19 : Divorce

4K 666 80
                                    

Tidak ada momen satu minggu di rumah kabin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada momen satu minggu di rumah kabin. Setelah mengetahui kabar kehamilannya, Leisha dan Jeisson berdiskusi berdua dan sepakat bahwa mereka akan mengadakan pertemuan dengan Seth, Katherine, orang tua Seth, dan juga orang tua Leisha. Mereka semua harus terbuka satu sama lain dan menyelesaikan masalah secepatnya agar Leisha bisa melahirkan dengan tenang. Kondisi tubuh dan mental ibu hamil harus dijaga sebaik mungkin. Leisha ingin ketika bayinya lahir nanti, ia sudah bisa menyediakan kehidupan yang layak, dan tentunya dengan kehadiran Jeisson di sisinya.

Tepat dua hari setelah berita kehamilannya, pertemuan itu diadakan. Mereka bertemu di sebuah ruang restoran private dengan meja berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan delapan kursi. Orang tua Leisha dan Seth duduk berjajar di sisi kanan, sementara Jeisson, Leisha, Seth, dan juga Katherine duduk berurutan di sisi sebelah kiri.

Leisha bisa melihat raut wajah bingung orang tua dan mertuanya. Mereka jelas tak mengerti mengapa Jeisson dan Katherine turut hadir dalam acara makan siang keluarga. Sementara Seth, tampaknya laki-laki itu sangat kurang beristirahat. Kantung matanya agak menghitam. Tatapannya sedikit kuyu. Rambutnya tidak ditata dengan pomade seperti biasa, hanya dibiarkan jatuh lurus begitu saja. Benar-benar bukan tipikal Seth Livingston yang Leisha lihat selama ini.

"Jadi," Tuan Livingston adalah orang pertama yang membuka pembicaraan. Ia memandang jajaran anak muda di seberang mejanya. "Ada apa ini?"

Leisha mengatur napasnya sebisa mungkin. Ia merasa sudah mempersiapkan diri dengan baik. Tapi tetap saja, rasanya menegangkan. Ia sedikit takut. Bukan ragu atas keputusan yang ia ambil, namun was-was akan reaksi yang akan diberikan oleh orang tua serta mertuanya. Leisha kemudian merasakan satu tangannya digamit oleh Jeisson, digenggam begitu hangat. Laki-laki itu berupaya untuk menenangkannya, berusaha memberitahu bahwa semuanya akan baik-baik saja sehingga Leisha semakin yakin.

Leisha lalu berujar, "Aku akan bercerai dengan Seth."

Oh, tolong—reaksi orang tua dan mertuanya tak berbeda jauh dengan apa yang sudah Leisha bayangkan. Tatapan terkejut luar biasa. Bahkan mereka seakan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna kalimat yang baru saja Leisha lemparkan. Lagi pula memangnya siapa yang tidak akan terkejut? Selama ini Leisha dan Seth tidak pernah mengeluh soal isi rumah tangga ini pada orang tua mereka. Semua orang hanya tahu bahwa suami-istri itu adalah pasangan yang sangat harmonis.

"Leisha," Nyonya Carrington menyambar, tak sepenuhnya percaya dengan apa yang diucapkan oleh anak tunggalnya tersebut. "Apa yang sedang kau bicarakan ini? Bercerai? Tapi kenapa?"

Leisha menekan belah bibir sesaat. Jelas sang ibu akan mempertanyakan. Sejak awal dekat dengan Seth, Leisha selalu bercerita pada wanita itu bahwa ia begitu mencintai Seth. Namun alih-alih menitikkan air mata, saat ini Leisha justru terlihat lebih tegar dan kuat.

Leisha menjawab, "Sudah tidak ada kecocokan dan kebahagiaan dalam rumah tangga kami, sehingga kami mengkhianati satu sama lain."

"Apa?" Nyonya Livingston membelalakkan mata. Ia menatap menantu dan putranya secara bergantian. "Siapa yang berselingkuh lebih dulu? Siapa? Tidak mungkin ada asap tanpa api, bukan?"

Feign✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang