Keduanya sama-sama terkejut dan saling pandang untuk beberapa detik.

"lo belum berangkat sekolah?" Arka bertanya sembari menuang air pada gelas

Alleta menggeleng sembari menggigit rotinya, lalu gadis itu berlalu dari sana meninggalkan Arka. Pria itu meneguk segelas air dan mengambil selembar roti. Dia mengejar Alleta yang saat ini sudah berada diluar rumah.

"bwerwangkwat bwarweng gwue aja" ucap Arka sembari mengunyah rotinya

"ngomong apa sih. habisin dulu makanan lo baru ngomong" Alleta tidak mengerti apa yang Arka ucapkan

Pria itu mempercepat mengunyah rotinya dan menelannya dengan sedikit kesusahan.

"berangkat bareng gue aja, kita kan satu arah juga" tawar Arka

Alleta terlihat sedikit berfikir sampai akhirnya dia menggeleng. Ini kesekian kalinya Alleta menolak untuk pergi bersama Arka.

"kenapa sih lo selalu nolak kalau gue ajak bareng? emang se memalukan itu naik motor bareng gue?"

"gue cuma gak mau anak-anak lain tau soal hubungan kita"

"lo mau nutupin ini sampai kapan? cepat atau lambat semua juga bakal tau soal pernikahan kita"

Alleta tau itu, tapi dia hanya belum siap jika semua orang tahu tentang pernikahan mereka. Alleta hanya tidak ingin orang-orang berfikir buruk tentang mereka.

Gadis itu terdiam dan tidak membalas ucapan Arka barusan.

"yaudah terserah lo aja lah. kalau emang gak mau, gue juga gak bakal maksa lo kok. kalau gitu gue duluan" Arka berjalan menuju motornya dan bersiap untuk berangkat sekolah

"ARKA" teriakan Alleta berhasil menghentikan arka yang sudah hampir keluar pagar

Arka berhenti dan menoleh ke belakang. Pria itu bisa melihat kalau Alleta berjalan pelan kearahnya.

"kenapa?" Arka bertanya dari balik helmnya dan hanya membuka sebagian kacanya

"gue bareng lo hari ini"

Arka menghela nafasnya
"yaudah ayo naik. nih ikat dipanggang lo dulu"

Arka memberikan jaketnya agar Alleta bisa menutupi sebagian kakinya karena dia menggunakan rok pendek.

Alleta memasang helm yang memang tadi sudah dia bawa sebelum menghentikan Arka. Jaket yang tadi diberikan Arka juga sudah bertengger di pinggang rampingnya.

Setelah Alleta naik, Arka melajukan motornya membelah jalanan pagi itu. Jalanan terlihat cukup ramai karena ini masih pagi dan hari senin.

Detik awal yang terdengar hanya suara motor mereka dan bisingnya jalanan. Hingga akhirnya Alleta yang memulai pembicaraan lebih dulu.

"gue minta maaf" suara pelan Alleta tidak menyentuh telinga Arka

Pria itu hanya diam karena dia tidak mendengar ucapan Alleta. Melihat Arka yang hanya diam, Alleta kembali berbicara.

"Arka lo dengerin gue gak sih?" kini Alleta bertanya dengan suara yang agak sedikit kencang

"apa? lo ngomong apa tadi?" suara Arka juga sedikit lebih keras

ARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang