🦉CHAPTER 39🦉
- Luxury Golf -Suasana sasana golf pada pagi menjelang siang itu ramai oleh sekelompok pebisnis kaya raya yang tergabung ke dalam suatu circle karena kesamaan hobi. Namun, ketahuilah bahwa hobi sebetulnya hanyalah alasan, mereka membentuk keanggotaan club golf demi bisa saling memperluas dan memperkuat hubungan bisnis satu sama lain.
Meski berkedok bisnis, pakaian para pebisnis ini tentu saja menyesuaikan dengan olahraga mewah ini. Mereka mengenakan pakaian khas golf dengan berbagai merek terkenal. Luxury brand terpancar pada setelan pakaian masing-masing.
Jangankan baju dan jam tangan, sekedar topi golf untuk wanita maupun topi/kupluk untuk laki-laki saja harga satuannya bisa mencapai jutaan, apalagi atribut yang dikenakan lainnya. Club golf sekelas pebisnis memang sangat berbeda.
Freyya tentunya datang bersama orang tuanya, Tuan Hengky dan Nyonya Trivia. Awalnya, Tuan Hengky bertanya apakah Freyya dan Gallan tidak berniat berangkat bersama-sama saja karena itu akan sangat menyenangkan untuk dilihat oleh rekan-rekannya nanti.
Namun, Freyya bilang dirinya dan Gallan tidak seakrab itu untuk berangkat bersama. Sehingga kini, gadis itu hanya berdiri di samping kedua orang tuanya dengan memaksakan senyuman, menyapa setiap rekan bisnis yang mengobrol dengan kedua orang tuanya.
Hampir semua dari mereka memuji kecantikan Rebecca Freyya, tentu saja.
Gadis itu mengenakan polo shirt warna putih dengan dibalut jacket sporty berwarna senada yang menimbulkan semburat warna light sky blue. Sangat match dengan rok tenis selutut beraksen lipit warna sage green yang membuat kaki jenjangnya terlihat indah, sepatu kets warna biru-putih dan tak ketinggalan topi golf Nike warna broken white untuk melengkapi outfit-nya yang trendy dan mempesona.
Freyya menyalami semua rekan bisnis yang diperkenalkan Tuan Hengky dengan senyuman simpul namun attitude-nya itu sukses membuat sebagian besar dari mereka bertanya apakah Freyya sudah memiliki calon pendamping hidup dan hendak memperkenalkan anak-anak bujang mereka pada gadis itu.
Freyya ingin menjawab, 'tidak', namun ayahnya malah lebih dahulu bicara dan dengan bangga mengungkapkan bahwa mereka akan segera berbesanan dengan keluarga Tuan Louizar Burhan dan Nyonya Pryanka Manov, orang tua Gallan.
Sungguh, Freyya cukup bete mendengarnya, namun dia tidak begitu ambil pusing lagi. Terutama ketika rombongan Tuan Burhan datang yang tak kalah disambut hangat oleh para anggota club.
Freyya langsung menoleh ke arah pintu kedatangan sasana golf itu, dan matanya langsung tertuju pada sesosok pria yang berjalan di belakang calon mertuanya.
'Ternyata dateng juga tuh cowok,' batin Freyya dalam hati, menyaksikan wajah Gallan yang tampak datar dan dingin.
Lelaki itu tentu saja turut mengenakan pakaian golf, outfit elegan dan memancarkan aura yang kuat. Sayangnya, raut wajahnya yang lesu membuat Freyya yakin lelaki ini belum berhasil keluar dari depresinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REBELLOUSE! (On Going)
RomanceEmang boleh se-bjir ini? Freyya tiba-tiba disuruh mengikuti blind date dengan Ketua BEM yang ternyata sangat problematik. Semakin Freyya mencoba untuk menjauh, semakin dalam pula gadis itu terlibat dalam kehidupan seorang Louise Gallan yang kontrove...