❃.✮:▹ ◃:✮.❃
✥
✥
✥
Pagi-pagi sekali Y/n bangun dan bersiap-siap karena mendengar kabar bahwa ketiga temannya bersama beberapa kadet lain ingin mengantar kepergian Pasukan Pengintai yang akan melakukan ekspedisi luar.
Setelah kejadian semalam, ia tidak banyak bicara dan hanya mengikuti mereka dalam diam. Sekarang, mereka semua sudah berbaur dengan lautan manusia yang bersemangat menceritakan tentang kehebatan para Pasukan Pengintai.
"Itu Komandan Erwin!"
Seseorang yang tidak diketahui namanya berteriak sambil menunjuk seorang pria tampan bersurai pirang. Dia duduk di atas kuda putih dengan posisi tegap dan memantapkan pandangan lurus ke depan. Membuatnya terlihat tegas nan berwibawa.
Jadi dia yang bernama Erwin Smith...
Manik matanya menatap lamat perawakan Erwin. Hingga secara tiba-tiba, pria itu menoleh dan bersitatap dengan iris obsidian miliknya selama beberapa detik sebelum Y/n memutuskan kontak mata mereka.
Dia cukup tampan.
Kembali lagi ia menatap kerumunan Pasukan Pengintai tanpa minat sedikitpun. Itu semua karna dia sudah mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya. Karna, setelah kepergian para Pasukan Pengintai, Titan Colossal akan menyerang tembok di distrik Trost.
Mengepalkan satu tangannya,
Y/n merasa kesal karna dia tidak bisa melakukan apa-apa. Seandainya saja dia bisa merubah takdir menyedihkan itu walau hanya sedikit."Lihat! Itu Kapten Levi! Si manusia terkuat!"
Teriakan nyaring di sampingnya membuat Y/n tersentak pelan. Ia lantas memegangi salah satu telinganya yang berdengung karna teriakan menggelegar itu, sebelum akhirnya menatap ke depan.
Kini netranya menangkap seorang pria bersurai hitam yang memiliki ekspresi datar di wajah tampannya. Tingginya pun tidak seberapa, mengingatkan Y/n akan pantung pahlawan di museum.
"Mereka mengatakan jika kekuatannya setara dengan 1 batalion prajurit!"
Y/n mengangkat satu alisnya saat mendengar penjelasan yang dilontarkan pria di sampingnya. Ia kemudian memerhatikan Levi dari atas kepala sampai ujung kaki.
Merasa dejavu, Y/n sedikit terkejut saat pandangan mereka bertemu satu sama lain. Mengernyit dalam, ia segera membuang pandangan sambil menghela nafas singkat.
"Dasar gadis aneh."
Y/n membelalakan matanya ketika Levi melontarkan kalimat ejekan saat ia lewat di depannya. Kembali mendongak, Y/n lantas memberikan cibiran balik padanya.
"Dasar pria kecil!"
Ia sedikit meninggikan nada bicaranya agar pria itu mendengarnya. Tentu saja ejekannya itu terdengar jelas di kedua gendang telinga si manusia terkuat. Tapi Levi memilih untuk tidak memedulikannya, mengingat keadaan sekitar yang akan merugikannya jika dia membalas perbuatan gadis bersurai hitam itu.
Armin yang memerhatikan Y/n dari samping, memiringkan kepalanya merasa bingung saat mendengar gadis itu memberikan cibiran pedasnya entah kepada siapa.
"Kau baik-baik saja Y/n?" tanyanya yang dibalas anggukan singkat gadis itu.
"Berbeda sekali dengan lima tahun lalu, ya. Banyak orang yang berharap pada Pasukan Pengintai."
Eren tiba-tiba saja angkat bicara sambil menatap sekelilingnya dengan bersemangat. Beberapa pasang mata kini melihatnya dengan pandangan setuju.
"Suasana hati semua orang berubah menjadi lebih optimis. Bagaimanapun, semuanya aman selama lima tahun ini," sahut Hannah, seorang perempuan bersurai coklat terang dengan sedikit senyuman di wajah kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purpose To Live || Aot x Reader
FantasyY/n Ackerman gadis dari keturunan hebat di masa lalu yang tidak memercayai adanya titan di masa nenek moyang mereka. Baginya, titan hanyalah dongeng tabu yang dibuat-buat oleh para pendahulu. Jika memang titan itu ada, mana buktinya? Pertanyaan itu...