ᴋᴀʙᴀʀ ʙᴜʀᴜɴɢ ᴅᴀɴ sᴜʀᴠᴇʏ ᴄᴏʀᴘs

848 132 4
                                    

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Setelah hari itu, beredar kabar tentang kehebatan Y/n yang menghabisi para Titan dengan tangan kosong. Akan tetapi, kebanyakan orang berfikir bahwa itu adalah kebohongan tabu, mengingat dia hanyalah seorang gadis biasa.

Mereka menganggap bahwa orang-orang yang pergi berperang memiliki gangguan mental karena penyerangan Titan, hingga melihatnya sebagai gadis yang memiliki kekuatan hebat.

Para pasukan Garrison yang mendengar hal itupun tidak percaya begitu saja, dan malah menghina orang-orang yang menganggap Y/n sebagai manusia terkuat. Desas-desus pun kian menjadi-jadi hingga akhirnya berubah menjadi kabar burung belaka.

Eren beserta dua orang lainnya yang sejak tadi mendengarkan pembicaraan itu, mengepalkan kedua tangannya merasa kesal terhadap orang-orang yang menghina Y/n.

Dia kemudian berbalik dengan langkah lebar untuk mencari keberadaan gadis pemilik mata hitam yang indah. Lebih baik ia mempertanyakan semuanya pada Y/n dari pada harus mendengar komentar orang-orang sekitar.

Armin dan Mikasa pun hanya menatap punggung Eren dari belakang, sambil terus mengikutinya dalam diam. Hingga akhirnya, mereka berhenti di salah satu lorong dan melihat Y/n yang menunduk memegang lantai batu dengan salah satu tangannya.

"Y/n-san!"

Panggilan Eren dari belakang, membuat gadis itu tersentak pelan dan lekas-lekas bangkit berdiri sambil berbalik menatap ketiga anak di depannya.

"Kenapa?"

Nada datar namun hangat di saat bersamaan terdengar dari balik bibir perempuan itu. Dia menatap ketiganya secara bergantian, tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

Jujur saja, semenjak Y/n kembali dari perang melawan Titan, dia terlihat begitu berbeda.

Dulu gadis itu selalu berbincang-bincang dengan mereka, menanyakan apapun yang berhubungan dengan ketiganya serta bagaimana mereka bisa bertemu dan bermacam-macam pertanyaan lainnya.

Kadang juga dia mengganggu atau menghina bahkan memarahi mereka jika berbuat salah. Dia pun sesekali menunjukan senyuman yang manis sampai mereka merasa terpesona.

Tapi sekarang, Y/n hanya berbicara sedikit atau seperlunya saja. Kedua manik matanya pun sedikit meredup meskipun wajah cantiknya tak berubah. Senyuman manis yang ia tunjukan menjadi datar dan penuh kesedihan.

"Kenapa diam saja?"

Eren seketika berkedip pelan saat melihat Y/n yang kini berada cukup dekat dengannya. Ia pun sedikit mendongak mengingat perbedaan tinggi mereka.

"Y/n-san, apakah benar kamu memiliki kekuatan hebat hingga bisa membunuh Titan dengan tangan kosong, saat pertama kali melawan mereka?"

Ia tak menduga bahwa Eren akan mempertanyakan itu padanya. Mungkin karna gosip sekitar yang sedikit demi sedikit meluas dan tercipta dua kubu orang percaya dan tidak, maka karna itulah Eren bertanya.

Padahal, dengan susah payah
Y/n mengiring opini bahwa yang terjadi di medan perang itu hanyalah hayalan mereka. Karna jika ia tidak melakukannya, maka para Polisi Militer akan menangkap dan mengadili dia. Kenapa Eren tidak percaya saja dengan hal itu?

Sambil menghela nafas pelan,
Y/n menepuk kepala Eren yang masih menunggu jawabannya, sama seperti Armin dan Mikasa.

"Aku hanya manusia biasa, Eren."

Purpose To Live || Aot x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang