❃.✮:▹ ◃:✮.❃
✥
✥
✥
Langit cerah yang menaungi pedesaan, nampak begitu indah saat Y/n melangkah keluar dari gedung bekas persediaan makan, yang menjadi tempat pengungsian para warga di dinding Maria.
Tak terasa, sudah terhitung tiga hari Y/n berada di masa lalu—tempat di mana para Titan hidup dan berkeliaran. Meskipun begitu, selama beberapa hari terakhir ini, dia sering berkeliling melihat-lihat seperti apa kehidupan di masa lalu.
Cukup banyak yang ia pelajari dari orang-orang sekitar, mengingat perbedaan zaman mereka yang terlampau jauh.
Terkadang, saat ia kesulitan memahami sesuatu, Eren bersama Armin dan Mikasa akan membantunya. Mereka jadi bertanya-tanya, kenapa Y/n terlihat seperti orang yang tidak mengetahui apa-apa tentang lingkungan sekitar.
Bahkan, pernah sekali gadis itu merasa terpukau saat melihat Mikasa menggunakan pompa air, padahal alat itu sudah sering digunakan di kalangan masyarakat.
Ketika mereka mulai bertanya kenapa dia tidak mengetahui cara kerja pompa air, Y/n hanya terkekeh pelan sambil mengubah topik pembicaraan. Namun, adakalanya perempuan itu mengetahui beberapa hal yang tidak diketahui mereka.
“Y/n-san!”
Sang pemilik nama segera menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya dari belakang. Senyuman hangat pun nampak di balik bibirnya, kala ia melihat Eren bersama yang lain datang mendekatinya.
“Selamat pagi Y/n-san!”
Armin tersenyum kecil sambil menatapnya lembut, sama halnya dengan Eren. Sementara Mikasa, dia hanya meliriknya sebentar tanpa berkata apa-apa. Y/n sendiri tidak mempermasalahkannya, mengingat mereka yang belum cukup dekat.
“Selamat pagi! Kalian ingin mengantri makanan juga 'kan?”
Pertanyaan retorik meluncur begitu saja dari mulutnya. Ketiganya pun mengangguk serempak sebelum kemudian bergabung dalam antrian. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya mereka mendapatkan makanan berupa roti dan air untuk dikonsumsi.
Jujur saja, Y/n tidak menyukai makanan yang diberikan padanya. Itu karena kualitas rotinya begitu buruk! Siapapun akan sakit perut saat memakannya.
Dia ingin mencoba sesuatu yang hangat dan lezat, sayangnya, tidak ada makanan lain selain roti ini. Di tambah kondisi sekitar begitu memprihatinkan, membuat mereka kesulitan mendapatkan makanan yang layak. Y/n jadi bertanya-tanya, kenapa Raja yang memimpin tempat ini tidak turun langsung dan membantu rakyatnya yang sedang kesusahan?
“Ayo kita duduk di sebelah sana,” ajak Armin sambil menunjuk koridor tempat pertama kali Mikasa menonjok Eren. Y/n bersama yang lain segera mengikuti anak laki-laki itu dalam diam sembari memerhatikan aktifitas warga sekitar.
Sampai tiba-tiba, manik matanya menangkap seorang anak kecil yang tengah duduk meringkuk di sudut tempat. Keadaannya terlihat menyedihkan, hingga membuat Y/n merasa ibah.
“Y/n-san?”
Eren tampak bingung saat mendapati gadis di sampingnya bergerak berlawanan arah dengan tempat yang mereka tuju. Armin dan Mikasa pun saling melirik dengan ekspresi bingung, sebelum memerhatikan Y/n dari kejauhan.
“Hallo, bolehkah kutahu siapa namamu?”
Y/n berlutut menyamai tingginya dengan sosok yang kini menatapnya was-was. Setelah diperhatian lebih dekat, ternyata dia adalah seorang anak laki-laki. Mungkin karna rambutnya yang sedikit panjang, Y/n mengira dia adalah perempuan.
![](https://img.wattpad.com/cover/355898810-288-k124661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose To Live || Aot x Reader
FantasyY/n Ackerman gadis dari keturunan hebat di masa lalu yang tidak memercayai adanya titan di masa nenek moyang mereka. Baginya, titan hanyalah dongeng tabu yang dibuat-buat oleh para pendahulu. Jika memang titan itu ada, mana buktinya? Pertanyaan itu...