sᴇᴅɪᴋɪᴛ ᴋᴇʙᴇɴᴀʀᴀɴ

731 115 17
                                    

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Tatapan menuntut yang ditujukan oleh para petinggi Pasukan Pengintai yang berdiri di depannya, membuat Y/n berpaling melihat Eren yang duduk tenang di sampingnya. Lelaki itu pun memberikan tatapan penasaran dengan kedua bola mata hijau miliknya.

Y/n lantas menghela nafas kasar sambil bertanya-tanya dalam hati, haruskah ia mengatakannya pada mereka? Dia bahkan masih menyelidiki kenapa tubuhnya bisa menyembuhkan luka dengan sendirinya.

"Aku ... Tidak tahu—"

"Jika kau sengaja menyembunyikannya, maka kita tidak akan tahu rahasia yang ada di dunia ini. Bukankah kau sudah berjanji akan berkerjasama dengan kami?"

Y/n meremas celana lusuh yang ia kenakan, sambil menundukkan kepalanya saat mendengar apa yang Erwin katakan.

Sebenarnya, dia ingin sekali membantu mereka dengan pengetahuan yang ia miliki tentang masa lalu. Tetapi itu sama saja bunuh diri. Sosok misterius yang selalu muncul ketika dia hendak mengubah takdir, benar-benar merepotkan.

"Sudah kubilang aku tidak tahu—"

"Aku tahu kau berbohong, bocah."

Levi cukup merasa kesal dengan tingkah yang Y/n tunjukkan. Gadis itu begitu keras kepala dan tidak bisa diajak bekerja sama.

Y/n sendiri tidak membalas perkataan sarkas itu, dan tetap bersikukuh pada keputusannya. Sampai tiba-tiba, Hange berlutut di depannya sambil memegang kedua tangan Y/n, sebelum kemudian menatap wajah gadis itu cukup lamat.

Ia lantas mendongak dan bertemu tatap dengan wanita berkacamata itu.

"Kami harus tahu tentangmu, Y/n-chan. Kau sekarang berada di Pasukan Pengintai, yang artinya kau adalah tanggung jawab kami. Namun, jika kau merasa tidak nyaman untuk mengatakannya, maka kami akan berhenti menanyakan hal itu."

Y/n mengernyit dalam sembari menimbang-nimbang apa yang Hange katakan padanya. Dia lalu melirik Erwin yang menunggu keputusannya sebelum kembali menatap Hange kembali.

Harusnya tidak apa-apa jika kuceritakan bagaimana aku mendapatkan kekuatan ini bukan?

Menarik nafas panjang dan menghembuskannya, Y/n lantas melirik ke arah jendela yang berada di samping kanannya dengan pandangan sedih.

"Kekuatan ini muncul saat aku mengikuti perang 4 tahun lalu untuk merebut tanah yang ada di tembok Maria. Saat itu ... Aku hampir dimakan Titan abnormal setinggi 14 meter. Namun Tuan Arlert yang merupakan kakek Armin menyelamatkanku. Tetapi sebagai gantinya ... Dia mati."

Y/n meremas kedua tangannya yang berada dalam genggaman Hange. Hatinya begitu sakit saat mengingat kembali kejadian itu.

Eren yang baru mengetahuinya sekarang, menunjukan respon terkejut. Pantas saja dia tidak ingin menceritakannya, mungkin saja gadis itu merasa bersalah karna gara-gara dia, kakek Armin harus merenggang nyawa.

"... Titan itu menghancurkan tubuhnya dalam sekali pukulan. Saat itu, aku merasa marah ... Lalu sensasi yang aneh muncul dalam tubuhku. Rasa tersengat. Jantungku bahkan berdetak begitu cepat."

Penjelasan yang Y/n katakan membuat Levi menatapnya intens. Dia juga pernah merasakan perasaan itu. Tetapi kekuatan yang ia miliki tidak sampai membunuh Titan dengan tangan kosong seperti Y/n.

Gadis ini ... Siapa dia sebenarnya...

"Setelah itu kekuatanku terasa bertambah berlipat kali ganda, sebelum akhirnya aku membunuh Titan itu dengan menarik kepalanya hingga terputus."

Purpose To Live || Aot x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang