4 : Initial Investigation

3.3K 644 27
                                    

Saat ini Leisha sudah sampai di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Leisha sudah sampai di rumah. Ia sedang duduk di tepi ranjang, berulang kali menghapus lelehan air mata sembari mengumpat kecil. Leisha tidak ingin menangis tersedu-sedu. Ia tidak ingin menangis meraung-raung dan membuat dirinya tampak tidak berharga sampai-sampai dikasihani oleh orang lain. Leisha ingin tetap terlihat kuat seperti biasanya, menahan seluruh rasa muak dan kesal akibat perlakuan sang suami walau sekarang hanya ada dirinya sendiri di kamar ini.

Ya, Leisha akui; selama ini ia hanya berpura-pura tabah. Ia tidak pernah menunjukkan kemarahannya sekalipun Seth pulang terlambat sampai tidak sempat menyantap menu makan malam yang ia siapkan. Leisha tidak pernah uring-uringan di depan Seth setiap kali pria itu membatalkan janji secara mendadak. Leisha juga tidak pernah memaksa Seth secara terang-terangan untuk mencintainya. Selama ini Leisha terkesan membiarkan segalanya mengalir begitu saja. Ia tampak seperti memiliki berton-ton kesabaran untuk menunggu Seth jatuh hati padanya secara penuh. Ia sungguh-sungguh terlihat seperti cerminan perempuan yang bahagia dengan pernikahannya.

Padahal di balik itu semua, Leisha menyimpan banyak keresahan dan rasa takut. Kepercayadiriannya tetap saja tak mampu menanggulangi perasaan was-was, khawatir bila sewaktu-waktu Seth berpaling darinya. Leisha sangat mencintai Seth, maka wajar bila ia merasakan semua ini.

Namun hari ini, Leisha mendapati sebuah lipstick perempuan di ruang pribadi Seth. Lipstick yang terlihat seperti sudah berulang kali dipakai dan jelas dimiliki oleh seseorang. Leisha belum membahas soal ini pada sang suami. Ia ingin mencaritahu lebih dulu, sebelum kemudian mendengar jawaban dari belah bibir Seth.

Setelah puas menitikan air mata tanpa isak, Leisha menghapus sisa-sisa lelehan bening tersebut menggunakan punggung tangan. Ia mendengus keras—berharap cara ini bisa meredakan sedikit sesaknya, kemudian bangkit. Ia mengayunkan tungkai kaki sampai berhenti di hadapan cermin besar, menelisik presensinya lamat-lamat. Leisha merasa tidak ada yang kurang dari dirinya. Ia memiliki paras yang menawan, tubuh yang proporsional, kesehatan yang baik, kulit yang bagus. Leisha juga cerdas; ia memiliki cukup banyak keterampilan termasuk melukis, memasak, merajut, dan membuat tembikar. Selain itu, Leisha memiliki selera fashion yang luar biasa. Ia mengerti bagaimana harus bersikap pada orang-orang, termasuk berbaur dengan para wanita sosialita—istri-istri dari kolega Seth yang sebetulnya tidak terlalu ia sukai. Leisha selalu berupaya menjadi istri yang baik untuk Seth, melimpahkan banyak pengertian dan kesabaran sebab ia begitu mencintai laki-laki itu.

Namun mengapa timbul hal yang membuat Leisha semakin curiga bahwa Seth memiliki perempuan lain di belakangnya? Rasanya seperti tidak mungkin, dan Leisha berharap praduganya itu tidak benar-benar terjadi.

Pada siang harinya, Leisha kembali ke gedung perusahaan Livingston Group. Tapi bukan untuk mengunjungi ruang kerja Seth, melainkan untuk mendatangi ruang cctv monitoring. Beberapa orang staff yang kebetulan sedang berada di ruangan tersebut refleks bangkit dari kursi masing-masing tatkala melihat kehadiran Leisha.

"Selamat siang, Nyonya Livingston," ujar mereka dengan ramah, kendati dengan jantung yang berdegub was-was. Leisha memang tidak pernah memarahi siapa pun di kantor ini. Hanya saja, semua orang tahu bila Leisha adalah istri sah dari CEO perusahaan ini. Sudah sewajarnya mereka semua menaruh rasa hormat pada Leisha.

Feign✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang