🦉CHAPTER 36🦉
- Alpha Female -"Gallan ...."
"Freyya, lo ngapain di sini?" Itulah hal pertama yang lelaki itu ucapkan dari balik gelapnya ruangan.
Freyya mengabaikan pertanyaan Gallan dan langsung melangkah masuk ke kamar itu. Gadis itu harus menajamkan penglihatannya agar bisa menyapu pandangan pada situasi kacau yang ada di dalam.
"Lo apa-apaan, Gallan!" seru Freyya yang tak pernah melihat ruangan yang bak kapal pecahnya melebihi ini.
Bau alkohol mendominasi indra penciuman, di lantai sudah berceceran botol-botol miras, kaleng minuman berbintang serta kotak rokok dengan puntungnya pada asbak.
"Udah kayak pesta miras aja," omel Freyya membuang napas kasar sambil melangkahi beberapa botol kosong.
"Ini juga kenapa gelap banget, jendelanya nggak dibuka? Ngapain lo gelap-gelapan kayak gini?" Freyya yang berjalan ke arah jendela, hendak membukanya agar udara bisa bertukar atau minimal cahaya sore bisa masuk.
Namun, Gallan sudah duluan mencegat tangan gadis itu. "Lo ngapain di sini!" tukasnya lagi dengan nada lebih keras.
Freyya menoleh menatap Gallan dengan tatapan serius. "Gue seharian nyariin lo."
Gadis itu menyentakkan tangannya hingga pegangan Gallan terlepas, dengan begitu, Freyya bisa tetap melanjutkan niatnya. Menyibakkan tirai dan menggeser jendela kaca itu lebar-lebar. Seketika, angin sore langsung menghembus masuk menerpa wajah mereka.
"Lo tau basecamp ini dari mana?" tanya Gallan lagi, masih memandangi Freyya beberapa langkah di belakangnya. Tak menyangka akan melihat gadis itu di sini, mimpi apa dia semalam. "Dari Evans, ya? Ugh, sial!! Tuh cowok nggak seharusnya ikut campur lagi!"
Jujur saja, Freyya kurang terima jika Evans disalahkan. Usai gadis itu berbalik untuk memprotes pernyataan Gallan, barulah dia bisa melihat dengan lebih jelas perawakan Gallan saat ini.
"Sumpah, lo kacau banget, Gall," celetuk Freyya dengan gelengan pelan.
Bagaimana tidak, tampang Gallan betul-betul kacau seperti yang Freyya katakan. Kaus kumal yang penuh keringat, hanya mengenakan celana boxer longgar, rambut yang sudah mulai memanjang dan berantakan, serta yang tak kalah parahnya adalah wajah Gallan yang kusam dengan mata sayu dan berkantong.
Kondisi Gallan persis seperti orang yang tengah depresi, keadaannya benar-benar memprihatinkan. Kemana perginya wibawa seorang ketua BEM yang sangat dihormati dan memiliki aura kepemimpinan yang kuat? Seolah image itu tidak pernah ada pada lelaki ini jika melihat bagaimana kondisinya sekarang.
Gallan yang menatapnya dengan mata sayu hanya menghela pelan. "Mending lo pergi dari sini, apapun tujuan lo," usirnya dengan nada dingin.
"Gallan. Gue nggak nyangka lo bisa kayak gini. Ada apa sebenarnya di balik bencana test pack itu?" tanya Freyya yang kini sudah membelakangi jendela yang terbuka lebar, membuat siluet indah dirinya dengan latar matahari sore berlangit keorenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REBELLOUSE! (On Going)
RomanceEmang boleh se-bjir ini? Freyya tiba-tiba disuruh mengikuti blind date dengan Ketua BEM yang ternyata sangat problematik. Semakin Freyya mencoba untuk menjauh, semakin dalam pula gadis itu terlibat dalam kehidupan seorang Louise Gallan yang kontrove...