🦉CHAPTER 33🦉
- Backstreet Relation'shit' -Dengan sedikit gerakan, Gallan menekan tombol buka kunci pintu di dekat siku kanannya, membiarkan Aruna masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku sebelahnya.
"Hai, Kak," sapa Aruna dengan senyuman malu-malu.
Berbeda dengan vibes Gallan yang suram, Aruna kini justru tengah kasmaran. Sebab, jarang-jarang Ketua BEM itu langsung datang menghampirinya ke kos seperti ini. Biasanya Gallan lebih sering menyuruhnya berangkat sendiri ke suatu tempat jika ingin bertemu. Lelaki itu juga hanya menurunkan Aruna di persimpangan gang jika sesekali mengantar gadis itu pulang.
Meski begitu, Aruna tau betul Gallan tiba-tiba datang dan menemuinya sekarang pasti karena ingin menanyakan 'benda kejutan' yang dia berikan di depan gedung Sekretariat BEM FEB kemarin sore.
Aruna mengulum bibir ranumnya sambil menatap Gallan dengan malu-malu kucing. "Gimana, Kak? Kamu udah lihat hasil test pack-nya kan?"
Gallan menelan berat. Dia tidak yakin apakah harus melontarkan kalimat kejam ini pada Aruna, namun lelaki itu tak bisa menahan diri untuk tidak mengatakannya.
"Sorry to say, I'am not happy for that," celetuk Gallan meski pahit. Lisannya tak bisa membohongi hatinya.
Ekspresi Aruna yang awalnya sumringah perlahan memudar menjadi sebuah kekecewaan. "Kok kamu responnya gitu?"
"Lo yakin kalau garis dua di test pack itu karena gue?" celetuk Gallan lagi dengan nada datar, tapi kalimatnya begitu sarkas.
Deg!
Sungguh, hati Aruna langsung mencelos. Gadis itu hampir tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar barusan. Dia cukup speechless beberapa saat sampai akhirnya mampu kembali berucap.
"Apa-apaan, sih!" imbuh Aruna dengan nada kecewa. "Kamu pikir aku perempuan murahan? Aku cuma pernah tidur sama kamu, Kak Gallan!" tekannya dengan sedikit jeritan pelan.
Gallan membuang napas kasar. "Nah! Mumpung lo yang bahasin duluan. Gue jadi pengen beneran nanya tentang kejadian malam itu. Tolong ceritain ke gue secara detail!"
"Detail? Kamu mau aku cerita gimana Kakak ngegoda aku dan maksa buka baju aku?" sela Aruna yang tentunya merasa berada di posisi sebagai korban.
"HAH? A-APA?!" Bibir Gallan bergetar dan lelaki itu hampir tak percaya dirinya bisa melakukan itu. "Nggak mungkin!"
"Malam itu aku juga syok kenapa kamu tiba-tiba minta suatu hal yang nggak biasanya. Tapi, karena aku sayang sama Kakak, makanya aku rela aja. Aku ngasih seluruh tubuhku buat kamu dan itu adalah bukti cinta aku," ucap Aruna dengan air mata yang sudah berlinang.
Sungguh, Gallan tidak kuat mendengarnya, benarkah dia-lah yang berusaha meniduri gadis ini? Lelaki itu hampir tidak percaya.
"Tapi, waktu itu gue kan lagi mabuk, Aruna! Gue nggak sadar sama apa yang gue lakuin," bela Gallan, dia tidak bermaksud untuk mengelak, tapi dia hanya ingin mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan Aruna kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REBELLOUSE! (On Going)
RomansaEmang boleh se-bjir ini? Freyya tiba-tiba disuruh mengikuti blind date dengan Ketua BEM yang ternyata sangat problematik. Semakin Freyya mencoba untuk menjauh, semakin dalam pula gadis itu terlibat dalam kehidupan seorang Louise Gallan yang kontrove...