"baik pak syarif atur saja waktu pertemuan untuk membahas kerja sama kita,saya tunggu kabarnya"ucap pria paruh baya diruang kerjanya dengan seseorang melalu telvon.
"emm pah!"sapa seseorang
"kenapa nggak langsung masuk, sini!"
"kenapa hmm? Biasanya kalau kayak gini ada maunya kan?"
"iya nih pahh"
"minta apa sih sayang hmm? "
"tapi papa janji dulu untuk turutin kemauan aku!kalau nggak aku marah sama papa!"ancamnya.
"iya sarastika adiyamika,papa janji semua yang kamu mau papa turutin! Cepet minta apa? Papa harus segera kekantor!"
"saras mau papa jodohin aku sama anaknya om syarif rekan kerja papa namanya ali"jelasnya membuat papa farhan menautkan alisnya heran.
"ya nggak bisa semudah itu dong sayang, kita nggak bisa memaksakan hal pribadi seperti ini"
"tuh kan papa udah nggak sayang sama saras, pokoknya saras nggak mau tau permintaan ini harus papa turutin kalau nggak saras akan nekat akhirin hidup saras seperti kepergian mama dulu!"ancamnya berlari menuju kamarnya.
"SARAS PAPA BELUM SELESAI BICARA! DAN JANGAN LAKUKAN HAL BODOH ITU!!PAPA NGGAK MAU KEHILANGAN KAMU!"teriak papa farhan tidak dihiraukan putrinya.
Sebuah fakta terkuak dimana kejadian sewaktu saras masih menginjak usia 10 tahun, papa farhan dan juga alm.istrinya selalu memanjakan saras dan keluarga tersebut hidup harmonis.Hingga suatu peristiwa yang membuat nya harus merelakan kepergian istrinya karna kebodohannya sendiri. Papa farhan bermain api dengan sekertarisnya sendiri yang kemudian membuat istrinya depresi dan melakukan bunuh diri. Hal itu membuat putrinya benar benar terpukul kehilangan sosok ibu diusia remajanya dan rasa penyesalanlah sekarang menghantui papa farhan. Untuk menebus rasa bersalah terhadap mendiang istrinya ia menjaga dan menuruti apa pun yang saras mau.Dengan mendengar permintaan saras tadi membuat ia harus bertekat membujuk pak syarif untuk menjodohkan anak mereka, karna ia tidak mau kehilangan saras.
"halo.. Bisa kita bertemu sekarang saya tunggu dicafe ****!!"ucapnya menghubungi seseorang dan berlalu begitu saja.
Ntah sudah berapa banyak bekas tisu berserakan diruang kamar gadis yang sedari tadi menangis. Saras selalu mendapatkan apa yang dia mau dari papanya, tapi sekarang permintaan untuk dijodohkan dengan ali ditentang papanya. Saras benar benar marah akan hal itu, semenjak kepergian mamanya ia menjadi anak yang semaunya sendiri terhadap orang lain, kurangnya kasih sayang ibu saat remaja mempengaruhi berubahan kepribadianya.
"gimanapun caranya ali harus jadi milik gue!! "ucapnya menggebu gebu.
Gadis bertubuh mungil ini tak hentinya tersenyum sembari mengetuk pintu didepannya.Dengan dua bingkisan didalam kantung yang sedari tadi ia genggam.Tiba-tiba ketukan pintunya terbalaskan dengan menampilkan perempuan paruh baya yang langsung memeluknya erat.
"sayang, mama kangen banget sama kamu!"
"ily juga kangen banget sama mama dan papa"
"ayo masuk sayang, ali nya masih dikamar nanti biar mama bangunin!"
Mereka pun segera berlalu menuju ruang tamu.
"duduk dulu, repot-repot banget sih mantu mama bawa bingkisan begini"ucap mama resi tersenyum tulus mengusap rambut ily.
"hehe nggak kok mah, kebetulan bunda tadi buat kueh jadi ily bawa kesini deh"
"emm makasih ya, yaudah mama bangunin ali dulu buat temenin km! Bentar ya sayang"ucap mana resi berlalu menuju kamar ali dilantai atas.