ᴘᴇʟᴀᴛɪʜᴀɴ

855 137 2
                                    

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Malam pun tiba seiring dengan Y/n dan Sasha yang telah menyelesaikan hukuman mereka. Tanpa berpamitan, ia segera meninggalkan gadis itu dan memilih untuk mencari teman-temannya di salah satu ruangan yang menurutnya adalah tempat makan para kadet.

Ketika ia hendak masuk ke dalam sana, wajahnya bertabrakan dengan seseorang yang berlari keluar. Y/n sedikit memegangi hidungnya yang terbentur, sedangkan sosok lelaki tinggi di depannya meringis sakit akibat hantaman tersebut.

"Hei! Apa kau tidak punya ma—ta."

Tarikan nafas kasar terdengar saat lelaki itu menatap gadis cantik di depannya. Seluruh wajahnya tiba-tiba berubah menjadi merah padam saat jarak mereka terpaut begitu dekat. Sedangkan Y/n hanya menatapnya dengan tatapan datar.

"H-halo Nona! Apakah kamu baik-baik saja—"

Tak menghiraukan apa yang dikatakannya, Y/n segera berjalan masuk ke dalam ruangan, meninggalkan lawan bicaranya yang terdiam di depan pintu.

Setelah beberapa detik berlalu, barulah dia keluar dari sana dan kembali menjumpai pria yang menabraknya tadi. Belum sempat ia bergerak, lengan kokoh pria itu terangkat untuk mencegahnya melangkah lebih jauh.

"Ano! Namaku Jean Kirstein! Bo-bolehkah ku tahu namamu, No-nona?"

Y/n sedikit tersentak saat mendengar nama lelaki itu. Dia lantas mendongak dan menatap lamat pria di depannya. Ternyata seperti ini wajah kakek moyang Jorsh. Ia berbicara pada dirinya sendiri sebelum kemudian memberikan komentar.

"Kuda."

Jean kebingungan saat gadis itu mengatakan jawaban yang berbanding terbalik dengan pertanyaannya barusan. Kuda? Apa maksudnya? Jangan bilang bahwa gadis itu mengejek wajahnya dengan kata Kuda. Jean kemudian menurunkan lengannya sambil tertawa canggung.

"Maaf, apa maksud—"

"Y/n!"

Seseorang yang Jean kenali sebagai Armin, memanggil gadis itu sambil tersenyum kecil. Y/n pun segera melangkah melewati Jean dan menyentuh salah satu pundak lelaki bersurai pirang itu.

Rasa kekesalan tak luput dari pandangan mata Jean. Ia benci jika seseorang mengganggu obrolannya.

"Armin, kau pergi kemana tadi? Di mana Eren dan Mikasa?"

Armin tersenyum kecil sambil menyodorkan sepotong roti pada Y/n yang membuat gadis itu berkedip bingung.

"Aku tadi pergi mencarimu untuk memberikan ini, Eren dan Mikasa sebelumnya ada di dalam. Tapi sepertinya sudah pergi."

Perempuan itu sedikit mengangguk sebelum menerima roti pemberian Armin. Dia lalu berterima kasih dan memanggil lelaki itu untuk mencari Eren dan Mikasa. Namun, sebelum ia melangkah lebih jauh, Y/n berbalik dan menatap Jean yang masih saja melihatnya sejak tadi.

"Y/n."

Setelah mengucapkan namanya, ia segera menarik Armin untuk berjalan di sisinya. Sementara Jean yang ditinggalkan sedikit berdecih pelan, merasa iri akan kedekatan Y/n dan Armin.


»»----><----««

Besok, pagi-pagi sekali, para taruna baru melakukan latihan alat 3D Manuver Gear. Mereka menyeimbangkan tubuh di udara saat para petugas memutar tuas untuk menarik mereka ke atas.

Purpose To Live || Aot x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang