🦉Chapter 64 | Motor Modus

2.4K 147 20
                                    

🦉CHAPTER 64🦉- Motor Modus -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦉CHAPTER 64🦉
- Motor Modus -

"Kak Freyya ke sini ada perlu apa?" tanya Aruna yang masih ceria mode on. Tangan yang satu merangkul lengan Gallan, tangannya yang satu lagi dia taruh di perut seolah ingin memperjelas bahwa dirinya ke sini untuk memeriksakan kandungannya.

"Besuk temen gue," jawab Freyya dingin, dia tau gelagat Aruna, jadi dia tidak mau balas bertanya. Lagipula, untuk apa juga dirinya penasaran.

Aruna hanya mengangguk-angguk dan kian memperjelas tingkah menyebalkannya dengan mengusap-usap perutnya dengan lembut. "Kalo kami ke sini karena buat meriksain--"

"Gue cabut dulu." Freyya memotong cepat.

Benar, solusi terbaik saat ini adalah kabur. Freyya kira dirinya akan sanggup melihat mereka berdua, tapi yang ada dirinya hanya bisa menghindari eye contact dengan Gallan, dia juga tak ingin mendengar bualan Aruna yang nantinya pasti akan dilebih-lebihkan lagi, sama seperti beberapa minggu yang lalu.

Gadis itu melangkah melewati keduanya, tapi gerakannya terhenti begitu Gallan yang sejak tadi diam kini membuka mulut. "Congrats for your seminar, Freyy," celetuknya tanpa ba-bi-bu, tapi cukup untuk membuat Aruna melotot karena langsung cemburu, di celah waktu sesempit ini Gallan masih sempat-sempatnya mengucapkan selamat.

Kedua sudut bibir Freyya yang tertarik tipis ke atas, ternyata Gallan ingat. Dia mengangkat wajahnya dengan percaya diri dan tanpa berbalik gadis itu membalasnya. "Thanks." Kemudian dia melanjutkan langkahnya tanpa berniat untuk basa-basi pamit.

Kepergian Freyya cukup membuat situasi menjadi tak enak. Gallan hanya terdiam memandangi punggung Freyya yang menjauh memasuki lift sedangkan Aruna menggigit bibirnya sendiri karena terbakar api cemburu hanya karena mendapati sorot mata Gallan yang penuh makna menatap mantan calon tunangannya itu.

Singkat dan tak seberapa tapi menyakitkan buat Aruna yang melihatnya.

"Harusnya lo ke sini nggak perlu gue temenin segala, Aruna," celetuk Gallan dengan nada rendah tapi artikulasinya jelas, dia menarik lengannya yang baru dia sadari entah sejak kapan dirangkul gadis ini.

Aruna menatap lelaki yang di sampingnya dengan mata penuh protes. "Kan kakak udah janji bakal nemenin aku."

"Setelah lo ngancem gue buat datengin orang tua gue?" sambung Gallan sarkas.

Ya, beberapa hari yang lalu Aruna memang merengek minta ditemani ke dokter kandungan dan mengancam akan mendatangi orang tua Gallan untuk mencari perhatian mereka jika Gallan menolak pemintaannya.

Tentu saja mau tak mau Gallan terpaksa menuruti, daripada dia ribut lagi dengan orang tuanya dan menambah kekecewaan mereka.

"Kamu pasti kayak gini karena habis ngeliat Freyya barusan, kan?" sambung Aruna melipat kedua tangannya depan dada.

THE REBELLOUSE! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang