Setelah kejadian tadi Gista dan Rakha hanya saling diam satu sama lain. Tak ada percakapan di antara keduanya.
Orang tua mereka yang melihat nya pun ikut bingung dengan sikap mereka. Biasanya jika bertemu selalu ada pertengkaran, tetapi ini berbeda."Kalian kenapa sih, kaya canggung gitu" ujar Linda, sontak kedua nya menoleh
"Gapapa kok mah" balas Gista tersenyum diikuti Rakha
"Bener?" Tanya Dara memastikan
"Iya"
"Gimana sta jawaban kamu" ucap Gerald memecah kecanggungan, kini berganti menjadi tegang
Keringat mulai bercucuran di pelipis Gista. Pertanyaan inilah yang paling menyeramkan sepanjang hidupnya. Lebih sulit dari soal matematika. Walau Gista hanya perlu menjawab Ya atau tidak, tetapi tetap berpengaruh terhadap perasaan orang tua nya.
"Emm, Gista ma-" belum sempat Gista memberi jawaban Rakha memotong nya
"Sebentar" ujar Rakha, semua menoleh ke arah nya
"Mah pah Rakha mau ngomong dulu berdua sama Gista boleh?"
"Boleh tapi jangan lama-lama ya" jawab Dara yang dia angguki Rakha
Rakha langsung menggandeng tangan Gista. Ia membawa nya ke teras depan.
"Mau apa Lo" Desis Gista
"Maaf" lirih Rakha, Gista mendongak, melihat wajah Rakha yang lebih tinggi dari nya
"Buat?"
"Maaf buat tadi, soal gw cium Lo tiba-tiba"
Blush
Pipi Gista kembali memerah.
Mengingat kejadian tadi."Gausah di bahas lagi, gw maafin tapi ada syaratnya" ujar Gista
"Apa?"
"Lo harus nolak perjodohan ini" Gista tersenyum miring mendapati Rakha yang seperti nya tidak suka dengan syarat Gista
"Gw ga setuju"
Gista mengerutkan keningnya. Bukan kah Rakha harus nya senang jika perjodohan ini batal, namun mengapa ia tidak setuju.
"Why?"
"Pokok nya gw gabisa"
"Rak, Come on, you should be happy now"
"Still can't sta, Lo kalo mau kasih gw syarat ga gini juga. Ini sama aja Lo nyari kesempatan dalam kesempitan"
"Terserah lah gw harap Lo ga nyesel nikah sama gw" ujar Gista mendengus kesal, ia langsung berlalu meninggalkan Rakha
"Gw ga akan pernah nyesel sta" batin Rakha, mengikuti Gista pergi
Gista dan Rakha sudah kembali ke dalam. Mereka mendudukkan bokongnya di sofa. Gista sudah tidak mood untuk berhadapan dengan orang tua nya.
"Gista terima perjodohan ini" ujar Gista membuat sepasang kedua orang tua itu membulat kan mata nya. Termasuk Rakha, ia juga syok mendengar ucapan Gista
"Beneran sta" ucap Linda berbinar
"Iya mah" Gista berusaha tersenyum di depan orang tua nya. Hati nya terasa sesak. Siapa sih yang bermimpi akan menikah di usia 17 tahun. Bahkan sekolah pun belum lulus.
Gista membuang nafas nya kasar, ia tak ada pilihan lagi, mau tak mau Gista harus menerima nya, Gista juga tahu orang tua nya melakukan ini untuk kebaikan diri nya sendiri. Ia juga tahu orang tuanya tak akan membiarkan Gista berada di orang yang tidak tepat untuk menjadi pasangan hidup nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love (Rakha)
Genç Kurgukisah kita berawal dari Perjodohan yang tidak di inginkan Membuat kedua makhluk yang berbeda gender itu harus menjadi sepasang suami istri di usia nya yang masih di bilang cukup muda untuk melibatkan ikatan pernikahan Jalan mereka masih panjang untu...