12 : Taking A Bath Together

4.9K 677 107
                                    

Leisha masih ingat betul apa saja yang terjadi semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leisha masih ingat betul apa saja yang terjadi semalam. Ia tidak mengonsumsi alkohol, apalagi mabuk sampai isi kepalanya kacau. Semalam Leisha melakukan seluruhnya dengan kesadaran penuh. Ia masih bisa mengingat dengan jelas semua yang ia lakukan bersama Jeisson.

Saat Leisha membuka mata, Jeisson masih memejamkan mata di sisinya. Tak pernah terpikirkan oleh Leisha bahwa dirinya bisa terbangun di atas ranjang yang sama dalam kondisi telanjang bersama laki-laki ini. Perempuan itu lantas memiringkan tubuh ke arah Jeisson. Ia bisa mendengar dengkuran halus yang menandakan bahwa Jeisson masih bersemayam di alam mimpi.

Leisha menatap wajah lelap itu lamat-lamat. Ia telah merealisasikan sesuatu yang nyaris tak mungkin terjadi. Bagaimana bisa dirinya yang sudah menikah, malah bercinta dengan laki-laki yang bukan suaminya? Mendadak, muncul sejumput rasa tak nyaman dalam dadanya. Ia memang sangat amat menikmati momen yang terjadi malam tadi dengan baik. Ia bahkan masih bisa mengingat setiap detiknya dengan jelas. Tapi, apakah tidak apa-apa?

Kini Leisha merasa bimbang. Ya, kebimbangan yang semestinya muncul tadi malam setelah ia mencium Jeisson lebih dulu. Biar bagaimanapun, Jeisson tidak bersalah. Leisha yang memulainya lebih dulu. Leisha juga yang mengizinkan Jeisson untuk menyentuhnya lebih jauh. Leisha lalu membelai wajah Jeisson dengan hati-hati. Entah sudah berapa banyak jasa yang Jeisson lakukan untuknya. Leisha merasa memiliki hutang budi, walau Jeisson tak pernah menganggapnya sebagai sebuah hutang.

Jeisson lalu mengangkat kelopak matanya perlahan-lahan. Usapan yang Leisha berikan memang terasa hangat dan nyaman, namun juga mampu membuatnya terbangun. Jeisson seakan tak ingin kehilangan momen ini. Ia ingin Leisha terus berada di sisinya, membelai wajahnya dalam waktu yang lama.

"Je ..." perempuan itu memanggil pelan. Suaranya lembut dan menenangkan bagi Jeisson, ditambah lagi dengan senyuman yang terukir pada detik berikutnya.

Jeisson membalasnya dengan dehaman halus. Ia menggenggam tangan Leisha yang berada di pipinya, lalu mengecup punggung tangan tersebut. Tapi jika Jeisson mengira bahwa senyuman yang Leisha suguhkan itu merupakan sebuah senyuman selamat pagi, maka ia salah besar.

Ternyata Leisha merangkum senyum dengan rasa bersalah di dalam dada. "Maaf," ujar sang gadis. "Maaf untuk semalam. Bisakah kau ... melupakannya?"

Jeisson kembali mengangkat kelopak mata. Ditatapnya wajah Leisha. Ada gurat-gurat rasa bersalah di sana. Jeisson lantas menjawab lugas, "Tidak." ia menjeda sesaat, menemukan secuil keterkejutan pada sepasang mata cokelat Leisha. "Aku tidak akan melupakannya walau hanya satu detik. Apa kau menyesal? Kau masih memikirkan suamimu?"

"Tidak, bukan itu." Leisha menggeleng pelan. "Aku hanya mendadak merasa buruk. Seth tidur dengan wanita lain di saat ia masih berstatus resmi sebagai suamiku. Lalu sekarang, aku juga tidur denganmu di saat aku masih berstatus resmi sebagai istri Seth. Bukankah itu berarti aku dan dia sama saja? Kami sama-sama manusia yang buruk."

Jeisson menarik napas dalam. Satu tangannya terangkat dan mulai membelai surai cokelat Leisha dengan lembut. Kemudian, intonasi tenangnya mengalun. "Kau tidak buruk, Leisha. Kau hanya balas memperlakukan Seth seperti ia memperlakukanmu. Tidak ada yang salah dengan itu."

Feign✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang