ᴛᴇʀᴛᴀɴɢᴋᴀᴘ

690 103 3
                                    

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Y/n mendudukan dirinya keatas lantai bersebelahan dengan Armin dan Mikasa. Setelah kelompok Jean kembali dari gudang persenjataan, ia menjelaskan bahwa benda-benda itu masih berfungsi dengan baik meskipun sedikit berdebu.

Armin pun memanggil mereka untuk menjelaskan rencananya lebih lanjut.
Dia mengatakan bahwa ada beberapa Titan setinggi 3 sampai 4 meter yang berkeliaran di gudang, sehingga senapan tersebut hanya bisa membutakan mata para Titan.

Y/n mengangguk setuju dengan hal itu, dan kembali mendengar penjelasan selanjutnya yang akan dikatakan Armin.

"Pertama, kita gunakan lift untuk menurunkan para prajurit dari tengah plafon, lalu secara bersamaan menembak ketujuh wajah Titan itu sampai buta."

Armin sempat berhenti sebentar sambil menatap orang-orang di sekitarnya sebelum melanjutkan.

"Lalu, langkah selanjutnya akan menentukan semuanya. Di saat bersamaan, tujuh orang yang bersembunyi didekat plafon serentak menyerang Titan yang buta. Jika seandainya ada yang tidak berhasil membunuh Titan itu, maka Y/n sebagai cadangan akan menolong mereka."

Ia melirik Y/n yang sedang duduk bersila sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sedikit gadis mengangguk pelan sebagai tanda persetujuan.

"Hmm ... Kalaupun mereka gagal membunuh semua Titan, aku yang akan menggantikan mereka membunuh ketujuh Titan itu," ucapnya angkuh yang membuat beberapa orang merasa kesal saat mendengar perkataannya itu.

"Jadi, kau menganggap kita tidak bisa membunuh Titan pendek itu dengan baik?"

Annie menimpali sambil menatap Y/n dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Y/n lantas terkekeh dingin sambil menyugarkan helaian rambutnya ke belakang.

"Siapa yang tahu, bukan?" ucapnya menatap dingin Annie. Merasakan suasana sekitar menjadi mencekam, lekas-lekas Reiner menginterupsi percakapan mereka.

"Berhentilah kalian berdua, ini bukan saatnya untuk bertengkar."

Annie segera merotasikan kedua bola matanya sementara Y/n hanya mendengus kasar saat mendengar teguran dari Reiner. Armin pun mencoba untuk berbicara kembali sambil sedikit menundukkan kepalanya menatap peta yang berada di atas lantai.

"Maaf, aku membahayakan nyawa semua orang kepada kalian."

Armin bergumam pelan, yang mana mengundang perhatian semua orang yang berada didekatnya. Reiner terlebih dahulu mengatakan bahwa dia baik-baik saja dengan rencana Armin, dan dilanjutkan oleh Annie yang mengatakan bahwa mereka akan tetap mati jika rencana itu gagal total.

"Tapi, rencanaku yang tidak masuk akal ini ... Apakah benar-benar cara yang terbaik?"

Y/n pun menghela nafas panjang sambil menjitak kepala Armin hingga membuatnya terkejut dan sedikit meringis pelan. Ia lantas menatap gadis yang duduk di sampingnya dengan bingung.

"Berhentilah memikirkan itu. Jika kau masih ragu, maka aku akan melanjutkan rencana awalku—"

"Jangan! Itu sama saja dengan bunuh diri! Aku tahu kau memiliki kekuatan yang hebat, tapi kita juga harus memikirkan keselamatan diri sendiri."

Ia menatap lamat kedua bola mata Armin yang terlihat begitu serius, sebelum menepuk pelan puncak kepalanya. Y/n pun segera bangkit berdiri dan menatap teman-temannya satu per satu kemudian berbalik pergi dari sana.

Purpose To Live || Aot x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang