21 : Homestretch [END]

5.3K 552 85
                                    

Diam-diam, Leisha melangkah menghampiri Jeisson yang tengah memotong-motong jamur di atas meja counter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam, Leisha melangkah menghampiri Jeisson yang tengah memotong-motong jamur di atas meja counter. Perempuan itu lalu memeluk sang kekasih dari belakang, menyandarkan kepalanya pada pundak lebar si pria. "Belum selesai?"

Jeisson terkekeh. "Aku bahkan baru memulai, sayang." Ia kemudian meletakkan pisaunya di atas talenan, menyeka tangannya dengan serbet, lalu berbalik perlahan menatap gadisnya dengan penuh cinta. "Apa kau sudah merasa lapar?"

Leisha menggeleng. "Apa berlebihan jika aku tak mau terlalu lama diabaikan olehmu?"

Jeisson tergelak. "Aku tidak mengabaikanmu. Aku hanya memasak untukmu."

Leisha menahan senyum. Ia paham, kok. Hanya sedang ingin menjahili Jeisson saja. Ia kemudian mendapati Jeisson yang mulai merendahkan tubuh di hadapannya. Pria itu mengusap-usap perutnya, mengecupnya beberapa kali, dan meletakkan telinga seakan mampu mendengar sesuatu dari dalam sana.

"Kira-kira Baby-nya sedang apa, ya?"

Leisha tertawa pelan, membelai surai hitam Jeisson. "Kau harus ingat ucapan dokter yang berkata bahwa Baby baru berkembang sampai sebesar buah apel. Dokter juga bilang bahwa Baby sudah mulai bisa mendengar suara walaupun samar. Jadi berikan kalimat yang baik untuknya."

"Baiklah; Baby ... Papa dan Mama akan senantiasa menjagamu dan menantimu sampai kau bisa melihat dunia. Baik-baik di sana, ya. Papa dan Mama mencintaimu." Jeisson membubuhkan kecupan sekali lagi, sebelum akhirnya bangkit berdiri.

Jangan tanya betapa luar biasanya afeksi yang Leisha rasakan. Entah sudah sebanyak apa ia memanjatkan rasa syukur atas kehidupan yang ia genggam saat ini. Ia merasa beruntung karena pria yang teramat mencintainya adalah sosok Jeisson Harold, bukan pria lain. Ia juga merasa beruntung karena ayah dari bayinya adalah Jeisson. Tak bisa Leisha bayangkan jika laki-laki itu adalah Seth. Kira-kira apa yang akan terjadi? Mungkin saja ia dan bayinya akan diterlantarkan. Ugh, Leisha bahkan tak sanggup membayangkannya.

Tapi, sudahlah. Tidak ada gunanya mengingat pribadi Seth Livingston. Leisha tak lagi peduli; entah Seth bahagia karena sudah bisa menjalin hubungan bebas bersama Katherine, atau justru tersiksa karena rasa bersalah. Leisha tidak akan menoleh ke belakang. Ia akan terus melangkah maju bersama Jeisson yang menggenggam tangan di sisinya.

Leisha kemudian membalas pagutan lembut pada belah bibirnya, yang selalu sama manisnya seperti kali pertama ia berciuman dengan Jeisson. Kini tak perlu diragukan lagi. Leisha yakin pada hatinya bahwa ia benar-benar mencintai Jeisson tanpa kata tapi. Dengan Jeisson, Leisha bisa melakukan banyak hal yang tak bisa ia lakukan selama menikah dengan sang mantan suami. Contohnya saja seperti melukis, merajut, membuat tembikar, sering-sering menonton film bersama, mendampingi Jeisson saat bekerja, dan masih banyak lagi. Leisha juga mendapatkan apa yang tak ia dapatkan dari Seth; yaitu cinta yang besar dengan ketulusan luar biasa.

Lalu ciuman pun dilepaskan. Leisha berjinjit untuk mengecup bibir Jeisson sekali lagi. "Aku akan duduk dan menunggumu."

Jeisson menarik kedua sudut bibir hingga menyentuh ujung matanya. "Aku tidak akan lama."

Feign✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang