❃.✮:▹ ◃:✮.❃
✥
✥
✥
Bunyi ledakan meriam terdengar di seluruh penjuru. Asap mengepul di beberapa tempat. Derap langkah berserta teriakan orang-orang terdengar jelas dalam telinganya saat ia bersama Mikasa pergi menuju gedung persediaan.
Sebelumnya, saat mereka pergi mendekati dinding berlubang yang dibuat oleh Colossal Titan, Y/n bersama Mikasa tidak menemukan keberadaan Eren di manapun. Sampai akhirnya, seorang senior datang dan memerintahkan mereka untuk berkumpul di gedung persediaan. Mereka pun menangguk patuh dan dalam perjalanan ke sana.
Tak henti-hentinya ia memandangi keadaan sekitar yang begitu hancur. Teringat kembali akan kejadian beberapa tahun yang lalu, di mana Colossal Titan membobol tembok Maria dan menghancurkan distrik Shiganshina.
Semua ini terjadi karena ulah mereka. Ketiga penghianat yang datang dari Marley. Ingin sekali Y/n mencincang mereka hidup-hidup, namun sayangnya takdir tidak menghendaki perbuatannya itu.
Akan tetapi, sebenci-bencinya dia terhadap para penghianat itu, dia lebih membenci dirinya sendiri yang tidak dapat berbuat apa-apa untuk membantu orang-orang sekitar. Dia hanya bisa mengikuti arus takdir yang begitu menyedihkan.
Ia menjadi seogok boneka tak berdaya yang menonton pertunjukan kematian orang-orang di sekitarnya.
"Kenapa ini harus terjadi..."
Gumaman sedih yang terdengar dari balik bibirnya, mengundang Mikasa untuk menatap perempuan itu dalam diam. Kembali lagi ia teringat akan perkataan Y/n beberapa jam yang lalu.
Gadis itu mengatakan bahwa mereka tidak aman karna Titan akan membobol dinding Trost. Apa yang dikatakannya benar-benar terjadi. Entah itu hanya sebuah kebetulan, atau memang rencana yang sudah disusun jauh-jauh hari.
Apa yang sedang kupikirkan sekarang.
Mikasa tidak ingin menuduh Y/n karna apa yang terjadi sekarang. Dia sangat mempercayai gadis itu. Selain Eren, Y/n dan Armin adalah sosok yang berharga untuknya. Mungkin saja perkataannya itu hanya sebuah kebetulan.
Ya, itu hanya sebuah kebetulan.
Ia meyakinkan dirinya sendiri sembari mendaratkan tubuhnya ke atas jalan setapak bersama Y/n yang berada di sampingnya. Mereka kemudian masuk ke dalam gedung yang terlihat begitu kacau.
Para kadet lulusan berlari kesana-kemari dengan wajah yang panik dan ketakutan. Y/n tidak akan menyalahkan mereka, karna dia juga pernah mengalaminya lima tahun lalu.
Dari sudut ruangan terlihat seorang senior yang berteriak keras meminta untuk para kadet menunjukkan performa terbaik mereka dalam melawan Titan.
Tak jauh dari sana, Y/n menangkap dua orang yang ia kenali. Itu adalah Franz dan Hannah. Mereka saling berpelukan untuk menguatkan diri satu sama lain. Begitu manik matanya berputar ke arah sebaliknya, ia mendapati Armin bersama Eren sedang berjongkok di depan tabung gas 3D Manuver Gear.
Bergegas Y/n bersama Mikasa mengambil langkah lebar mendekati mereka. Namun, kedua lelaki itu tidak menyadarinya karna Eren terfokus pada Armin yang terlihat ketakutan. Kedua tangannya bergetar hebat sambil bergumam tidak jelas.
"Sekarang kita tidak memiliki alat untuk menutup lubang setinggi 8 meter. Batu didekat gerbang itu, kita bahkan tidak sanggup mengangkatnya."
Penjelasan Armin membuat
Y/n menatap kedua tangannya. Dia sebenarnya bisa mengangkatnya, tetapi, jika dia melakukannya, itu sama saja menyerahkan dirinya kepada Polisi Militer untuk dikuliti hidup-hidup. Apa lagi dengan sejarah yang mungkin saja akan berubah jika dia menutup lubangnya dan bukan Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose To Live || Aot x Reader
FantasyY/n Ackerman gadis dari keturunan hebat di masa lalu yang tidak memercayai adanya titan di masa nenek moyang mereka. Baginya, titan hanyalah dongeng tabu yang dibuat-buat oleh para pendahulu. Jika memang titan itu ada, mana buktinya? Pertanyaan itu...